Disbudpar Sulsel-Poltekpar Makassar Teken MoU Pengembangan Kepariwisataan

 

Penandatanganan MoU Pariwisata Sulsel.
Muhammad Arifin, Muhammad Jufri dan Ichsan Mustari (kedua, ketiga dan keempat dari kanan) di Almadera Hotel, Makassar (09/11/21).

AMBAE.co.idMakassar. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) menjalin kerja sama resmi dan kuat dengan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar. Ditandai dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Ourstanding) di Almadera Hotel, Kota Makassar pada Selasa pagi (09/11/21).

Muhammad Jufri selaku Kadisbudpar dan Muhammad Arifin selaku Direktur Poltekpar Makassar dengan bangga memperlihatkan MoU di hadapan 24 Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota yang hadir. Ditambah Pimpinan dan Pengurus Asosiasi Pariwisata diantaranya PHRI, IHGMA, GIPI, HPI, ASITA, AHLI, ASTINDO, ITLA, BPPD Sulsel dan LSP.

Kerja sama itu menjadi memberi sinyal yang kuat kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota terutama yang belum melakukan MoU dengan Poltekpar Makassar. Mengingat sudah banyak daerah, bahkan mendahului ikatan kerja sama yang dijalin hari ini.

“Kita bersyukur karena hari ini kita melakukan penanda tanganan kerja sama dengan Disbudpar Sulsel. Mudah-mudahan ini melengkapi kerja sama sebelumnya dengan beberapa Kabupaten dan Kota,” ungkap Arifin.

Dan kepada daerah yang ingin mengikuti jejak lainnya, Arifin menyampaikan pihaknya amat terbuka dalam membantu memberi pendampingan. Tak hanya pemerintah, Poltekpar Makassar juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Makassar.

“Jadi kita juga ada kerja sama dengan perguruan tinggi di Belanda, Hongkong dan Singapura. Ayo daerah yang mau kerja sama dengan Poltekpar Makassar, kita membuka ruang dan waktu,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadisbudpar Sulsel dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya sangat senang dengan kerja sama yang terjalin. Disebutnya bahwa jauh sebelum MoU lahir, kedua pihak sudah sangat intens berkolaborasi dan bersinergi untuk bersama-sama mengembangkan kepariwisataan.

Read:  Event Lokal dan CHSE Jadi Bahasan CERPEN Kemenparekraf-Budpar Sulsel

Namun, penguatan di sisi legalitas menjadi penting. Betapa tidak, akan memotivasi Kabupaten/Kota untuk lebih jauh lagi memperkuat kerja sama, hebatnya lagi jika lebih spesifik.

“Di tempat ini hadir pula asosiasi, Saya berharap nantinya ada kerja sama khusus dengan asosiasi. Pelatihan mungkin, pembimbingan, dan juga sertifikasi dari LSP Pariwisata Anging Mammiri, itu salah satunya ya,” harap Jufri.

Disbudpar Sulsel hadir mensupport daerah sekaligus mendorong untuk dapat bergandengan dengan Kemenparekraf RI serta stakeholder lainnya. Terkait itu, Jufri menitipkan PR kepada seluruh Kabupaten dan Kota untuk menciptakan event-event baru ataupun yang sudah ada namun dinaikkan statusnya menjadi standar nasional.

Read:  Kades Bonto Tangnga Bantu Warganya Perlengkapan Sekolah

Selain itu, Jufri meminta dukungan daerah uatamanya sekitar Maros dan Pangkep terhadap proses pengusulan Geopark Nasional Maros-Pangkep menjadi UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep. Kawasan geopark ini seyogyanya menjadi daerah tujuan wisata khususnya wisata edukasi.

“Geopark Maros-Pangkep baru saja melalui satu proses virtual assessment. Mudah-mudahan ini bisa dicatatkan menjadi kebanggaan Sulawesi Selatan sebagai warisan dunia. Tim Asesor dari UNESCO akan datang melakukan visitasi langsung bulan ini. Mohon dukungan kita sekalian,” pinta Jufri.

Beriringan dengan itu, Disbudpar Sulsel juga mendorong daerah lain untuk mengembangkan kawasan geopark ataupun kawasan serupa yang kental akan nilai budaya dan peradaban. Sebagai contoh, Toraja dengan wisata budayanya, satu lagi Kabupaten Kepulauan Selayar yang terua diupayakan masuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Asisten II Setda Provinsi Sulsel, H Muhammad Ichsan Mustari mengatakan untuk mewujudkan kemajuan dan kejayaan yang berkelanjutan, tidak terlepas dari sinergitas dan kolaborasi yang apik. Dibutuhkan komitmen yang kuat dan mengabaikan ego sektoral.

“Buang jauh-jauh sectoral ego, kedepankan sectoral share karena ini menjadi penting. Lebih penting lagi, minimal ada komitmen kita dari sekarang,” imbuhnya.

Pendekatan demikian akan lebih mempercepat pembangunan dan pengembangan kepariwisataan. Penyiapan infrastuktur jalan misalnya, tentu bukanlah wewenang dan tanggung jawab Dinas Pariwisata, ketika Dinas PUPR mengambil peran aktif, maka hal itu bukanlah hal sulit.

“Point yang ingin kami sampaikan, bagaimana orang mencari tahu dengan kemampuan memberi tahu yang kita miliki. Begitu kuatnya promosi dapat memikat wisatawan untuk datang, mungkin berkali-kali kalau pelayanannya maksimal dan memuaskan,” paparnya.

Ichsan menggambarkan perjalanannya beberapa tahun lalu ke Stonehenge. Adalah destinasi wisata yang ada di Wiltshire, Inggris dengan potensi sejarah berupa bangunan batu besar yang diyakini dari zaman Neolitik.

“Bayangkan kita kesana 7 (sampai) 8 jam hanya mau melihat batu. Tapi karena promosinya bisa meyakinkan kita, ya kita sampai juga di sana,” kata Ichsan.

Dia yang mewakili Plt Gubernur Sulsel saat itu dimandat membuka kegiatan tersebut. Ditambahkan, Andi Sudirman Sulaiman yang kini menjabat Plt Gubernur Sulsel punya perhatian khusus terhadap kepariwisataan.

Read:  PNS Berseragam KORPRI Hadir Daring Dalam Gelaran Upacara Harkitnas 114 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan

Bandara di beberapa daerah lanjut diprioritaskan pembangunan dan pengembangannya. Semua itu untuk mendukung ketersediaan aksesibilitas agar wisatawan ke destinasi wisata dapat tiba lebih cepat. (*)