
AMBAE.co.id – Makassar. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (DisBudPar) Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) kembali menggelar kegiatan terkait permuseuman. Kali ini berupa pengenalan dan edukasi bertajuk Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Museum Bagi Masyarakat.
Sosialisasi tersebut dilangsungkan di D’Maleo Hotel, Kota Makassar pada Selasa (08/12/20). Di mana secara resmi dibuka KadisBudPar SulSel, Denny Irawan Saardi serta dihadiri pula beberapa pejabat lingkup DisBudPar SulSel.
Dikatakan bahwa sosialisasi itu bagian dari program Pemerintah Pusat dengan target untuk menggairahkan masyarakat bisa berkunjung ke museum. Pihaknya mengkhususkan Museum Karaeng Pattingalloang yang ada di Kota Makassar sebagai target utama.
“Berkunjung ke museum, kita bisa dapatkan banyak inspirasi. Berangkat dari sejarah dan budaya masa lalu, perencanaan untuk masa mendatang Inshaa Allah dapat lebih optimal”, kata Denny.
Sejalan dengan Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang diprakarsai Pemerintah Pusat, Denny berharap masyarakat tidak meninggalkan dan mengabaikan museum sebagai wadah edukatif. Terlebih kata dia, bagi pelajar maupun kalangan yang spesifik membutuhkan literatur terhadap data sejarah dan budaya serta peradaban manusia di era sebelumnya.
“Gerakan Nasional Cinta Museum ini pada hakikatnya, bagaimana masyarakat mengapresiasi sejarah dan budaya pada sisi nilai dan otentiknya. Dipahami bersama kan bangsa yang besar, harus menghargai pendahulunya, di museum kita akan temui jejak pendahulu bangsa ini”, pungkasnya.
Di hadapan para Narsumber dan peserta sosialisasi, dirinya menegaskan hal penting terkait kondisi Pandemi COVID-19 saat ini. Menurutnya, dengan suasana yang serba dibatasi demi menjaga kesehatan satu sama lain, museum harus terus bergerak menciptakan inovasi agar tetap eksis menyuguhkan isi museum yang edukatif dan informatif.
“Dibeberapa tempat, misalnya perpustakaan sudah diterapkan peminjaman online. Nah, museum mungkin bisa berinovasi melahirkan tour virtual bagi masyarakat”, ujarnya.
Kembali Denny menekankan, museum hadir mengembalikan kecintaan masyarakat pada sejarah maupun budaya yang disebut-sebut belakangan ini kian tergerus globalisasi. Belum lagi penggunaan gadget yang menggeser media manual seperti kertas, kini dan ke depan museum mesti mengikuti arus milenium melalui pemanfaatan dunia digital dalam bersoalisasi dan berinteraksi lebih luas. (*)