AMBAE.co.id – Makassar. Berlangsung Talk Show dalam rangka Pemilihan Duta Wisata (Duwi) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2021 pada Sabtu (09/10/21). Tepatnya di Aryaduta Hotel, Jalan Somba Opu Nomor 297, Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Menghadirkan 3 narasumber yakni Kepala Seksi Sarana dan Pertunjukan pada Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel, Ernie Irawati Zainal Abidin, Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) Provinsi Sulsel Periode 2021-2024, I Gede Arya Pering Arimbawa dan Plt Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Sulsel, Hendra Nick Arthur.
Ketiganya diminta memberikan tips untuk menjadi Duta Wisata. Menurut Ernie minimal ada tiga hal yang patut dimiliki seorang Duwi Sulsel.
Pertama harus smart, bahwa Duta Wisata wajib memiliki wawasan luas terkait kepariwisataan. Mengingat Duwi adalah perwakilan atau brand ambassador bagi sektor pariwisata.
Hal kedua, penting untuk memiliki sikap yang mencerminkan teladan bagi masyarakat akan sadar wisata dengan mengantongi syarat behavior. Dalam prespektif sektor pariwisata dikenal Sapta Pesona, mencakup tujuh unsur yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.
Karenanya Duta Wisata dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menciptakan suasana yang nyaman bagi wisatawan ataupun pelancong. Sekaligus mensupport konsep sadar wisata untuk mendorong peningkatan kunjungan ke destinasi wisata karena Duta Wisata bagian tak terpisahkan dari tourism pentahelix, khususnya komunitas.
Point terakhir, barulah masuk unsur menyenangkan, dimana Duta Wisata diharapkan memiliki paras yang cantik dan gagah. Betapa tidak, mereka nantinya akan ditempatkan di sisi terdepan (front) dalam upaya menggenjot pariwisata lebih optimal, apalagi dengan terpuruknya sektor pariwisata dalam kurun waktu sekira dua tahun terakhir.
“Ada 3 tips buat adik-adik Duta yang akan beraudisi tahun ini. Dia harus smart, behavior, cantik”, paparnya.
Ketiga hal itu hanya bagian kecil yang mesti dipegang teguh para Finalis yang berjumlah 70 orang tahun ini. Untuk menjadi yang terbaik di tingkat Sulsel, Ernie menitipkan pesan agar Duta Wisata fokus menggali potensi diri, lalu mengangkat daerah asalnya, tapi tidak mengabaikan daerah lainnya di Sulsel yang mencapai 24 Kabupaten/Kota.
“Tampilkan yang Anda tahu, sehingga jadi yang terbaik buat Sulsel untuk mewakili ke tingkat nasional”, pintanya.
Ernie mengungkapkan perasaannya di hadapan para peserta Duta Wisata dari 19 Kabupaten/Kota di Sulsel. Kebanggan tersendiri menurutnya karena pencapaian prestasi di tingkat nasional tidak pernah mengecewakan, justru mampu membawa nama harum Sulsel.
“Kebanggaan buat Saya karena lima tahun terakhir ini bisa mendampingi Duta Wisata Sulsel. Jadi mulai dari Pemilihan tingkat provinsi sampai tingkat nasional, Saya tetap mendampingi adik-adik sekalian”, tegasnya.
Tugas penting menanti pemenang Pemilihan Duta Wisata Sulsel. Dirinya berharap ajang itu bukan sekedar menggapai impian juara, tapi bagaimana memperdalam keilmuan, pengetahuan serta pengalaman terkait kepariwisataan, kebudayaan dan ekonomi kreatif untuk dipromosikan, disampaikan dan mengajak orang berkunjung ke Sulsel.
“Adik-adik Saya harapkan bisa mempromosikan pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif kepada masyarakat luas. Terutama ya, kepada wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk datang ke Sulsel menikmati indahnya destinasi pariwisata kita, datang dan datang lagi di kesempatan berikutnya”, imbuh Ernie.
Tips lain datang dari Arya yang juga adalah General Manager (GM) Hotel Harper Perintis, Kota Makassar. Dirinya mencontohkan bagaimana pariwisata khususnya di Sulsel bisa bertahan di tengah pandemi.
Perhotelan misalnya, konsep survival ini mesti dipahami, dicerna serta menjadi modal bagi Duta untuk ikut memajukan dan mengembangkan sektor pariwisata. Kebangkitan dan tumbuh kembangnya pariwisata tidak hanya ditentukan Pemerintah, ada lima unsur kata Arya dan Duta Wisata bersama Masyarakat salah satunya, yang lain adalah Pengusaha, Akademisi dan Media.
“Tips paling simpel nggak muluk-muluk, harus digaris bawahi, seorang Duta Wisata punya wawasan lebih, mesti smart, spesifik, realiable”, kata Arya.
Lanjut disampaikan, ketika diminta menjawab suatu pertanyaan, Duta Wisata selayaknya memahami apa yang akan disampaikan. Bukan malah menjawab lari kanan, lari kiri, manfaatkan teknologi yang ada untuk belajar dan mendalami materi kepariwisataan.
“Jaman sekarang mudah, Google bisa dibuka, perdalam saja. Saya bilang begini, tidak perlu kita belajar sampai Shubuh, baca dan pelajari sampai paham. Jangan sampai semua materi di luar kepala, itu ndak masuk-masuk”, tuturnya.
Arya menambahkan, Duta Wisata patut memperdalam hospitality. Harus sopan, santun punya integrity dan mengembangkan self confidence.
“Dalam grafik x dan y, ketemunya di titik nol. The way of thinking perlu dilatih. Kompetensi perlu dibekali dengan skill, knowledge, attidude dan art, jangan sampai cara bicara kita asal-asalan saja”, tambah Arya.
Tips dari Arya membuat Nasri Ashari manggut-manggut pada sisi meja peserta. Nasri, Finalis Duta Wisata dari Kabupaten Wajo yang turut menghadiri Gala Dinner malam itu minta kepada Arya mengenai point penting untuk bisa menjuarai ajang bergengsi kepariwisataan tersebut.
Narasumber ketiga punya harapan agar tahun ini, Pemilihan Duta Wisata Sulsel semakin baik. Sehingga pemenangnya pun adalah pilihan terbaik, meski pada dasarnya tidak ada yang salah kata Hendra dengan tahun 2020 silam.
“Mudah-mudahan tahun ini jauh lebih baik. Kita berharap ada sesuatu yang lebih dari tahun sebelumnya, keseriusan Pemerintah mendukung Duta Wisata ini tidak main-main, menjadi salah satu prioritas daerah”, ungkapnya.
Wawasan Duta Wisata perlu diperkuat dengan kemampuan diri mengajak wisatawan datang ke Sulsel. Tentu dengan cara, metode dan pola tersendiri sebagai kalangan milenial, tapi tidak berarti jalan sendkri, penting untuk bersinergi dengan stakeholder terkait.
“Bukan cuma wawasan saja, juga public speaking, penampilan. Wawasan yang disampaikan Ibu Erni ini perlu diperkuat lagi. Jadi catatan, skill bahasa asing sangat penting, kalau boleh ditambah lagi”, ujarnya.
Ke depan, BPPD akan menyasar wisatawan dari Timur Tengah dan China. Jika selama ini Amerika dan Eropa fokus promosi, tentu dibutuhkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Kemampuan lain diantaranya menyanyi, menari dan memainkan alat musik. Tambahan pengetahuan inilah kata Hendra yang menjadikan pemenang Duta Wisata berbeda dibanding peserta lainnya. (*)