Atasi Perwakilan Jogja dan Bandung, BM Band Lalui Perjalanan Panjang Merengkuh Juara Satu

Pucuk Cool Jam 2020 di Yogyakarta.
Hadiah Juara I dipegang Jabal Nurdiansyah, Drummer BM Band (01/02/20).

AMBAE.co.id – Yogyakarta. Bina Mentari Band (BM Band) dapatkan standing applause dari Armand Maulana di ajang Pucuk Cool Jam (PCJ) 2020. Hal itu diraih setelah membawakan lagu Pakarena (lagu daerah Makassar) dan satu lagu wajib.

Dibuat khusus oleh Iga Massardi, lagu wajib berjudul Make The Journey Louder itu dilantunkan di Lapangan Parkir Mandala Krida, Kota Yogyakarta pada Sabtu (01/02/20).

Band ini diperkuat empat personel yakni Akbar sebagai Vocalis, Ingwi Randanata sebagai Guitaris, Jabal Nurdiansyah sebagai Drummer dan Deny Neurus Marchel Putra sebagai Bassis. Mereka adalah siswa kelas XII (kelas tiga) pada tahun ajaran 2019/2020 di SMA Negeri 4 Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Read:  KOMPAK Kenalkan Aplikasi FishOn Untuk Meningkatkan PAD Bantaeng

Awal perjalanan mereka dimulai setelah mengirimkan file dalam format “.mp3” untuk digital audition yang dibuka bulan September 2019. Pada tahap ini diikuti ratusan peserta dari tujuh kota besar di Indonesia.

Adapun tujuh kota besar itu sekaligus lokasi untuk tahap “Road To Pucuk Cool Jam 2020”. Adalah Jabodetabek (Jakarta), Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Makassar dan Samarinda.

“Kita kan sering tampil di beberapa tempat di Bantaeng, Jeneponto dan Bulukumba. Kebetulan waktu itu kita lihat satu event namanya Pucuk Cool Jam. Awalnya mereka itu minta digital audition. Kebetulan kami punya beberapa video pas lomba-lomba di daerah kayak Bantaeng, Jeneponto, Bulukumba. Terus kami kirim setelah dijadikan .mp3”, jelas Ingwi saat ditemui dan diwawancarai ekslusif AMBAE di Residence UGM, Yogyakarta.

Sebelum itu, saat proses menuju pendaftaran mereka mengaku menemui beragam kendala. Dikatakan sang Gitaris bahwa untuk mendaftar harus mengajukan dua tim, yang mana satu tim untuk kompetisi band dan satunya lagi bagian dance (ekskul). Tetapi, pada akhirnya mereka bisa mengatasi kesulitan yang dialami dan menemukan tim untuk diikutkan pada kompetisi tersebut.

“Di samping itu untuk mendaftar menjadi peserta kita juga butuh ekskul atau nari. Kita kan belum siap ceritanya untuk (peserta bagian) menari. Tapi, kami punya penari dan itu lumayan susah karena latihan menari itu cuman dua hari doang. Terus, mereka kan bukan sebagai tumbal tapi mereka juga berharap jadi juara. Hanya saja, memang belum ketiban rezekinya”, ungkap Ingwi.

Sekira bulan November 2019, mereka pun mengetahui lewat pengumuman untuk menuju tahap selanjutnya. Saat itu terpilih 17 tim ditambah tiga peserta yang mendapatkan wildcard.

Adapun totalnya sebanyak 20 tim di kategori band dan jumlah yang sama di kategori ekskul. Khusus tim yang mendapatkan wildcard diraih karena pencapaian point share tertinggi.