Event Lokal dan CHSE Jadi Bahasan CERPEN Kemenparekraf-Budpar Sulsel

 

Penerapan CHSE pada event lokal.
Tapping Talk Show oleh Kemenparekraf/Baparekraf RI di Benteng Fort Rotterdam, Makassar (17/11/21).

AMBAE.co.idMakassar. Pagi nan cerah beratapkan langit biru Kota Makassar serta beralaskan rumput hijau Benteng Fort Rotterdam, Kemal Redindo Syahrul Putra duduk bersama sejumlah tokoh Sulawesi Selatan (Sulsel) di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar pada Rabu (17/11/21).

Tepat di atas lahan kawasan Benteng Fort Rotterdam berlokasi. Dua tokoh Sulsel di samping Dindo yakni Wakil Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Sulsel, Erlin Tang Jaya dan juga Muliana Muhidin dari Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel.

Dan tepat di sisi kirinya duduk Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf/Baparekraf RI). Keempat orang itu tidak duduk begitu saja.

Mereka membahas perannya untuk memajukan industri event lokal yang ada di Sulsel. Targetnya menerapkan stadar protokol kesehatan yang oleh Kemenparekraf/Baparekraf memadukannya menjadi program CHSE mencakup Kebersihan (Cleanliness), Kesehatan (Health), Keamanan (Safety), dan Kelestarian Lingkungan (Environment Sustainability).

Oleh Gadis Chairunissa selaku Host, keempatnya diminta memaparkan fungsi dan tanggung jawabnya sekaligus metode yang dijalankan untuk mensosialisasikan CHSE dalam kaitannya dengan penyelenggaraan event lokal di daerah.

“Bagaimana Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan memonitor protokol CHSE dalam penyelenggaraan event lokal di daerah?” kata Miss Indonesia Sulsel 2011 dan juga Putri Pariwisata Sulsel 2009 itu.

Dindo meresponnya dengan paparan yang menegaskan bahwa pihaknya mengedepankan perizinan wajib terhadap rencana pelaksanaan event. Mesti ada izin dulu dari Satgas COVID-19 daerah setempat barulah event itu berlanjut untuk dilaksanakan.

“Izinnya tertulis yang memuat rencana event, kapan, dimana dan seperti apa event itu ketika melibatkan orang banyak. Upaya mengurangi mobilitas dan meminimalisir kerumunan, panitia harus meyakinkan Satgas penanganan COVID-19 jika standar protokol COVID-19 bisa diterapkan dengan ketat pada event bersangkutan,” jelas Dindo.

Aturannya jelas, ketika event digelar indoor, maka kapasitas muat ruangan hanya dibolehkan maksimal 50 persen dari total kapasitas biasanya. Lantas langkah 3 M, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak aman diberlakukan sebagai prosedur tetap.

“Terus dipantau, sebelum, selama acara sampai event itu berakhir, seperti apa CHSE diterapkan,” tuturnya.

Karena CHSE bukan hanya berkutat pada kebersihan semata. Sebagaimana akronim itu mewujud menjadi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability, maka 4 point tersebut harus diperhatikan betul kata Dindo untuk mengurangi resiko penyebaran dan penularan COVID-19 kepada masyarakat.

Read:  Programkan Pendidikan dan Kesehatan, Ketua PKK SulSel Temui Warga Maccini Sombala Makassar

Event dapat berlanjut hingga usai karena tidak ada keraguan munculnya klaster baru gegara event pariwisata yang menyasar wisatawan untuk datang ke destinasi. Hal serupa dilakukan Disbudpar Sulsel terhadap industri perhotelan dan unsur penunjangnya.

“Makassar kan dikenal dengan MICE-nya (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibitio). Sebelum kegiatan pertemuan di hotel dimulai dan dibuka, dilakukan swab test ataupun antigen test ditambah pembuktian vaksinasi sebanyak 2 kali, sehingga peserta rapat dan panitia dijamin kondisi kesehatannya,” urai dia yang menjabat Sekretaris pada Disbudpar Sulsel.

Melalui CERPEN (Cerita Protokol CHSE Event) itu, Kemenparekraf/Baparekraf RI dan Disbudpar Sulsel bersama stakeholder terkait berkomitmen memaksimalkan sosialisasi CHSE terhadap event lokal melalui penyebaran informasi pada media lokal.

Read:  Lawa Bale, Mattojang Paccekke dan Pajaga Welado Resmi Bersertifikat WBTB

Kemenparekraf/Baparekraf RI yang menjadi penggagas sekaligus pelaksana kegiatan bertajuk CERPEN itu sedianya akan menggandeng televisi lokal di Kota Makassar dan sekitarnya. Rabu pagi di Benteng Fort Rotterdam tadi adalah moment dimana tapping Talk Show dilangsungkan.

Juga bagian tak terpisahkan dari program Media Gathering. Oleh kementerian, inj dihelat di 5 kota di Indonesia yakni Makassar, Surabaya, Medan, Yogyakarta, dan Lombok.

Read:  Ketua PKK SulSel Bantu 400 Penderita Kusta

Dindo kemudian disodori pertanyaan kedua terkait peran Disbudpar Sulsel dalam memajukan industri event lokal di daerah. Sementara Pandemi COVID-19 masih belum berakhir.

“Tentu kita support selalu agar event-event lokal kembali diselenggarakan, kuncinya itu tadi, protokol kesehatan dijalankan, diterapkan, dipatuhi. Artinya, protokol kesehatan tetap kita jalankan, ekonomi juga bangkit, pariwisata kembali bergairah. Demikian halnya sering disampaikan Bapak Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan agar semua unsur dioptimalkan kembali untuk menggairahkan sektor pariwisata,” pungkasnya.

Sedangkan empat tokoh lainnya mengungkapkan sesuai bidang tugasnya. Dindo meyakini jika kolaborasi dan sinergitas berjalan dengan dasar konsitensi dan komitmen yang kuat, sektor pariwisata dengan sektor ekonomi kreatif dan semua subsektor didalamnya akan muncul lagi berkontribusi terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto. Lebih penting lagi bahwa perekonomian berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat sebagai wujud multiplier effect pariwisata. (*)