AMBAE.co.id – Makassar. Kurasi event pariwisata yang akan dilaksanakan Kemenparekraf/Baparekraf RI (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia) beberapa hari ke depan, dijemput dengan sebuah inovasi. Lahir dari tangan dingin Prof Jufri, sejumlah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten dan Kota di Sulsel di-coaching.
Satu persatu mempresentasikan materi event daerahnya. Dimulai dari Kabupaten Bulukumba memaparkan Festival Pinisi, mulai dari deskripsinya hingga dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat karena ada perputaran uang yang begitu masif selama event.
Lima daerah lainnya adalah Kabupaten Barru, Kepulauan Selayar, Tana Toraja, serta Kota Makassar, dan Parepare. Kadisbudpar Sulsel (Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan), Muhammad Jufri yang bergelar professor itu banyak memberi masukan pada tiap presentasi.
Penekanannya adalah bagaimana memanfaatkan waktu yang diberikan dengan durasi 7 menit pemaparan, ditambah 5 menit untuk sesi tanya jawab. Materinya diharapkan Jufri, memuat point penting saja dan tidak membuat Kurator nantinya justru bingung.
“Saya akan ada disini sampai akhir pertemuan kita hari ini. Begitu pentingnya ini, semua agenda Saya coba sesuaikan, jadi kita akan mendengar presentasi setiap event pariwisata dari daerah, masing-masing kita hitung waktunya 7 menit ya,” tegas Prof Jufri.
Penjelasan lengkapnya seyogyanya dicantumkan pada dokumen yang dikirim ke Kemenparekraf/Baparekraf RI. Sehingga presentasi lebih kepada penggambaran secara visual yang didukung konten foto, foto ataupun animasi.
Selama presentasi berlangsung, Kadisbudpar Sulsel menghitung akurasi waktu. Dengan berlatih seperti ini, nampaklah hal-hal yang masih perlu diperbaiki untuk meyakinkan Kurator bahwa event dimaksud layak masuk pada Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022.
Untuk diketahui, sejak pagi hingga siang, pertemuan dihelat di Ruang Rapat Disbudpar Sulsel. Tepatnya di Gedung MULO, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kelurahan Mangkura Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Oleh Prof Jufri, tempat itu pula disiapkan sebagai lokasi presentasi pada hari “H” kurasi KEN 2022. Bakal dilaksanakan secara hybrid, Kurator hadir secara virtual, sedangkan mereka dari Sulsel berkumpul di Gedung MULO.
“Kita kumpul disini supaya koordinasinya mudah. Jaringan internet akan kita pastikan kekuatannya, kalau perlu kita bandwidth-nya,” ujarnya.
Selain durasi, Prof Jufri mengarahkan agar presentasi disampaikan oleh pelaksana event yang memang memahami teknisnya. Kecuali kata dia, jika memang Pemerintah Kabupaten/Kota ada kesepakatan tersendiri untuk disampaikan oleh Kepala Dinasnya ataupun Bupati/Walikota.
“Tentu Saya juga akan hadir nanti mendampingi. Siapa yang mempresentasikan? Bukan Saya karena Bapak dan Ibu sekalian yang memahami seluk beluk program dan kegiatan di daerahnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sulsel mengusulkan 10 event dari Kabupaten/Kota. Merupakan hasil kurasi Pemprov Sulsel melalui Disbudpar Sulsel dari semua usulan 24 Kabupaten/Kota yang masuk.
Usulan ditujukan ke Kemenparekraf/Baparekraf RI. Alhasil, 31 Januari lalu diumumkan oleh Reza Fahlevi selaku Direktur Event Daerah, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan/Event Kemenparekraf/Baparekraf RI, hanya 6 yang lolos kurasi.
“Alhamdulillah kita sukses mendorong 10 event dan kembali ke kita 6 event. Inilah yang kita harapkan lolos semua masuk di KEN 2022,” harap Kadisbudpar Sulsel.
Pertama Festival Pinisi dari Bulukumba, disusul Festival Takabonerate dari Kepulauan Selayar. F8 dari Makassar, Festival Budaya to Berru dari Barru, Festival Salo Karajae dari Parepare, dan Lovely December dari Tana Toraja.
Jufri tidak lupa mengingatkan untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan selama luring. Hal mendasar di era Pandemi COVID-19 ini lantas akan diperiksa langsung Kurator untuk memastikan diterapkannya CHSE pada pelaksanaan event pariwisata. (*)