AMBAE.co.id – Makassar. Lima daerah di Provinsi Sulsel (Sulawesi Selatan) kembali dipertemukan di Gedung MULO, Kota Makassar pada Selasa, 7 Juni 2022 dalam sebuah rapat bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Kadisbudpar) Sulsel, Muhammad Jufri. Pertama Kabupaten Bulukumba, Kepulauan Selayar, Barru, Kota Makassar, dan Parepare.
Jufri dikesempatan itu meminta agar ada tim bersama menangani Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 yang dibentuk dari 5 daerah tersebut. Nantinya menangani ragam hal, terutama promosi, pemasaran, maupun publikasi dari rangkaian event.
“Saya usulkan ada tim kreatif dari 5 Kabupaten/Kota yang bergabung di satu tim, jadi ini satu kesatuan. Semoga tahun ini kita bisa cetak rekor, tim ini ruh nya kegiatan. Saya punya harapan besar, ketika daerah yang satu melaksanakan event, maka 4 daerah yang lain mensupport penuh,” pinta Jufri saat memimpin rapat.
Kepada utusan Kabupaten dan Kota, dia juga menitip pesan agar Bupati dan Walikota mengarahkan semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk mendukung pelaksanaan event. Sehingga kolaborasi terbangun dan mewujud, tanpa mengedepankan ego-sectoral.
D Khaddafi selaku Sekretaris Disbudpar Sulsel di awal rapat menjelaskan bahwa pertemuan itu diadakan untuk mendengarkan pemaparan pelaksana KEN di Sulsel terkait kemajuan persiapan event. Disbudpar Sulsel sendiri kata Devo, sapaan akrabnya, menyediakan ruang-ruang untuk melakukan promosi seperti media banner ataupun baligho.
Dapat memanfaatkan TIC (Tourism Information Center) yang ditempatkan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Gedung Kesenian, Monumen Mandala, begitu pula billboard dan TIC di Gedung MULO, serta publikasi berupa media sosial dan website yang dikelola Disbudpar Sulsel maupun yang dikerjasamakan dengan pihak lainnya seperti Lion Magazine. Karenanya, penting untuk mengetahui perkembangan persiapan event hingga hari ini.
“Sesuai undangan kita hari ini, kami lebih banyak mendengarkan progres dari persiapan teman-teman dari 5 Kabupaten/Kota yang menjadi tuan rumah pelaksanaan Kharisma Event Nusantara. Yang kedua, sejauh mana bentuk promosi yang bisa kami bantu. Kita punya beberapa titik bisa dimanfaatkan, di bandara, kita punya billboard di depan, kawasan Gedung Kesenian, bisa kita pergunakan,” jelas Devo.
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran, Teken menilai, progres sudah mencapai 90 persen. Disimpulkan berdasarkan pemaparan cukup detail dari 4 daerah yakni Bulukumba, Selayar, Barru, dan Makassar.
“Progres yang mereka sampaikan, tinggal di knop sudah jalan. Sudah 90 sekian persen mereka punya persiapan,” terangnya.
Pare-pare yang memaparkan di sesi terakhir menyampaikan, pihaknya masih belum melakukan langkah persiapan menghadapi Festival Salo Karajae. Dimintanya agar Disbudpar Sulsel membuat Surat Edaran kepada Kabupaten/Kota untuk melakukan percepatan persiapan penyelenggaraan event serta kegiatan lain, utamanya sektor kepariwisataan.
“Kami laporkan bahwa persiapan Festival Salo Karajae sampai saat ini, belum ada. Kebiasaan kami di Parepare, satu bulan sebelum hari ‘H’, baru kita bergerak. Sekarang sibuk dalam menyambut verifikasi Liga 1 sebagai home base PSM,” kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Parepare, Amarun Agung Hamka.
Selain disibukkan dengan persiapan verifikasi Liga 1 sebagai homebase PSM di bulan Juli mendatang, Pemerintah Kota Pare-pare juga kata dia, sangat ketat dalam menerapkan pembatasan kegiatan di malam hari selama Pandemi COVID-19. Sedangkan semua event yang terjadwal, hampir dipastikan akan digelar malam hari.
“Jika berkenan, Pemerintah Provinsi mengeluarkan Surat Edaran untuk memaksimalkan festival atau event yang ada di daerah,” harapnya.
Sementara 4 Kabupaten/Kota lainnya tampak bersemangat menjelaskan rincian persiapan event daerahnya. Bahkan berharap, usulan Kadisbudpar Sulsel akan adanya tim bersama dapat segera direalisasikan, pihaknya pun masing-masing menyatakan kesiapan memberi dukungan untuk mensinergikan tim kreatif yang sudah dimiliki.
“Sejak diumumkannya Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022, maka dari kami oleh Pemerintah Kabupaten Bulukumba, khususnya Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga telah melaksanakan launching event khususnya Festival Pinisi. Bahwa Festival Pinisi telah dinyatakan siap melaksanakan event pada waktu yang ditentukan,” kata Muh Daud Kahal selaku Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Bulukumba.
Festival Pinisi bakal dihelat 14 hingga 17 September 2022. Rangkaiannya antara lain kegiatan Songkobala ri Bantilang, Annyorong Lopi, wisata kuliner, dan beragam lomba.
“Launching dihelat di kawasan wisata Tanjung Bira oleh Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf. Kami juga telah melibatkan berbagai pihak, terutama ASITA dan PHRI yang telah memberi supporting kepada kami,” pungkasnya.
Lanjut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Barru, Andi Adnan Azis, dikatakan bahwa Festival Budaya tu Berru telah melalui usia satu dasawarsa di tahun 2021. Tahun ini memasuki tahun ke-11, sedianya dilaksanakan pada 16 hingga 18 September 2022.
“Ada 2 venue, tempat kita laksanakan. Pertama yaitu di Sumpang Binangae, kedua di Alun-alun Kota Barru Colliq Pujie,” tuturnya.
Adapun festival itu menyajikan sejumlah sub kegiatan, seperti Karnaval Budaya, pertunjukan drama tari kolosal Colliq Pujie Arung Pancana Toa Matinroe ri Tucae, seni karya koreografer dan komputer, Pemilihan Duta Budaya Kabupaten Barru, Pameran dan Foto Budaya, serta Pameran Kuliner Lokal Barru.
Sedangkan Kabupaten Kepulauan Selayar, pemaparannya disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kepulauan Selayar, Hizbullah Kamaruddin. Dia mendahului dengan menerangkan latar belakang kemunculan Festival Taka Bonerate di Selayar.
“Nomenklatur atau penamaan Festival Taka Bonerate ini diambil dari nama salah satu taman nasional yang ada di Indonesia, kebetulan ada di Selayar yaitu Taman Nasional Taka Bonerate. Kita laksanakan pada bulan Oktober karena mempertimbangkan kondisi cuaca, jadi tanggal 23 sampai 28 Oktober 2022,” ujar Hizbullah.
Dari tiga daerah itu, saling berdekatan waktu pelaksanaan eventnya. Berbeda dengan Kota Makassar yang mengunggulkan event F8, malah tidak hanya tercatat sebagai satu dari 5 event KEN di Sulsel, juga dinobatkan sebagai salah satu dari Top Ten event nasional.
F8 Makassar, lengkapnya bernama Makassar International Eight Festival and Forum (MIEFF). F8 merupakan akronim dari Film, Food and Fruit, Fashion, Fiction Writers and Font, Fine Arts, Folk, Fusion Music, Flora and Fauna.
Baik Dinas Pariwisata Kota Makassar maupun PT Festival 8 Indonesia sebagai penyelenggara event memacu penyiapan agar F8 terselenggara dengan maksimal. Diantaranya dengan menggelar Direct Sale di beberapa daerah di Indonesia.
Di Surabaya misalnya, berkolaborasi dengan ASTINDO, di Jakarta bersama ASITA. Lalu di Yogyakarta membangun kolaborasi dengan PHRI.
“Ini yang spesial pak, minggu depan kita akan melaksanakan Direct Sale khusus untuk F8 dalam bentuk F8 Fair. Kita juga roadshow di daerah sekitar kegiatan Direct Sale,” ungkap Ana dari Dinas Pariwisata Kota Makassar.
Selama roadshow, kedua pihak yang bergandengan itu memanfaatkan kesempatan berharga untuk presentasi sekaligus memasarkan F8 dan event Makassa lainnya. Sebut saja kata Ana, di Jawa Timur menyambangi Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Selama di Jakarta, tim memaksimalkan promosi di Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Selain itu, dilakukan eksebisi sebanyak 8 kali, 3 diantaranya sudah terealisasi yakni di Mandalika, Lampung, dan Jakarta.
“Kami menyiapkan range sekitar 1 Milyar untuk exposure supporting media bagi F8 ini, baik itu di media cetak maupun online. Jadi exposure media ini kami lakukan sebelum event, mendekati event, dan pada saat pelaksanaan event nanti,” tambahnya.
Mengenai konten promosi F8, Dinas Pariwisata Kota Makassar tidak melewatkan media sosial sebagai sarana untuk membumikan event itu. Didukung tim kreatif internal Dinas Pariwisata Kota Makassar yang didominasi generasi milenial.
“Konten-konten promosi F8, kami push terus di media sosial kami karena kami di Dinas Pariwisata Kota Makassar, kami punya tim kreatif, tim media sosial. Kami hire dari adik-adik profesional yang memang background IT,” jelas Ana.
Ditambahkan Sofwan Setiawan, Direktur PT Festival 8 Indonesia, di wilayah Bali juga berpromosi ke Denpasar, Badung, dan Gianyar. Sementara untuk internal F8, telah merekrut tenaga handal sebagai relawan untuk mensukseskan event.
“Persiapan F8, Alhamdulillah selain tadi berbarengan dengan Dinas Pariwisata, kami sekarang persiapan untuk, kira-kira pertengahan bulan Juni, kami sudah mulai melakukan promosi dalam bentuk sosial media. Kami sudah melakukan recruitment volunteer, kemudian kami juga sudah membuka kran untuk tenant support,” ujar pria yang karib disapa Wawan.
F8 menyiapkan 300 booth, UMKM akan menempati 188 booth, sisanya untuk kuliner. Ada pula sedikitnya 30 Kabupaten/Kota di Indonesia yang sudah siap hadir.
“Masa (iya), Kota/Kabupaten di luar Sulawesi Selatan, itu datang ke Makassar, buka booth-nya, promosikan daerahnya, promosikan kegiatannya, tapi justru Kota/Kabupaten di Sulawesi Selatan sendiri tidak ada di pintunya Sulawesi Selatan. Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini, objektifnya kami untuk bergandengan dengan Kota/Kabupaten, mempromosikan Sulawesi Selatan bisa terwujud,” tutup dia.
Wawan mengajak Kabupaten/Kota berkolaborasi ke dalam event F8. Harapannya, Makassar sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia, dengan F8 mampu menjadi wadah promosi, pemasaran, hingga penjualan daripada paket wisata, event, produk UMKM, kuliner hingga potensi budaya, wisata, dan ekonomi kreatif lainnya yang ada di 24 Kabupaten/Kota di Sulsel. (*)