Meski Baru Terduga, Dinkes Bantaeng Terapkan 12 Jurus Mengintervensi Hepatitis A

Penanganan Hepatitis A oleh Dinas Kesehatan Bantaeng Bantaeng.
Data Jumlah Distribusi Kasus Hepatitis A Klinis di Bantaeng (31/01/20).

AMBAE.co.id – Bantaeng. Kurang lebih 2 pekan terakhir, Kabupaten Bantaeng dihebohkan dengan dugaan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap penyakit Hepatitis. Cerita demi cerita berkembang hingga memunculkan pesan berantai yang belakangan dinyatakan hoax.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng, melakukan klarifikasi dengan menggelar Konferensi Pers di Aula kantot tersebut yang berlokasi di Jalan Andi Mannappiang Bantaeng, Jum’at (31/01/20).

Di hadapan Awak Media, Andi Ihsan selaku Kepala Dinas membeberkan jurus jitu yang diambil menangani kemungkinan meningkatnya level penyakit tersebut terhadap pasien yang diduga terjangkit Hepatitis A.

“Ada 12 langkah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng untuk mengintervensi pasien terduga Hepatitis A. Pertama itu, kita lakukan penyelidikan epidemiologi mendalam kepada pasien”, tutur Ihsan.

Lanjut dijelaskan langkah lainnya yakni dengan melakukan pemeriksaan sampel makanan. Menyasar seluruh kantin sekolah sekolah yang diduga sumber Hepatitis A.

Demikian halnya sejumlah warung makanan yang bertebaran di Kawasan Kuliner Pantai Seruni Bantaeng. Pihaknya berhasil mengumpulkan 119 sampel makanan, termasuk dari wilayah lain di wilayah administratif Bantaeng.

Depot air minum di Bantaeng yang mencapai 32 unit jadi sasaran langkah ketiga. Ditemukan 8 depot air minum tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi masyarakat.

Read:  KBK Jilid III Dibuka Ketua DPRD Bantaeng: Manfaatkan Posisi Saya

Berikutnya memeriksa sampel air yang ada di sarana rumah tangga milik warga. Dari 60 titik pemeriksaan, 7 sampel diduga tercemar bakteri Escherichia Coli (Merupakan bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan).

Sementara PDAM yang disasar pada langkah keenam tidak ditemukan adanya pencemaran yang dapat mengakibatkan Hepatitis A. Sebanyak 5 sumber air milik perusahaan tunggal untuk air minum milik Pemerintah di daerah ini menjadi acuan kesimpulan jika secara keseluruhan masih memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi.

“Ini kita lakukan untuk menemukan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan virus Hepatitis A”, ungkap Kadis Kesehatan Bantaeng.

Dia yang tak lain adalah seorang lanjut menerapkan jurus berikutnya dengan menerbitkan Surat Edaran. Sebagai upaya pencegahan sekaligus pengendalian penyakit Hepatitis, pihaknya meneruskan edaran itu ke jenjang Puskesmas, Kecamatan dan Desa/Kelurahan yang kemudian dibacakan di beberapa Masjid dan Mushallah.

Diperkuat Himbauan melalui surat yang dikeluarkan Bupati Bantaeng, H Ilham Azikin. Secara mendasar mendorong kewaspadaan masyarakat lebih meningkat lagi dan sedini mungkin agar beragam penyakit berbasis lingkungan tidak menjangkiti warganya.

“Dinkes Bantaeng tidak berhenti sampai disitu, kita lakukan penyuluhan dan juga sosialisasi. Tujuannya supaya masyarakat lebih paham cara mencegah serta menangani dan mengendalikan penyakit ini khususnya Hepatitis A”, jelas dia.

Jurus ke-9 itu tambah Ihsan, dilaksanakan di tempat-tempat umum. Seperti halnya di Masjid yang mencapai 118 titik, 6 unit pasar dan terminal, 4 Pokja (Kelompok Kerja) dan juga sekolah sebanyak 115 unit.

Read:  Musik Tradisional Warnai Pentas Seni Demokrasi KPU Bantaeng

Sebagai upaya antisipasi di tataran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memasarkan produk makanan dan minuman, Dinkes Bantaeng membagikan alat pelindung diri berupa masker san sarung tangan agar terjamin sterilitasnya.

Edukasi kepada masyarakat juga dimaksimalkan di langkah ke-11. Penerapan hidup sehat didorong untuk dibiasakan, diantaranya 6 langkah tepat mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

Terakhir kata Ihsan, jajarannya menyebar ke seluruh wilayah Desa dan Kelurahan di 8 Kecamatan yang ada di Butta Toa (Tanah Tua). Fokus melakukan penyuluhan dengan mengajak masyarakat agar tidak lagi membuang air besar di sembarang tempat.

“Hasil penyelidikan epidemiologi itu, kami temukan sumber penularan penyakit terduga Hepatitis A berasal dari makanan dan minuman yang terindikasi tercemar virus Hepatitis A. Bahan baku makanan dan minuman tersebut diduga telah tercemar sepanjang Desember tahun lalu”, terangnya.

Kecenderungannya kata dia, lebih kepada pengusaha makanan berpindah-pindah. Namun dikatakan jika pihaknya tetap menjaga kerahasiaan hasil penyelidikan itu, utamanya sumber-sumber yang ditemukan adanya pencemaran.

Read:  PINUS Duta Lilin Bergulir, Mentor dan Pendamping Saling Menguatkan

Penting pula diketahui jika pasien terduga Hepatitis A sebanyak 65 orang sesuai data Dinkes Bantaeng hingga Kamis, 30 Januari 2020. 34 orang diantaranya berstatus Pelajar dari 18 sekolah tingkat SD, SMP dan SMA sederajat.

“Dalam kurun waktu kurang dari seminggu kami lakukan intervensi, turun drastis jumlah pasien dari 65 jadi 11 orang, Alhamdulillah”, urainya.

Sebanyak 43 orang pasien yang ditangani di RSUD Prof HM Anwar Makkatutu serta 22 orang di beberapa Klinik dan Puskesmas dipastikan mendapat perawatan maksimal. Adapun pasien yang kondisinya semakin membaik tetap menjalani rawat jalan di rumah. (*)