AMBAE.co.id – Makassar. Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SD Inpres Panaikang II/1 Makassar, Jum’at, 13 Mei 2022, diwarnai insiden. Pasalnya, sang merah putih yang mestinya berkibar setelah dinaikkan oleh petugas pengibar, pengerek, dan pembentang bendera, tiba-tiba talinya putus.
“Tiba tiba tali benderanya putus, menyebabkan bendera jatuh. Sedangkan, tali benderanya tertinggal di atas tiang bendera. Spontan saya tanya, siapa yang bisa manjat? Lalu anak ini langsung menuju ke tiang bendera. Dia memanjat hingga meraih ujung tiang, kemudian menarik tali turun,” ungkap Bakhtiar, S.Pd, M.Pd selaku Kepala UPT SPF SD Inpres Panaikang II/1.
Untungnya, begitu bendera terlihat jatuh, petugas pengerek bendera sigap. Anak yang dimaksud Bakhtiar adalah Aurelius Christanto Joman, juga langsung menuju tiang bendera dan tanpa ragu memanjat tiang setinggi kurang lebih 10 meter.
Murid kelas 6 B SD Inpres Panaikang II/1 itu mendapat apresiasi atas inisiatif dan keberaniannya. Bakhtiar memberikan jempol dan tanda terima kasih kepada anak yang akrab disapa Cristan itu atas tindakan heroiknya.
Peringatan Hardiknas, yang biasanya diperingati setiap tanggal 2 Mei, tahun ini dilangsungkan tanggal 13 Mei, karena adanya libur Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Tanggal itu merujuk pada surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek RI), Nadiem Makarim. Surat itu kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar, yang ditandatangani oleh Kadis Pendidikan Kota Makassar, H Muhyiddin, SE, MM.
SD Inpres Panaikang II/1 memperingati Hardiknas bersama dengan SD Inpres Pampang II, yang memang berada satu kompleks di Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang. Bertindak sebagai Pembina Upacara yakni Bakhtiar, sekaligus membacakan pidato seragam Mendikbudristek.
Secara keseluruhan prosesi jalannya upacara bendera itu berlangsung khidmat. Kejadian ini benar-benar suatu insiden karena persiapan sudah dilakukan cukup baik. Semua petugas upacara sudah berlatih, bahkan gladi bersih dilakukan.
Pada hari “H”, saat matahari belum tampak, petugas pengerek bendera malah berlatih lagi, demi lancarnya kegiatan. Namun insiden bendera itu tetap tak terelakkan. (*)