
AMBAE.co.id – Makassar. Tiga desa wisata (dewi) di Provinsi Sulawesi Selatan dinyatakan lolos ke babak 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Desa wisata Ara di Kabupaten Bulukumba, desa wisata Lembang Nonongan di Kabupaten Toraja Utara dan desa wisata Kole Sawangan di Kabupaten Tana Toraja.
Ketiganya mengungguli 5 dewi lainnya di SulSel yang hanya bisa bertahan hingga 100 besar. Sementara 50 besar merupakan babak ketiga penjurian oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KemenParEkRaf RI).
Bermula babak pertama yang memunculkan 300 besar dewi seluruh Indonesia. SulSel sendiri mendaftarkan 188 dewi pada proses registrasi dan sebanyak 186 dewi berhasil masuk penjurian hingga 24 dewi pada deretan 300 besar.
Ini mendapat tanggapan serius Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, Bruno S Rantetana. Menurutnya, ADWI 2021 benar-benar ketat memberikan nilai untuk menjaring calon dewi terbaik.
“Tantangannya, desa wisata khususnya kita di SulSel benar-benar bisa menunjukkan diri sebagai desa wisata yang terbaik. Ajang ini pada akhirnya akan memberikan gambaran, mana desa wisata yang masih perlu dan terus dibenahi, bisa jadi mereka yang belum lolos, tahun depan justru muncul sebagai pemenang”, kata Bruno pada Senin malam (23/08/21).
Tahun sebelumnya misalnya, salah satu dewi di Kabupaten Bantaeng menempati podium juara. Sedangkan tahun ini harus rela berhenti di babak kedua saja.
Begitu pun dewi lainnya di Sulawesi Selatan pada 24 Kabupaten dan Kota. Hal lain ditekankan Bruno, tidak kaku memahami dewi bahwa harus berada di desa, penyebutan desa wisata bukan berarti Kelurahan tidak berhak ambil bagian menyiapkan dewi.
“Desa wisata terbentuk karena di dalamnya terdapat unaur wisata alam, wisata hasil buatan manusia, wisata budaya, wisata bahari dan banyak lagi. Menyatu di kawasan tertentu baik Desa maupun Kelurahan, paling penting lagi bahwa 3 unsur pariwisata terpenuhi dan terintegrasi satu sama lain yaitu amenitas, aksesibilitas dan atraksi”, jelasnya.
Tentu kata dia, 3 dewi yang lolos ke 50 besar ADWI 2021 dinilai KemenParEkRaf mampu menjawab sinergitas. Dari unsur itu, desa oleh masyarakat dan pemerintahnya mengangkat kearifan lokal dan keunikan pariwisata yang dimiliki untuk memberikan kepuasan berwisata bagi para pelancong maupun wisatawan.
“Perlu dipahami, desa wisata bisa dikategorikan berhasil jika masyarakat mampu memberikan layanan kepariwisataan dengan baik. Begitu pula pembangunan sarana dan prasarana, tidak harus menunggu Pemerintah baru bisa, akan lebih baik kalau lahir dan dikembangkan masyarakat sendiri secara swadaya sebagai bentuk kearifan lokal. Dari sini Pemerintah tinggal memberikan sentuhan, pembinaan dan pendampingan”, imbuh Bruno.
Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, dia berpesan agar tidak henti-hentinya memberikan pembinaan dan pendampingan kepada desa dan dewi. Disebutkan, jauh sebelum ADWI dilaksanakan, pihaknya gencar meminta kepada Kabupaten/Kota untuk memasukkan data dewi di daerahnya.
Namun, selama puluhan tahun hanya 10 daerah yang pro aktif berbagi data. Padahal, dengan data berkala dapat diketahui dan dibuat perencanaan dalam rangka memberikan dukungan pengembangan dewi.
“Jangan juga karena adanya anugerah ini baru muncul itu desa wisata. Atau jangan-jangan masih ada yang salah memahami dan memaknai desa wisata, bisa jadi itu hanya destinasi wisata, beda lagi maknanya desa wisata dan wisata desa”, tegasnya.
Bruno tak lupa mengapresiasi pencapaian ketiga dewi dari Bulukumba, Tana Toraja dan Toraja Utara. Baginya, penilaian di atas kertas tidak menjamin sepenuhnya jalan menuju kemenangan.
Karenanya, tiga dewi ini perlu menyiapkan diri menyongsong peninjauan lapangan secara langsung oleh tim KemenParEkRaf. Dari tinjauan itu akan terlihat jelas dewi mana saja yang masuk nominasi.
Bruno juga membeberkan, ada 7 kategori ADWI 2021. Kategori homestay, CHSE, toilet, souvenir, daya tarik wisata, desa digital dan konten kreatif.
Dia berharap ketiga dewi di Sulawesi Selatan dapat memenangi satu atau beberapa kategori. Sehingga meningkatkan potensi kepariwisataan Sulawesi Selatan sebagai gerbang timur di Indonesia. (*)