AMBAE.co.id – Makassar. Pemerintah dan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov SulSel) patut berbangga dengan semakin populernya daerah di kaki Pulau Sulawesi, berikut SDM (Sumber Daya Manusia) yang kian berkualitas. Tahun ini, Presiden Republik Indonesia, H Joko Widodo menganugerahkan Satya Lancana Kepariwisataan kepada 5 tokoh berprestasi di bidang kepariwisataan.
Dua diantaranya dari SulSel yakni CEO Genus Group Indonesia, Yohan Tangke Salu yang juga merupakan pengusaha bidang pariwisata serta Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Toraja Utara. Tokoh kedua adalah Suhardi selaku Direktur PT. Hardi Unggul Persada (Hardi Tour and Transports). Dikenal sebagai seorang pengusaha sekaligus assesor bidang pariwisata dan saat ini menjabat Ketua GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) SulSel.
Yohan Tangke Salu menjadi pionir dalam pengembangan pemasaran dan destinasi pariwisata berbasis masyarakat di SulSel dengan mengolaborasikan potensi wisata, jejaring dan kompetensi. Sehingga berdampak pada keberlanjutan usaha pariwisata serta ekonomi kerakyatan.
Sedangkan Suhardi berhasil mengembangkan dan mempromosikan pariwisata dan budaya lokal melalui pengelolaan destinasi wisata, kampanye sadar wisata, penyediaan sarana transportasi, pembinaan SDM dan organisasi pariwisata. Karenanya dia diyakini bisa mendukung program pariwisata nasional serta meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya di SulSel.
Berkat andilnya, kedua orang itu menerima penghargaan berupa Tanda Kehormatan Satya Lancana Kepariwisataan dan juga Piagam. Diserahkan Sandiaga Salahuddin Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MenParEkRaf) sekaligus Ketua Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Republik Indonesia.
Bertepatan peringatan HUT RI ke-76 tahun, Selasa, 17 Agustus 2021, penganugerahan secara hybrid dihelat luring dari Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta serta daring melalui Zoom Cloud Meeting. Suhardi mengajak khusus Bruno S Rantetana selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (Kabid SDP) Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (DisBudPar) SulSel, mendampinginya untuk mengikuti virtual meeting itu.
Sementara itu Mas MenParEkRaf Sandi menghaturkan selamat kepada seluruh penerima tanda kehormatan. Berharap ada keteladanan, semangat kejuangan dan motivasi untuk meningkatkan dharma bhakti kepada bangsa dan negara.
“Saya ucapkan selamat, terima kasih atas jasa. dedikasi dan prestasi kepada negara dalam meningkatkan pembangunan, pengabdian dan kepeloporan di bidang kepariwisataan. Saya berharap kegiatan ini tidak diartikan sekedar seremonial belaka, seremonial semata, tapi jadikanlah kegiatan ini sebagai renungan”, tutur Sandi.
KemenParaekRaf/Baparekraf RI kata Sandi telah melakukan seleksi panjang terhadap semua calon dari 34 provinsi. Lalu diusulkan kepada Presiden dan telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI untuk menerima tanda kehormatan.
Hal itu didasari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
“KemenParEkRaf/Baparekraf telah melakukan seleksi dan pengusulan kepada Presiden. Bapak Presiden juga telah menetapkan 5 penerima Tanda Kehormatan Satya Lancana Kepariwisataan kepada para pejuang pariwisata yang mempunyai jasa besar atau berprestasi luar biasa dalam meningkatkan pembangunan, kepeloporan dan pengabdian di bidang kepariwisataan yang dapat dibuktikan dengan fakta yang konkrit lebih dari 5 tahun secara terus-menerus”, jelasnya.
Tiga orang lainnya adalah Almarhum Ida Pedanda Ngurah Karang dari Provinsi Bali, semasa walaka bernama Ida Bagus Kompiang. Merupakan tokoh penggiat dan pengusaha pariwisata Bali.
Pionir pariwisata yang bertolak pada kebudayaan melalui Indonesia Shooting Fair. Memberi inspirasi dan motivasi kepada para pengusaha Bali untuk terjun ke bisnis pariwisata melalui organisasi PHRI. Prestasinya telah meningkatkan kunjungan wisatawan dan ekonomi masyarakat Bali khususnya di daerah sekitar Sanur.
Berikutnya, Tjokorda Gede Putra Artha Astawa Sukmawati, juga dari Provinsi Bali. Merupakan tokoh penggiat dan pengusaha pariwisata Bali yang berhasil membangun pariwisata melalui pengembangan seni, budaya perhotelan serta pendidikan di Ubud, Bali.
Mengharumkan nama Bali serta pariwisata Indonesia. Meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Ubud.
Terakhir dari Provinsi Jawa Tengah bernama Nuryanto. Adalah Founder Gallery dan Workshop Produk Inovatif Lidiah Art dan Obyek Wisata Seni Budaya Omah Mbudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Menjadi pelopor pembangunan desa wisata Wanurejo. Pembangunan seni tradisional dan griya, wisata alam dan eduwisata. Atas dedikasinya, industri kreatif dan ekonomi kerakyatan di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah terus meningkat dari waktu ke waktu.
Selain 5 tokoh tersebut, Presiden RI melalui KemenParEkRaf/Baparekraf RI juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra yang diserahkan langsung Joko Widodo di Istana Negara pada 12 Agustus 2021. Sementara Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya diberikan kepada 157 PNS lingkungan KemenParEkRaf/Baparekraf RI KemenParEkRaf/Baparekraf RI.
Masing-masing untuk 30 tahun sebanyak 51 orang, 20 tahun sebanyak 3 orang dan 10 tahun sebanyak 103 orang. Sandi kembali menekankan dedikasi para PNS ditingkatkan lagi di masa mendatang.
“Alhamdulillah Bapak Presiden telah menetapkan Bapak Almarhum I Gede Ardika, Menteri Pariwisata Periode 2000-2004 sebagai penerima Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra Adhy Pradana. Diserahkan langsung Presiden RI di Istana Negara kepada keluarga almarhum pada 12 Agustus 2021”, ungkap dia.
Lanjut dikatakan, tidak lengkap kalau tidak ditutup dengan pantun, tidak lengkap jija tidak santun, makanya berpantun. Sandi pun menutup sambutan dan arahannya dengan pantun.
“Mencari alamat ke Kota Medan, pergi bersama seorang teman. Ucapan selamat kami haturkan, kepada para penerima tanda kehormatan”, tutupnya.
Bruno S Rantetana yang ditemui AMBAE di Gedung Mulo usai seremonial penganugerahan menuturkan banyak hal terkait kepeloporan 2 tokoh pariwisata SulSel dimaksud. Yohan dalam penilaiannya sangat konsisten mengembangkan kepariwisataan.
Tercermin dari berbagai upaya dilakukan hingga berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara ke SulSel. Begitu pun Suhardi telah mendedikasikan diri mempromosikan lebih luas pariwisata SulSel.
Tak hanya itu, sarana dan prasarana yang disebutnya aksesibilitas dan amenitas mampu dihadirkan kedua tokoh itu guna mendukung unsur ketiga dari kepariwisataan yakni atraksi. Sehingga mendorong lahir dan tumbuh berkembangnya sektor ekonomi kreatif.
“Tidak salah kalau pak Yohan Tangke Salu dan pak Suhardi ini menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lancana Kepariwisataan. Mungkin orang lain melakukan hal serupa, namun yang dibuktikan 2 orang ini sudah puluhan tahun dijalankan”, kata Bruno.
Dia kemudian menitip pesan, penting bagi keduanya melahirkan tokoh lainnya yang mampu mengikuti jejaknya. Dengan begitu regenerasi di bidang kepariwisataan menggeliat seiring tantangan sektor pariwisata yang membutuhkan kerja-kerja inovatif dan visioner. (*)