AMBAE.co.id – Bantaeng. Gubernur Sulawesi Selatan (SulSel), HM Nurdin Abdullah melakukan kunjungan kerja ke RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu Bantaeng di Jalan Seruni, Kelurahan Pallantikang, Kecamatam Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Selasa (02/02/21).
Sekaligus melakukan peresmian pencanganan vaksinasi pertama kabupaten dengan 201.115 jiwa itu. Dihari yang sama, Kabupaten/Kota lainnya di SulSel juga melakukan pencanangan.
RSUD itu telah berdiri sejak tahun 1921. Terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Bantaeng itu senantiasa berusaha mempersiapkan diri dan melakukan berbagai upaya pengembangan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan layanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna.
Pengembangan fisik gedung rumah sakit baru yang berlantai 8 telah dimulai sejak tahun 2010. Dibangun di era periode kepemimpinan Nurdin Abdullah sebagai Bupati Bantaeng itu memiliki visi sebagai “Rumah Sakit Primadona Selatan-selatan”.
Nurdin Abdullah menjelaskan bahwa bangunan lama rumah sakit dibangun sejak zaman Belanda. Berada di sisi Utara gedung berlantai 8.
“Bantaeng ini di zaman Belanda adalah pusat Pemerintahan Belanda. Dan disebut sebagai Afdeling (wilayah administratif pada masa Pemerintahan kolonial Hindia Belanda) terus membangun rumah sakit kurang lebih 90 tahun lalu”, jelasnya.
Saat dirinya menjabat Bupati, disebutkan kondisi rumah sakit lama sudah di bawah standar. Daripada harus merenovasi, dinilai lebih baik membangun gedung yang baru.
“Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik, saat ini sudah menjadi rumah sakit tipe B. Sudah menjadi rumah sakit rujukan. Saya kira salah satu rumah sakit terindah yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan ini, Bantaeng. Punya view, baik laut dan gunung, sehingga pasien yang dirawat di sini, menjadi lebih sehat”, kata dia.
Nurdin juga berkomitmen untuk membangun rumah sakit ini dengan paripurna. Seiring dengan pembangunan juga membangun Sumber Daya Manusianya. Beberapa dokter umum disekolahkan untuk mengambil spesialis.
“Rumah sakit ini sudah paripurna karena memang dibangun berkesinambungan. Saya juga seiring dengan membangun SDMnya, sebanyak 17 dokter umum disekolahkan untuk mengambil sekolah ahli (spesialis)”, bebernya.
Direktur RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu, Sulthan menyebutkan, fasilitas yang dimiliki yakni 2 dokter subspesialis dan 17 dokter spesialis, 7 dokter umum dan 2 dokter gigi. Juga terdapat dokter gigi spesialis sebanyak 2 orang.
Rumah sakit itu dilengkapi 14 layanan kesehatan dan teknologi mutakhir dan canggih. CT Scan 32 slice, rumah sakit tipe B lainnya di wilayah selatan-selatan hanya memiliki CT scan 16 slice.
“Kemudian kita ada speasialis Onkologi yang ada di Selatan-selatan. Yaitu untuk spesialis tumor. jadi pasien-pasien yang ada di selatan itu akhirnya ditangani di sini tidak sampai Makassar. Kita juga ada fasilitas pendukung kita, pelayanan mata dengan menggunakan laser dengan fisioterapi dengan alat lengkap dan penunjang lain seperti yang ada di Makassar”, paparnya.
Sedangkan pelayanan selama Pandemi COVID-19, juga menjadi perhatian. Pihaknya menyiapkan layanan khusus pasien COVID-19 di gedung lama.
Mengikuti aturan Permenkes yang harus menyiapkan 20 persen tempat tidur dari jumlah keseluruhan, terpenuhi karena rumah sakit menyiapkan 40 tempat tidur. Dan bangunan baru sebagai tempat transit di lantai 6 menyiapkan 20 tempat tidur.
“Kami siapkan juga ICU dan kamar operasi, khusus pasien yang terkonfirmasi. Jadi memang ada pelayanan khusus pasien yang terpapar COVID-19. Pasien yang bukan terjangkit COVID-19 juga mendapatkan pelayanan dari rumah sakit ini”, kunci Sulthan. (*)