AMBAE.co.id – Makassar. Professor Nurdin Abdullah membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Langkah itu diambil untuk membendung egoisme yang bisa saja muncul sebagaimana sifat melekat pada manusia, sedangkan dirinya ingin semua masyarakat daerah ini dapat menikmati pembangunan yang merata dan adil.
Seperti halnya pembangunan jalan akses di Seko, Kabupaten Luwu Utara. Dulunya, masyarakat harus rela menempuh perjalanan sekira 3 malam hanya untuk mencapai pusat perkotaan Luwu Utara.
Tekad yang luar biasa mantan Bupati Bantaeng dua periode (2008-2013 dan 2013-2018) itu disampaikan puteri sulungnya melalui postingan akun Facebook yang dikelolanya pada Rabu siang (15/09/21) pukul 12:18 WITA. Merupakan hasil percakapan dirinya dengan sang Professor beberapa waktu lalu.
“tapi… kita tidak boleh egois nak… kalau kita pindah ke Jepang, yg menikmati hidup hanya kita saja… padahal masih banyak kodong masyarakat belum nikmati jalanan beraspal, masih banyak yg belum rasakan pembangunan nak..”, tulis Putri Nurdin, menirukan perkataan Nurdin Abdullah.
Dari percakapan itu, Putri Nurdin mengajak Ayahnya untuk pindah ke Jepang. Dikatakan “papa, kalau masalah sudah selesai nanti, kita pindah saja yuk ke Jepang…”.
Saat ini Nurdin Abdullah masih menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Makassar. Yang mana dinonaktifkan untuk sementara waktu sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak dimintai keterangannya oleh KPK akhir Februari lalu.
Sementara itu, ajakan Putri Nurdin ke Jepang tidak serta merta ditolak. Justru Gubernur yang karib disapa NA itu mencoba menggambarkan betapa menyenangkannya berada di Jepang.
“enaknya itu nak, papa juga sudah rindu Jepang…”, kata NA menjawab tanya anaknya.
Kembali Putri merayu sang Professor, mencoba mengubah pendiriannya yang teguh. “tapi kayaknya ide2 dan kerja kerasnya papa mungkin akan lebih dihargai sama org2 disana”.
Rupanya NA tidak terpengaruh sama sekali. Baginya, hal yang menimpa dirinya selama kurang lebih 7 bulan ini telah digariskan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Informasi dihimpun AMBAE, NA punya waktu lebih untuk beribadah dibanding sebelumnya. Dia memilih menyerahkan segala sesuatunya kepada sang Khaliq.
“Jangan begitu nak, jadi pemimpin itu harus nawaitunya memang untuk mengabdi bukan untuk popularitas apalagi untuk berkuasa. setiap ada masalah kembalikan semuanya ke Allah SWT supaya tidak jadi beban. Pasti ada hikmahnya, mungkin ini caranya Allah SWT untuk menguji keikhlasannya papa atau mungkin malah ini caranya Allah untuk lindungi papa. Kita tidak pernah tau skenarionya Allah…”, tutup akun Putri Nurdin dalam postingannya.
Tersirat makna mendalam dari percakapan yang dibeberkan keduanya. Bahwa NA tidak pernah berhenti memikirkan Sulawesi Selatan meski ruang dan waktu belum memungkinkan sejauh ini. (*)