AMBAE.co.id – Bantaeng. Gedung Balai Kartini Bantaeng kembali menjadi saksi bisu untuk kesekian kalinya atas digelarnya Refleksi Akhir Tahun 2019 oleh Sanggar Seni Bina Mentari (SSBM) SMA Negeri 4 Bantaeng, Selasa (24/12/19).
Ratusan orang menghadiri kegiatan kali ini yang mengangkat tema “Art is Creativity in Our Lives”. Termasuk Kepala UPT SMA Negeri 4 (Smapat) Bantaeng, Syafruddin dan Pembina SSBM, Hj Kartini Kurnia sebagai tuan rumah.
Tampak pula Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Bantaeng, Muhammad Haris serta perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Wilayah V Bantaeng, para Guru, Tenaga Pendidik, Orang Tua dan Siswa/Siswi sekolah yang beralamat di Jalan Merpati Bantaeng tersebut.
Sedikitnya 15 performance (pertunjukan) seni musik, suara, tari dan puisi mewarnai Refleksi Akhir Tahun malam itu. Dibuka dengan tarian lalu diikuti dengan paduan suara berupa Mars Smapat dan Mars SSBM.
Kartini dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diadakan untuk mempersembahkan karya para siswa dan siswi khususnya di bidang seni. Sehingga seluruh unsur baik Guru, Orang Tua maupun masyarakat luas dapat melihat dan mengetahui sejauh mana kompetensi dan juga prestasi yang telah ditorehkan SSBM.
“Wadah ini merangkul mereka yang berjiwa seni. Bahwa banyak siswa, kita tidak bisa pungkiri ada yang jiwanya tidak bergeser, tidak bisa dipisahkan dari seni”, ungkapnya.
Hidupnya memang di seni kata dia, makanya siswa dan siswi yang demikian sepatutnya diberi support agar bisa menunjukkan kemampuannya secara maksimal. Kartini meyakinkan bahwa pihaknya senantiasa memberi bimbingan, terbukti begitu banyaknya prestasi diraih SSBM baik tingkat regional maupun nasional.
“Sanggar Seni Bina Mentari banyak mengikuti event di provinsi, bahkan tingkat nasional. Saya bangga dengan teman-teman siswa karena banyak pula memberi nama baik untuk SMA Negeri 4 Bantaeng dan tentunya mengharumkan Kabupaten Bantaeng”, pungkasnya.
Hal senada disampaikan Syafruddin bahwa Refleksi Akhir Tahun itu membuka kembali cermin yang ada di Smapat Bantaeng selama kurun waktu 1 tahun terakhir. Siswa dan siswi diharapkannya mampu memperlihatkan kepada publik, lebih khusus yang hadir jika mereka punya potensi yang harus diperhitungkan.
“Malam ini adalah momentnya, apa yang diraih dan ditorehkan anak-anak kita, Insya Allah akan kita lihat dalam wujud karya”, jelasnya.
Dia juga mengatakan jika pihaknya tidak tinggal diam mengawal perkembangan dan kemajuan yang ditunjukkan anak didik sekolah itu. Bahkan dirinya turun tangan untuk membantu para siswa, sebut saja kata dia tatkala harus menjual kerupuk demi membantu Desy Ratnasari dan rekannya yang harus mengikuti Olimpiade Bahasa Arab Tingkat Nasional, namun siswa tidak berkecukupan secara materi.
“Izinkan kami menyampaikan bahwa kami selalu hadir membantu anak-anak kita. Jika Smapat hadir dan SSBM hadir, itu adalah satu titik awal kebangkitan Smapat dan ingin berlari menuju mimpinya”, tutupnya yang juga adalah Ketua PGRI Kabupaten Bantaeng.
Penampilan siswa dan siswi pun berlanjut hingga larut malam. Pertunjukan lainnya diantaranya nyanyi solo FLS2N, ansambel musik “mother how are you today”, tari sakral “mankunrai”, BM Band dan vocal group “karena cinta”.
Berikutnya parade gitar “canon”, vocal group “pesona butta toa”, tari kontemporer “baine pa’rasangang”, orkes tu riolo “butta kalassukangku”, puisi berantai “raungan tu mangngaru”. Lanjut dengan akustik “pasti bisa”, modern dance, vokal group “yamko rambe yamko dan sarira pareru”.
Musik kontemporer, pertunjukan solo drummer dan BM Band persembahan Alumni menutup pertunjukan malam itu. Refleksi Akhir Tahun juga dirangkaikan dengan penyerahan penghargaan kepada sejumlah Guru dan Siswa berprestasi di bidangnya masing-masing. (*)