AMBAE.co.id – Makassar. Upacara pengibaran bendera merah putih berlangsung khidmat di Gedung MULO Makassar pada Senin pagi, 6 Februari 2023. Tampil membacakan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) di Lapangan Upacara Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) yang juga menjadi Halaman Gedung MULO yakni Andi Musliadi.
Sementara pembaca teks Panca Prasetya KORPRI yakni Hariyani. Namun pembaca teks Pembukaan UUD 1945 justru menarik perhatian seluruh peserta upacara.
Pasalnya, Andi Musliadi melafalkan teks Pembukaan UUD 1945 layaknya gaya Angngaru (ikrar atau sumpah setia rakyat kepada raja). Jika diibaratkan, mendekati gaya berpuisi, intonasinya tidak datar.
Penuh penghayatan, pembaca yang tak lain adalah seorang seniman itu, berhasil memukau hadirin. Senyum manis seluruh peserta upacara tampak mencerahkan suasana pengibaran bendera merah putih, di bawah teriknya matahari pagi.
“Saya mencoba kembali ke masa itu, ketika teks Pembukaan UUD 1945 ini dibacakan para pendahulu kita. Malah, Saya kira apa yang termaktub dalam teks ini jauh lebih dalam maknanya untuk kita terjemahkan, lalu kita amalkan, begitu juga Pancasila yang ada di dalam teks Pembukaan UUD 1945 ini,” kata Musliadi.
Pria yang karib disapa Mus itu merupakan seniman yang cukup populer di Sulawesi Selatan, bahkan dikenal luas di beberapa provinsi di Indonesia. Terbukti, pamornya mampu merasuki institusi sekelas TNI/POLRI yang bermarkas di Bogor, mengundang dirinya melatih para prajurit yang tergabung dalam Pasukan Garuda agar mampu menari.
“Bagaimana mengembalikan segala tindak tanduk kita ke akar budaya. Bahwa budaya seperti Angngaru itu memang perlu dilestarikan,” ujarnya.
Mus juga adalah Pembina Sanggar Seni Patonro di Kabupaten Gowa. Kapasitasnya di Disbudpar Sulsel sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam lingkup Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif.
Lanjut dijelaskan, karakter pada dirinya tidak bisa lepas sebagai seorang seniman ataupun orang yang cenderung melakukan aktivitas di dunia seni. Membawanya membaca dengan intonasi serta mimik bersesuaian, nadanya juga meninggi pada bait tertentu.
“Dengan pembacaan setidaknya kita mengingat kembali masa-masa perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Bagaimana para leluhur berjuang dalam merebut kemerdekaan,” tutur dia.
Membuat suasana upacara lebih berwarna. Bertindak selaku Inspektur Upacara kala itu, Kepala Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif, Fitrini Nas. Sementara Komandan Upacara atau Pemimpin Upacara dipercayakan kepada Sub Koordinator Seksi Sarana dan Pertunjukan Disbudpar Sulsel, Ernie Irawati Zainal Abidin.
Musliadi berharap pelestarian seni dan budaya semakin masif digiatkan. Termasuk di lingkungan kerja Disbudpar Sulsel yang menjadi leading sector di wilayah Pemprov Sulsel.
“Alhamdulillah belakangan ini semakin bertumbuh dan Inshaa Allah membudaya. Contoh ya, bulan lalu salah satu kegiatan kita di kantor, pak Ewa (Red: Duddin Daeng Ewa) tampil memukau penonton dengan mempersembahkan Sinrilik,” terang Mus.
Fitrini dalam amanatnya menyampaikan bahwa Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif untuk tahun ini bakal merealisasikan beberapa kegiatan seni maupun ekonomi kreatif. Yang pasti kata dia, pihaknya akan senantiasa berkontribusi sesuai kemampuan dan kapasitasnya untuk mendukung event-event budaya dan pariwisata dengan menghadirkan seni tari, musik, maupun produk UMKM.
“Ada beberapa kegiatan yang menjadi tugas kami tahun ini. Diantaranya dalam waktu tidak lama lagi, terkait partisipasi pameran INACRAFT yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Maret 2023.
Khusus INACRAFT (The Jakarta International Handicraft Trade Fair). Disbudpar Sulsel akan mempertontonkan tarian dan musik di sesi pembukaan.
Di akhir amanatnya, Fitrini mengingatkan peserta upacara baik ASN maupun Non ASN agar semakin meningkatkan kedisiplinannya. Begitupun partisipasi, apalagi jika punya ide, gagasan, kata Fitrini bolehlah menjadi materi sumbang saran kepada Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif maupun bagi Disbudpar Sulsel secara menyeluruh. (*)