AMBAE.co.id – Bantaeng. Proyek Perubahan (Proper) berupa Program Inovasi Untuk Sekolah (PINUS) mulai digulirkan di Kabupaten Bantaeng. Lahir dari Duta Lilin (Literasi Lingkungan) yang diwujudkan melalui Kemah Buku Kebangsaan (KBK) Jilid III sejak 19 hingga 28 Oktober 2019.
Duta Lilin sekaligus menjadi penggerak PINUS. Enam sekolah yang awalnya berpartisipasi, sejauh ini dipastikan baru empat yang menyatakan kesiapannya.
Ditandai dengan dikukuhkannya Duta Lilin perwakilan SMA Negeri 1 Bantaeng, SMA Negeri 2 Bantaeng, SMA Negeri 3 Bantaeng dan MA Muhammadiyah Panaikang di Trans Muntea, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere pada Minggu malam (27/10/19).
Menyikapi itu, Panitia dan Pembina KBK terus membangun kolaborasi dengan banyak pihak untuk memberikan pendampingan kepada Duta Lilin. Diantaranya melibatkan Bonthain Institute dan AMBAE.
“Hari ini kita berkumpul membahas langkah pendampingan terhadap Duta Lilin. Kita bentuk Relawan Pendamping untuk memaksimalkan implementasi PINUS”, ujar Rahman Ramlan selaku Direktur Bonthain Institute.
Penguatan Relawan Pendamping Duta Lilin yang menjadi agenda utama saat digelar di Aula KPU Kabupaten Bantaeng pada Jum’at siang (01/11/19) itu juga dihadiri Komisioner KPU Kabupaten Bantaeng, Agusliadi.
Dikesempatan itu ditetapkan bahwa pendampingan akan dibina dan dimentori Rahman Ramlan, Mahbub Ali Muhyar dan Sulhan Yusuf dari Bonthain Institute.
Ditambah Abdul Azis selaku Manager AMBAE serta Takdir, Jamal, Ahmad Ismail dan Rahman dari Aliansi Pemuda Ulu Ere sebagai komunitas pelaksana KBK selama 3 tahun terakhir.
“Semoga kita bisa mempercepat proses ini, apalagi teman-teman Duta Lilin ini menurut laporan yang Saya terima, sudah ada diantaranya yang melakukan aksi nyata di sekolahnya”, tutur Rahman Ramlan.
Dalam waktu dekat kata Rahman Ramlan, Relawan Pendamping bersama Relawan Pendukung memulai kerjanya mendampingi Duta Lilin. Schedulle pun ditetapkan selama minimal 8 bulan, Duta Lilin ini bakal merampungkan Propernya.
“Harapan kita, dari perwakilan sekolah ini yang akan didampingi Relawan akan mampu menggerakkan perubahan di sekolahnya melalui gerakan Literasi Lingkungan”, pungkasnya.
Sementara itu, dukungan Pemerintah maupun Swasta amat diharapkannya mengalir. Targetnya bisa menemukan satu model terbaik, bagaimana mengembangkan dan menggerakkan ide inovasi dan perubahan sejak dini. (*)