Balai TN Babul Perkuat Sinergitas Kebudayaan dan Kepariwisataan

 

Disbudpar Sulsel Dikunjungi Balai TN Babul.
Kunjungan kerja Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung ke Disbudpar Sulsel (16/02/2023).

AMBAE.co.idMakassar. Gedung MULO Makassar yang menjadi kantor induk dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) menerima kunjungan kerja dari Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (Balai TN Babul). Rombongan dipimpin langsung Plt (Pelaksana Tugas) Kepala Balai TN Babul, Muh Nurhidayat.

Didampingi General Manager (GM) Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan dan beberapa jajaran Balai TN Babul. Dia diterima di Ruang Rapat Kepala Disbudpar Sulsel di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Kamis, 16 Februari 2023.

Nurhidayat menjelaskan kunjungan kerjanya dalam rangka silaturahmi dengan jajaran Disbudpar Sulsel. Disamping untuk membangun dan memperkuat sinergitas antar kedua institusi.

“Mudah-mudahan terus terjaga dan kita perkuat sinergi yang selama ini terbangun antara Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dengan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Nurhidayat.

Kepala Disbudpar Sulsel, H Asriady Sulaiman saat itu diwakili Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Nuryadin. Tampak pula Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Patarai A Burhan GS, Kasubbag Umum, Kepegawaian, dan Hukum (UKH), M Agung, dan Sub Koordinator Seksi Museum dan Cagar Budaya pada Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Purmawati.

Read:  Isteri Nurdin Abdullah Coaching 28 Guru PAUD Untuk Diberangkatkan ke Jepang

Sementara itu, Dedi Irfan mempresentasikan Geopark Maros-Pangkep. Diketahui, sejumlah geosite di kawasan geopark nasional itu berada dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Geopark Maros-Pangkep dalam perjalanannya telah menyandang status geopark nasional sejak 2017 silam. Bahkan menuju UNESCO Global Geopark (UGGp) setelah melewati serangkaian penilaian dari UNESCO dengan hasil yang sangat menggembirakan.

Nuryadin mengapresiasi Nurhidayat, bahwa sinergitas tentunya harus terus dipupuk untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan dan kepariwisataan di Sulawesi Selatan. OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tempat dia mengabdikan diri merupakan leading sector dari sektor seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

“Terima kasih kami sampaikan atas kunjungan dan kedatangan Bapak Kepala Balai. Kami juga berharap yang sama supaya terjalin sinergitas yang baik dengan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, semakin baik lagi kedepan,” harap Nuryadin.

Dikesempatan yang sama, Agung mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk mengembangkan kawasan Geopark Maros-Pangkep. Diantaranya terserap ke dalam penganggaran pembangunan dan pembenahan destinasi wisata.

“Pak Gubernur, Bapak Andi Sudirman Sulaiman memberikan perhatian yang besar untuk pengembangan geopark yang masuk di dua daerah yaitu Kabupaten Maros dan Pangkep. Tahun ini kembali dialokasikan, apalagi sudah masuk UNESCO ya,” kata Agung.

Demikian halnya infrastruktur serta sarana dan prasarana penunjang menuju destinasi wisata. Seperti halnya pengoperasian angkutan darat melalui jalur kereta api.

Read:  13 Daerah Ikuti Fashion Show Sutera, Liestiaty F Nurdin: Ada Kabupaten/Kota Sedang Pilkada

Belum lagi perbaikan jalan dan destinasi wisata itu sendiri. Diharapkan mampu mempercepat akses kunjungan wisatawan maupun masyarakat umum dari pintu masuk Sulawesi Selatan di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar di Kabupaten Maros dan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar di Kota Makassar menuju destinasi wisata di Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Kota Pare-pare, serta beberapa Kabupaten/Kota lainnya.

Read:  5 Event Sulsel Nongol di KEN 2022

Lanjut Agung, mengingatkan jika Geopark Maros-Pangkep dan destinasi wisata yang ada menjadi tanggung jawab semua pihak. Di kepariwisataan kata dia, dikenal dengan tourism pentahelix (pentaheliks pariwisata).

Jika pemerintah berperan mengatur regulasi, masyarakat atau komunitas diharapkan lebih proaktif dengan kreativitasnya memajukan sektor pariwisata. Begitu pun unsur industri, akademisi, dan media punya peran dan tanggung jawab sesuai kapasitasnya.

Karenanya, sinergitas semua unsur amat diperlukan. Lebih jauh dapat berkolaborasi satu sama lain, sama halnya Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dengan Disbudpar Sulsel, baik terhadap kawasan Geopark Maros-Pangkep maupun kerja sama lain terkait budaya dan pariwisata. (*)