Dikunjungi Dinas Perpustakaan Kota Makassar, SD Negeri Borong Pertontonkan Kantong Buku

 

Kunjungan Dinas Perpustakaan Makassar ke SD Negeri Borong.
Jajaran SD Negeri Borong Makassar membersamai Tim dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar (01/09/22).

AMBAE.co.idMakassar. Pembudayaan kegemaran membaca mesti didorong dengan mendekatkan layanan perpustakaan kepada Pemustaka. Selain itu, perlu kemudahan layanan agar anak-anak sejak dini mau datang dan mengakses perpustakaan.

Memberikan kemudahan dan mendekatkan perpustakaan, merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Saat berkunjung ke SD Negeri Borong, di Jalan Borong Raya Nomor 8, Makassar, Kamis 1 September 2022, hal itu juga ditekankan.

Kunjungan dipimpin H. Andi Ismail, SE, Kabid Layanan Alih Media dan Teknologi Informasi Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Hadir pula beberapa Pustakawan dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar dalam pertemuan yang berlangsung santai di Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong itu.

Andi Ismail dan timnya diterima Pengurus dan Anggota Bunda Pustaka dan Tenaga Administrasi SD Negeri Borong dari unsur Laskar Pelangi. Pada kesempatan itu, dilakukan sosialisasi Kartu Anggota Perpustakaan Bisa PeDe.

Read:  Punggawa Disdikbud Bantaeng Siapkan Hadiah Untuk Hari Jadi Bantaeng 768

Kartu ini memberikan banyak kemudahan, seperti akses layanan perpustakaan bisa dari mana saja dan diskon harga buku dari penerbit dan toko buku. Sementara di halaman sekolah, diberikan layanan perpustakaan keliling kepada murid-murid SD Negeri Borong.

Pengurus Bunda Pustaka senang atas kunjungan dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar tersebut. Hari Kamis memang merupakan pertemuan rutin Bunda Pustaka.

Mereka tengah membahas mengenai persiapan kegiatan donor darah yang akan diadakan Sabtu, 3 September 2022. Tamu dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar itu diterima oleh Ketua Bunda Pustaka, Mulyati Husain.

Dia didampingi Sekretaris Bunda Pustaka, Andi Ike dan pengurus lainnya. Bunda Pustaka merupakan program inovasi yang dikembangkan untuk memberikan penguatan pada gerakan literasi sekolah.

Pada pertemuan Kamis pekan lalu, Ibu-ibu yang tergabung dalam Bunda Pustaka itu membuat kantong buku yang baru. Tujuannya, untuk mengganti kantong buku sebelumnya.

Read:  Keakraban TNI-Warga dalam Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-77 di SD Negeri Parinring

Kantong buku yang diganti itu semula berwarna putih, lalu diganti dengan kertas warna cokelat. Kertas cokelat ini biasa digunakan sebagai pembungkus nasi.

Bunda Asyraf yang mengerjakan kantong buku mengungkapkan, bahwa dalam sehari dia membuat 100-150 kantong. Dia mengerjakan itu sembari menonton program sinetron di televisi.

Kantong buku itu tempat menyisipkan Kartu Buku, yang berisi keterangan nama Perpustakaan Gerbang Ilmu, nomor induk, pengarang, dan judul buku. Juga berisi kolom tanggal kembali dan peminjaman buku, serta tanda tangan peminjam atau Pemustaka.

Saat melakukan pengeleman kantong buku di Perpustakaan Gerbang Ilmu, Bunda Asyraf dibantu oleh teman-temannya dari Bunda Pustaka dan staf admin yang berasal dari Laskar Pelangi. Kehadiran dari Laskar Pelangi ini cukup membantu.

Read:  Modal Bambu, Aliansi Pemuda Ulu Ere Bikin Rumah Hobbit, Lantas Siapa Hobbitnya

Dua anggota Laskar Pelangi yang diperbantukan di Perpustakaan Gerbang Ilmu, masing-masing Nursalam dan Sultan. Keduanya mulai ditempatkan di SD Negeri Borong sejak 1 Juli 2022.

Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, memang memberikan penugasan berbeda terhadap Laskar Pelangi di sekolahnya. Buku-buku yang diberi kantong buku itu sudah rampung dikerjakan.

Kini buku-buku itu sudah diletakkan kembali pada rak-rak buku sesuai kelompoknya dan sudah bisa dimanfaatkan oleh Pemustaka. Selama kunjungan Dinas Perpustakaan Kota Makassar di SD Negeri Borong, mereka juga melihat aktivitas anak-anak yang mendapat pendampingan dari penggiat literasi, Rusdin Tompo.

Andi Ismail dan Rusdin Tompo, banyak berdiskusi tentang pentingnya literasi budaya bagi anak-anak. Berharap, mereka memahami nilai-nilai dan kearifan lokal yang diwariskan leluhurnya. (*)