AMBAE.co.id – Makassar. Museum La Galigo menggelar Pameran Temporer bertajuk “Pameran Temporer Koleksi Pilihan Museum La Galigo“, selama 6 hari berturut-turut. Dimulai Kamis, 18 Agustus 2022 dan akan berakhir Selasa pekan depan, 23 Agustus 2022.
“Kita laksanakan pameran di Benteng Rotterdam selama 6 hari dari tanggal 18 sampai dengan 23 Agustus 2022. Besok kita senam, kemudian implementasi ragam hias berupa edukasi melukis, ada juga seminar museum, dan pemutaran film dokumenter dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang kita sebut dengan bioskop keliling, setiap hari dari sore sampai malam,” ungkap Zakiyah Assegaf dalam laporannya sebagai Ketua Panitia.
Untuk senam, pihaknya akan menggelar pula sejumlah lomba dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2022. Sementara edukasi melukis, menyasar pelajar SD, SMP, hingga SMA/SMK/SLB yang ada di Kota Makassar.
Karib disapa Caca, Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Museum dan Taman Budaya yang berada di bawah koordinasi Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) itu mengatakan, beberapa koleksi yang dipamerkan merupakan benda langka. Benda-benda peninggalan masa lalu yang hanya diperlihatkan saat pameran saja.
“Ini koleksi benda langka karena hanya kita tampilkan untuk kebutuhan pameran saja. Jadi tidak setiap hari, untuk Pameran Temporer kali ini, cuma 6 hari,” terangnya sembari menunjuk benda warisan sejarah dan budaya yang disimpan dalam wadah kaca.
Karenanya, dia mengajak masyarakat, termasuk pelajar, para generasi Milenial, Zilenial, dan Kolonial untuk berkunjung ke Museum La Galigo. Koleksi itu diantaranya uang kertas, uang dinar serta uang koin lainnya.
Terdapat pula keramik, logam emas, perak, dan perunggu. Baik yang melekat pada pakaian sebagai perhiasan, begitu pun yang sejak duku kala ditempa menjadi senjata ataupun peralatan rumah tangga.
Tidak disebutkan secara rinci kadar, nilai, jumlah, dan asal logam dimaksud. Caca berdalih, demi alasan keamanan, serta perlindungan terhadap koleksi benda bersejarah itu.
Meski begitu, jika Anda bertandang ke pameran tersebut, dapat dilihat penjelasan yang disematkan di sekitar wadah koleksi. Ditambah lagi, pemandu museum dengan sigap akan menyampaikan informasi akurat selama kunjungan.
“Sekali lagi, untuk amannya, tidak kita pamerkan setiap waktu,” tandasnya.
Lanjut Caca, pameran digelar agar bisa mengoptimalkan upaya UPT Museum dan Taman Budaya untuk mempromosikan warisan sejarah dan kebudayaan Sulsel yang ada di Museum La Galigo. Sehingga masyarakat semakin mengenal dan mencintai nilai-nilai budaya, demi kemajuan daerah, bangsa, dan negara di masa mendatang.
“Kami bermitra dengan sekolah dan masyarakat untuk mempromosikan warisan budaya dan sejarah Sulawesi Selatan. Tentu dalam rangka meningkatkan minat masyarakat dan juga siswa/siswi, utamanya generasi milenial, agar bisa berkunjung, terus berkunjung, dan mengajak yang lainnya untuk ke museum,” pungkasnya.
Pameran Temporer yang mengusung tema “Beragam makna, membangun karakter anak bangsa yang berwawasan nusantara” itu dihadiri Kepala Disbudpar Sulsel, Muhammad Jufri. Dia yang sekaligus mewakili Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mendapat amanah membuka acara secara resmi.
Ditandai pemukulan gendang, turut bersamanya di panggung seukuran kurang lebih 10 meter, diantaranya Sekretaris Disbudpar Sulsel, D Khaddafi, perwakilan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulsel, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Sulsel, H Andry S Arief Bulu, serta Caca sendiri. Tampak hadir pula Ketua Asosiasi Museum Daerah (AMIDA) Sulawesi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wajo, Kepala Cabang Bank Mega Syariah, dan Kepala Cabang Disdik Wilayah II Makassar-Gowa, Firdaus.
Jufri membacakan sambutan tertulis Gubernur Sulsel, dikatakan bahwa globalisasi tidak dapat dielakkan. Terjadi dan dirasakan, serta melingkupi segala bidang.
Fenomena itu dapat dengan mudah mengikis budaya jika tidak disikapi dengan bijak. Sehingga penting untuk menggali, mengkaji, dan melindungi, serta melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan yang ada dan tersebar di 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.
“Kegiatan pameran hari ini merupakan salah satu untuk memberikan filterisasi kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda bangsa terhadap perubahan atau restrukturisai sosial yang terjadi sangat cepat,” ucapnya.
Lantas menambahkan di akhir sambutannya, Jufri mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi atas terselenggaranya Pameran Temporer. Ajakan dilontarkan di hadapan audiens, terutama jajaran Disdik Sulsel agar menghimbau para Kepala Sekolah, lebih khusus SMA/SMK/SLB untuk mendorong siswa/siswinya bisa berkunjung ke museum.
“Kita manfaatkan waktu 6 hari ini, yang terbaik buat anak-anak kita, bisa belajar lebih banyak mengenali, menyadari, dan membangun kecintaan yang luar biasa tentang nilai-nilai kebudayaan kita yang terletak di Museum La Galigo ini,” imbuh Professor itu.
Semua yang hadir sejak pembukaan, berkesempatan melihat koleksi benda-benda bersejarah yang dipamerkan di Museum La Galigo. Pameran itu turut dijaga kemanannya oleh Anggota Satuan Polisi Pamong Praja. (*)