Pertama di Indonesia, Disbudpar Sulsel Gandeng UMI Makassar Helat KKN Tematik Desa Wisata

 

UMI Makassar digandeng untuk KKN Tematik Desa Wisata.
Prof Jufri (kiri) dan Prof Basri (tengah) membahas kerja sama program KKN Tematik Desa Wisata (25/01/22).

AMBAE.co.idMakassar. Inovasi lahir dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) di awal tahun 2022. Adalah program kolaborasi dengan perguruan tinggi khususnya yang ada di Sulsel yang kemudian diberi nama KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Desa Wisata.

Digagas oleh Muhammad Jufri yang baru seumur jagung menjabat sebagai Kepala Disbudpar Sulsel yakni sekira 3 bulan. Menjalankan program itu, pihaknya menyasar Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar sebagai yang pertama.

Malah program itu diyakini yang pertama dan baru kali ini dilaksanakan di Indonesia. Jufri yang bergelar Professor penuh tekad membawa dunia pendidikan ke dalam dunia kepariwisataan dan juga sebaliknya.

“Saya pikir ini yang pertama ya, tapi pointnya bukan itu, bagaimana kita mengembangkan kepariwisataan dengan mengoptimalkan semua potensi yang ada. Ini salah satunya, dengan KKN Tematik Desa Wisata,” beber Prof Jufri di Lantai 9 Gedung Rektorat UMI Makassar, Selasa (25/01/22).

Prof Jufri selaku Kadisbudpar Sulsel memboyong pasukannya dari Gedung MULO di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Tampak menyertai diantaranya Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana, Kepala Seksi Kerjasama, Erni Mappiare, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, M Ibrahim Halim dan Kepala Seksi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pariwisata, Kirana Halim.

Sementara Rektor UMI Makassar, H Basri Modding yang menerima rombongan didampingi Wakil Rektor II, H Salim Basalamah, Wakil Rektor III, H Nasrullah Arsyad, Wakil Rektor V, H Muh Hattah Fattah, Ketua LKPM, H Achmad Gani, Kepala Biro Umum, Anwar Dachrun, dan Kepala Humas, Protokoler Kerjasama, Hj Nurjannah Abna.

Read:  Kaltim Kandidat Ibukota RI Berguru Kepariwisataan Sulawesi Selatan

Rombongan Disbudpar Sulsel menemui sang Rektor, H Basri Modding dengan agenda utama untuk memantapkan rencana kerja sama kedua pihak dalam rangka pemberdayaan mahasiswa pada program KKN ke 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulsel. Menariknya kata Jufri, KKN punya tema khusus yakni Desa Wisata yang terus digelorakan Pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf RI (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia).

Disambut dengan dukungan program dan kegiatan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan pada level provinsi hingga Kabupaten dan Kota. Bahkan oleh Menparekraf/Kepala Baparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno telah meluncurkan program “Pendampingan Desa Wisata, Bangkitkan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja” yang kick-off pada Kamis, 20 Januari 2022.

Kadisbudpar Sulsel menyampaikan bahwa dengan KKN Tematik Desa Wisata, maka ratusan Desa Wisata bisa digarap sebagai Lokus (Lokasi Fokus) KKN. Terutama Desa Wisata yang telah ambil bagian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 (ADWI 2021). Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada Desa Wisata yang baru lahir dan muncul ke permukaan di masa mendatang.

“Mudah-mudahan Desa Wisata, utamanya di Sulawesi Selatan ini semakin berkualitas dalam hal pengelolaannya karena Sumber Daya Manusia para pengelolanya juga makin berkualitas. Kapasitas dan kapabilitasnya meningkat karena mendapat pendampingan, pelatihan, dan pembinaan,” harapnya.

Pendampingan akan menyertai dalam mengelola Desa Wisata bisa bertumbuh dari kategori rintisan menjadi, desa wisata maju hingga mandiri. Dengan kehadiran mahasiswa yang melaksanakan KKN, dituturkan Jufri akan banyak hal bisa dilakukan untuk mengembangkan kepariwisataan ditinjau dari banyak aspek serta latar belakang keilmuan berbeda dari para mahasiswa.

Read:  Bak Gula, NA Dikerubuti Warga Tatkala Dadak Bantaeng

Kolaborasi ini pula akan disinergikan dengan desa binaan yang ada di bawah koordinasi dan pengawasan UMI Makassar sebagai lembaga pembina. Semisal, Desa Tassiwalie yang mengemuka dari Rektor, selama bertahun-tahun telah menjadi desa binaan UMI Makassar.

“Kita punya 35 desa binaan, salah satunya ini (red: Tassiwalie) di Pinrang. Kemudian ada Desa Ara di Bulukumba,” ujar Prof Basri sembari menujuk whiteboard.

Memiliki potensi keindahan alam berselimut destinasi wisata Pantai Lowita, desa di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang itu diharapkan Basri bisa menjadi salah satu target KKN Tematik Desa Wisata. Hal senada disampaikan Wakil Rektor V, H Muh Hattah Fattah saat mempresentasikan program kampus di sejumlah desa di Sulsel.

“Ini sejalan dengan program kami, sebelum COVID-19 (red: Pandemi COVID-19) kita sudah merancang, mahasiswa kita melaksanakan tour. Seperti ke Bulukumba termasuk ke Kajang,” jelas Hatta.

Ditambahkan Achmad Gani, UMI menyambut baik program KKN Tematik Desa Wisata. Lalu berharap desa yang akan disiapkan sebagai tujuan bisa dibahas lebih lanjut agar ada sinkronisasi dengan desa binaan kampus.

“Siapa tahu bisa disinergikan desa wisata dengan desa binaan kita,” singkatnya.

Pertemuan kali ini pula merupakan tindak lanjut pertemuan sebelumnya dengan jajaran Disbudpar Sulsel. Lantas akan diikuti dengan pertemuan teknis lagi hingga menggelar penandatanganan PKS (Perjanjian Kerja Sama).

Read:  Literasi di Kabupaten Gowa Mesti Digaungkan

Bruno kemudian mengunci pembahasan cukup singkat itu dengan sebuah penegasan bahwa KKN Tematik Desa Wisata, selain sebagai program kolaborarif, pada dasarnya akan teramu menjadi program sinergitas. Sebagaimana disampaikan lebih awal Prof Jufri akan prinsip inovatif, kolaboratif, dan adaptif yang diarahkan Menparekraf/Kepala Baparekraf RI.

“Ya, disini kita tidak kaku menyikapi program ini bahwa harus di Desa Wisata yang masuk ADWI 2021 kemarin karena bisa saja Desa Wisata yang tidak ikut ataupun belum muncul ke permukaan, justru lebih bagus. Hanya mungkin waktu itu mereka terkendala administrasi, sehingga tidak ikut berkompetisi,” tegas Kabid yang karib disapa BSR.

Karenanya, KKN Tematik Desa Wisata didorong untuk mewujudkan Desa Wisata lebih produktif ke depan. Siap menyambut wisatawan ke destinasi wisata yang ditawarkan, homestay sudah distandarisasi hingga membuat wisatawan berkunjung lagi di kesempatan berikutnya karena telah terbangun good hospitality.

Lanjut pria kelahiran Toraja itu, selain UMI Makassar, pihaknya telah menargetkan beberapa perguruan tinggi lainnya di Makassar. Hanya saja, dia masih enggan untuk membeberkannya. (*)