
AMBAE.co.id – Bantaeng. Pengumuman CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) 2019 menyisakan sekelumit kisah bagi Isriami. Dia menjadi salah satu dari sekian orang yang dinyatakan LULUS sebagai CPNS.
Kepadanya dianugerahi amanah untuk memangku jabatan sebagai Pengolah Data Kelembagaan pada institusi Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Sekretariat Daerah Kabupaten Bantaeng. Yang mana saat ini satu atap dengan Kantor Bupati Bantaeng di Jalan Andi Mannappiang Nomor 5, Kelurahan Lembang, Kecamatan Bantaeng.
Melalui wawancara ekslusif dengan AMBAE, Amy sapaan akrab dari Ibu satu anak itu menyatakan rasa haru mendalam atas sebuah rezeki yang tidak pernah diimpikannya. Betapa tidak, mendaftar CPNS baginya bukab pilihan utama.
Namun semua itu berkat dorongan keras sang Suami yang hingga kini berstatus PNS di Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Dasar itulah yang membuatnya bertahan mengikuti setiap tahapan perekrutan, meski penuh keraguan.
“Saya tidak menyangka akan Lulus, dulu orientasi Saya bukan menjadi PNS. Pas kerja di Bank, Saya rasa itu pekerjaan yang paling baik dan enak. Selain tidak percaya pada sistem rekruitmen CPNS yang ada, juga memang belum ada dorongan untuk jadi PNS”, ungkap Amy kepada AMBAE, Jum’at siang (30/10/20).
Amy mengaku ada angka 2 yang selalu membayangi kisah kelulusannya. Usai menikah, dia memilih melanjutkan pendidikan ke kenjang S2 dan mendapat beasiswa dari Kemendikbud RI ketimbang mendaftar CPNS, bahkan harus rela resign dari perbankan.
“Setelah lulus, Saya mengabdi di Bawaslu Bantaeng yang sudah menjadi rumah kedua Saya. Bawaslu Bantaeng sudah jadi keluarga baru bagi Saya”, ujarnya.
Meski begitu, Amy belum puas, apalagi statusnya bukan PNS atau pun Anggota Panwaslu yang punya masa kerja tetap, minimal 5 tahun. Disiapkannya senjata kedua mengantisipasi manakala dirinya tidak dibutuhkan lagi Bawaslu Bantaeng walau karena tuntutan masa kerja.
Tahun 2019 silam, dicobanya mendaftar pada Kementerian Agama sebagai Dosen. Peluangnya besar, tapi takdir tidak berpihak pada dirinya yang tak direstui Suaminya, Wawan.
“Hari Jumat tanggal 14 Februari tes SKD, Alhamdulillah Lulus, berada di urutan kedua, nilai 363. Total lulus SKD 2 orang di formasi umum, 2 tidak lulus dan 2 tidak hadir. Lanjut SKB hari Jumat tanggal 4 September, tes SKB juga nilai diurutan kedua dengan nilai 260”, urai dia.
Kisahnya berlanjut, masih sangsi bahwa perekrutan CPNS sarat akan permainan database yang semrawut. Chat bersama sang Suami pun masih tersimpan rapi yang kemudian dibeberkan kepada AMBAE.
Tidak berhenti disitu, rupanya Terbaik II pada formasi tertentu diberi keistimewaan untuk bisa mengisi formasi kosong berdasarkan Permenpan RB. Alhasil, pada Jum’at (30/10/20) dirinya resmi menyandang CPNS walau SK belum di tangan.
“Sambil menunggu kelahiran cadebay (bayi) diperut. Dari tahun lalu berharap hamil dan bisa jadi PNS”, kata Amy penuh haru.
Dia bersyukur diberi 2 amanah dalam satu waktu yakni sebagai CPNS dan bersiap menimang anak kedua. Kali keempat dia mendaftar, barulah menuai keberhasilan.
“Betapa tidak percayanya Saya dengan sistem perekrutan CPNS. Sekarang keraguan Saya terbantahkan semua karena Saya diyakinkan bahwa Allah Swt Maha Kuasa atas segala-galanya”, tutup Amy.
Rupanya, dorongan kuat sang Suami tidak sekedar menghadirkan angka 2 ke dalam cerita yang menyelimuti hidup jebolan D-III Manajemen Teknik Informatika itu. Keduanya mampu mendekatkan diri kepada sang Khalik, Allah Swt yang menguasai Langit dan Bumi beserta seluruh isinya, mengutip Ayat kursi. (*)