
AMBAE.co.id – Makassar. Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (KadisBudPar SulSel), Denny Irawan Saardi menghadiri Sosialisasi Sertifikasi CHSE (Cleanlines, Health, Safety and Environment) Bagi Pelaku Usaha Hotel, Restoran dan Daya Tarik Wisata. Bertempat di Claro Hotel Makassar pada Kamis (15/10/20).
Kegiatan itu diprakarsai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KemenParEkRaf RI). Sekaligus menjadi bagian dari upaya untuk mendukung program Indonesia Care.
Denny mendapat kesempatan berbicara di hadapan para pelaku usaha kepariwisataan. Disampaikan bahwa sektor pariwisata punya peluang besar sebagai sumber devisa negara.
Sekaligus meningkatkan pendapatan daerah, bahkan akan berdampak multi efek jika dikelola maksimal. Tentu diikuti peningkatan kapasitas, kualitas, kapabilitas dari setiap Sumber Daya Manusia yang bekerja di sektor tersebut.
“Dari sektor pariwisata dapat berdampak besar pada sektor lain. Di antaranya terbukanya serta tumbuhnya lapangan kerja baru dan juga meningkatnya kesempatan kerja baru”, kata Denny.
Memenuhi harapan itu, dibutuhkan sertifikasi agar kepercayaan wisatawan terhadap para pekerja kepariwisataan lebih terjamin. Di samping menjadi acuan bagi pengelola destinasi wisata maupun hotel, restoran serta agen perjalanan dalam menyusun dan menyiapkan rencana pengembangan usahanya.
“Usaha pariwisata dan tenaga kerja pariwisata berkualifikasi, ujung tombak bagi industri pariwisata. Kita patut berterima kasih dan mengapresiasi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, perhatian terhadap dunia kepariwisataan sangat tinggi di tengah Pandemi COVID-19”, ujarnya.
Lanjut dia, Pemerintah Provinsi SulSel menaruh perhatian serupa. Panduan protokol kesehatan gencar disosialisasikan, terutama tenaga kerja yang menjadi contoh sebelum menerapkannya kepada konsumen.
Memberi pemahaman khususnya stakeholder terkait kepariwisataan untuk menjadikan protokol kesehatan sebagai hal penting di samping penegasan lain seperti kebersihan dari semua ruang lingkup kepariwisataan. Diikuti pengawasan ketat sesuai SOP (Standard Operating Procedure) dari DisBudPar SulSel dan Dinas Kesehatan SulSel.
“Penting untuk menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari seluruh konsumen terkait kesehatan maupun kebersihan dan keamanan. Ini harus kita hadirkan tak hanya di destinasi wisata, tapi di semua ruang kepariwisataan, di hotel, restoran serta sarana dan prasarana yang mendukung sektor pariwisata, bandara maupun kendaraan yang akan digunakan wisatawan”, tegasnya.
Denny mencontohkan bahwa Pemprov SulSel dapat keluar dari zona merah Pandemi COVID-19 karena salah satu inovasi yang digagas Gubernur SulSel, HM Nurdin Abdullah. Adalah program Duta Wisata COVID-19 dengan memanfaatkan hotel sebagai media isolasi efektif bagi pasien reaktif hingga positif COVID-19.
“Dari program Bapak Gubernur Sulawesi Selatan ini, bisa lahir inovasi-inovasi lain. Di sektor pariwisata, kita menjadikannya acuan, bahwa protokol kesehatan wajib ada dan diterapkan”, pungkasnya.
Apalagi kata Denny, memasuki era New Normal, berarti aktifitas sehari-hari mulai dijalankan. Begitu pun kunjungan wisatawan mulai menunjukkan hal menggembirakan. (*)