AMBAE.co.id – Makassar. Banyak kisah menarik dibalik COVID-19. Mulai dari penanganan pasien yang tak henti diupayakan hingga sembuh.
Bagaimana menangani pembagian sembako kepada masyarakat dan Alat Pelindung Diri (APD) kepada Tenaga Medis. Hingga upaya Pemerintah menyiapkan diri menghadapi kemungkinan resesi ekonomi selama dan usai pandemi bergulir.
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan (TP PKK SulSel) salah satu organisasi yang intens menangani urusan pembagian sembako. Kepada jajarannya, Hj Liestiaty F Nurdin menekankan agar wadah kardus untuk paket bantuan yang masuk tidak dibuang.
“Jangan buang ya, kardusnya bisa digunakan untuk mendistribusikan nasi dos”, tegas Lies.
Pada akhirnya pembagian paket buka puasa berupa nasi dos, PKK SulSel tidak kesulitan mencari wadah untuk menampung paket yang lebih kecil. Disamping memudahkan pengangkutan, juga membuat paket nasi dos lebih aman dari kontaminasi bau.
Demikian halnya barang yang masuk melalui pesanan khusus PKK SulSel yang mencapai jutaan buah. Seperti kardus (dus) untuk teh, kopi, ikan kaleng, mie instant dan gula serta bahan makanan lain.
“Barang-barang yang masuk dari pasar dan dari tempat-tempat kami memesan, itu dus-dus (kardus)”, ungkapnya, Jum’at (15/05/20).
Awalnya dikemas dengan kardus berukuran besar. Lies berharap kardus itu digunakan saat pendistribusian ke lapangan agar tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai.
“Dengan banyaknya dus yang masuk, itu tidak kami buang tapi kami manfaatkan kembali. Dimasukkan bahan-bahan sembako ini untuk kami bagikan ke masyarakat”, terang dia.
Dosen Fakuktas Perikanan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar itu pernah menjabat Ketua PKK Kabupaten Bantaeng selama 2 periode. Di daerah itu dia meneliti dampak plastik bagi ikan dan biota laut lainnya serta dampak negatif yang ditimbulkan mikroplastik bagi manusia dengan mengkonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi plastik.
Karenanya, sejak awal pembagian sembako, Lies mewanti-wanti Pengurus PKK SulSel agar tidak sama sekali mengunakan Plastik. Sebagai alternatif lain, pihaknya memberdayakan UMKM untuk menjahit tas kain pengganti kantongan kreset.
“Jadi tidak menjadi sampah di masyarakat. Plastik kan bahaya bagi manusia dan hewan, juga merusak lingkungan kita”, tuturnya.
Dari pantauan AMBAE di gudang yang berdekatan dengan Sekretariat PKK SulSel di Masjid Raya Nomor 70A Makassar, kardus dipisahkan tersendiri usai paket bantuan kapasitas besar dikeluarkan dan siap dikemas ke wadah lebih kecil yakni tas kain. Sementara kardus rusak ataupun yang berukuran kecil, tetap dikumpul untuk selanjutnya dikirim ke tempat daur ulang.
“COVID-19 ini sangat berbahaya. Tapi lebih bahaya kita rusak lingkungan dengan plastik dan juga kardus, jangan buat masalah dari masalah yang satu”, pungkasnya. (*)