AMBAE.co.id – Bantaeng. Mengawali tahun baru 2020, tepatnya di hari kedua, Kamis (02/01/20), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantaeng melaksanakan Refleksi dan Dialog Awal Tahun 2020.
Kegiatan itu dilangsungkan di Halaman KPU Kabupaten Bantaeng di Jalan Andi Mannappiang, Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng. Mengusung tema “Menakar Pemilu 2019, Antara Harapan dan Kenyataan”.
Sementara untuk Narasumber, menghadirkan 3 orang yakni Ketua KPU Kabupaten Bantaeng, Hamzar dengan materi Idealitas dan Realitas Pemilu 2019 dalam Prespektif Penyelenggaraan. Berikutnya Ketua Bawaslu Kabupaten Bantaeng, Muhammad Saleh mengantarkan materi Idealitas dan Realitas Pemilu 2019 dalam Prespektif Pengawasan.
Tampil di sesi terakhir adalah Hamsyah selaku Ketua DPRD Kabupaten Bantaeng, Hamsyah. Dia menyampaikan materinya yang bertajuk Tata Kelola Pemilu 2019 dalam Pandangan Peserta Pemilu dan Menatap Masa Depan Partai Politik selama kurang lebih 15 menit seperti kedua Pemateri.
Pada kesempatan sama, hadir Wakil Bupati Bantaeng, H Sahabuddin bersama sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Selain itu tampak pula unsur Forkopimda serta beberapa Pimpinan Organisasi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Awak Media.
Sahabuddin mengapresiasi KPU Bantaeng karena mampu menggelar kegiatan tersebut. Menurutnya sudah sepantasnya dialog di ruang publik sering dilaksanakan agar mampu memininalisir kepenatan, dibanding hanya berbincang lepas di Warkop (Warung Kopi).
“Luar biasa yang dilakukan KPU Bantaeng malam ini. Paling tidak banyak ide muncul dari bawah, daripada kita hanya berdiskusi di Warkop, tidak terasa begadang sudah pagi”, tuturnya.
Lanjut dikatakan, ide yang muncul dari interaktifnya Narasumber dengan hadirin dpaat diramu untuk kemudian dilanjutkan ke tingkatan atas yakni KPU Pusat ataupun Pemerintah Pusat dalam menyiapkan Pemilu selanjutnya.
“Mudah-mudahan ide bisa dibawa ke pusat, paling tidak muatan-muatan di dalamnya. Ke depan kita dituntut lebih arif, dewasa, cerdas dan demokratis”, ujarnya.
Refleksi dan Dialog malam itu juga menampilkan hiburan berupa musik Langgam bergenre Makassar persembahan Komunitas Pakampong Tulen (KOMPLEN) sekaligus menjadi penanda begitu mencairnya suasana. (*)