
AMBAE.co.id – Bantaeng. Seminar bertajuk stunting yang dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng dibuka secara resmi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Hj Sri Dewi Yanti pada Senin pagi (26/11/9).
Tak hanya hadir di seremonial saja, Sri kembali menyampaikan materinya bersama dengan 4 Narasumber yang ada. Dihadapan peserta seminar, dibaginya sebuah tips sederhana bagaimana mencegah stunting.
“Minuman tradisional jahe ditambah kunyit, sereh, madu dan jeruk nipis kalau kita biasakan minum setiap pagi, Insya Allah bisa membuat badan kita segar”, ungkap Sri.
Dikatakan lebih lanjut bahwa ramuan tradisional itu punya banyak manfaat termasuk bagi kaum perempuan. Merrka yang masih belia kata Sri, yang didera bau badan kurang sedap dapat mengkonsumsi rutin agar harum aroma badannya.
“Bahan dalam ramuan itu, semuanya aman diminum. Di daerah kita kan banyak jahe, kunyit, sereh, jeruk nipis apalagi madu, kalau mau minum dua kali sehari tidak apa di sore hari mungkin”, urainya.
Dikesempatan pagi jelang siang itu, Sri mendapat pertanyaan sekelumit cara mencegah stunting dari seorang pelajar MA Tompong Bantaeng. Adalah Putri Atila, siswi Kelas XII yang menyimak materi seminar bersama rekannya.
“Ibu Bupati tadi bilang, ramuan ini dimasak sampai mendidih airnya. Airnya itulah yang diminum agar badan segar”, ucap Putri kepada AMBAE.
Narasumber lain menambahkan bahwa stunting terjadi dan dialami anak karena ketidak pedulian seorang perempuan menjaga asupan makanan bergizi yang seimbang tatkala sedang hamil. Dampaknya pada anak, tubuh lebih pendek alias kerdil yang merupakan salah satu ciri stunting.
Lalu tampil seorang peserta seminar dari Puskesmas Kassi-kassi yang meminta penjelasan terkait penanganan anak yang mengalami stunting. Erna mengungkapkan jika anak dengan tubuh kerdil kerap dikucilkan di tengah masyarakat.
“Bagaimana menangani anak yang kerdil. Dibanding mencegah, tidak kalah penting penanganan stunting bagi anak yang mengalamiya karena dari segi psikologis dapat mempengaruhi kehidupan sosial anak”, terang Erna.
Ainun, seorang dokter yang juga Narasumber seminar itu menjelaskan bahwa anak yang terkena stunting dalam proses pertumbuhannya masih punya peluang untuk tidak kerdil. Catatan pentingnya ada tahapan tertentu dimana proses perubahan masih berlangsung.
“Ketika anak menuju pubertas, anak masih bisa lebih tinggi, apalagi kalau sudah disunat. Tapi bukan karena sunatnya, melainkan masa pertumbuhannya yang sebentar lagi pubertas, hormon di dalam tubuhnya ikut mempengaruhi”, jelasnya.
Begitu pun anak dibiasakan menerima supply Vitamin D dari sinar ultraviolet sekitar pukul 9 hingga 10 pagi. Ainun menghimbau agar orang tua tidak mengungkung anaknya dengan gadget, namun lebih membuka ruang bagi anak bergerak dan menggerakkan motorik dengan bermain di luar ruangan. (*)