Prof Jufri Goreskan 142 Kali Tinta Biru Disisi 71 Pimpinan PTS

 

71 PTS Jalin PKS KKN Tematik Desa Wisata.
Penandatanganan PKS bersama 71 PTS di LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara (03/08/22).

AMBAE.co.idMakassar. Layak dicatatkan pada buku rekor nasional, hari ini, Rabu, 3 Agustus 2022, Prof Jufri menandatangani berkas Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebanyak 142 kali. Di Aula Ridwan Saleh Mattayang, LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah IX Sultan Batara (Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara), dia menggoreskan tinta biru di atas lembaran putih yang dilapisi map batik.

“Saya merasa, kayaknya ini MoU yang terbanyak yang akan kita tandatangani. Tandatangannya luar biasa pak, ini bisa masuk MURI (Museum Rekor Indonesia). Dan Saya kira ini betul-betul merupakan satu sinergi yang sangat luar biasa,” terangnya.

Tinta itu menjadi penanda dirinya sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel). Tandatangannya diikuti Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara, Andi Lukman pada dokumen yang sama.

Keduanya menandatangani dua rangkap dokumen yang telah dibubuhi materai, lalu dilanjutkan dengan cap stempel. Hanya membutuhkan 30 menit sejak goresan pertama hingga terakhir, pada pukul 14:49 hingga 15:19 WITA.

Read:  Malam ADWI 2021, Sulsel: 2 Juarai Kategori, 1 Dicatatkan Desa Wisata Berkembang

Totalnya 71 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) melakukan perikatan dengan Disbudpar Sulsel serta diketahui LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara. Ini pun bagian tindak lanjut PKS yang telah lebih awal terjalin antara LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara dengan Disbudpar Sulsel, yang mana ditandatangani pada 30 Mei lalu.

PKS memuat keabsahan sinergitas dan kolaborasi para pihak untuk menjalankan program KKNTDW (Kuliah Kerja Nyata Tematik Desa Wisata). Program strategis Disbudpar Sulsel yang digagas Prof Jufri sejak awal jabatannya sekira September 2021.

Para pimpinan PTS yang bertandatangan siang itu, memanfaatkan waktu lebih singkat. Tidak lebih 2 menit, dari pukul 14:46 hingga 14:48 WITA, termasuk persiapan tatkala ke-71 orang berdiri di depan tiap dokumen.

“Hari ini langsung bisa direalisasikan dengan kita akan bertandatangan bersama MoU dengan kehadiran 69 perguruan tinggi,” ujar Kadis bernama lengkap Muhammad Jufri dalam sambutannya.

Angka itu pun pada pagi harinya, masih tercatat sebanyak 15 PTS yang menyatakan kesiapan untuk hadir. Saat proses penandatanganan berlangsung, bertambah 2 PTS, dari Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Enrekang.

“Penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Kepala LLDIKTI yang telah memberikan ruang, kesempatan yang sangat baik bagi Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan untuk menindaklanjuti berbagai audiensi yang telah kami lakukan,” bebernya.

71 PTS Jalin PKS KKN Tematik Desa Wisata.
71 Pimpinan PTS menandatangani PKS di LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara (03/08/22).

LLDIKTI Wilayah IX Sultan Batara membawahi ratusan PTS di wilayah kerjanya. Andi Lukman berharap seluruh PTS dapat memperkuat sinergi sebagai bagian tak terpisahkan dari pentaheliks pariwisata untuk mendukung program KKN Tematik Desa Wisata.

“Ini luar biasa. Dan sekarang, kita diberikan peluang oleh Pemerintah Provinsi (Sulawesi Selatan) untuk bersama-sama membangun desa. Sehingga KKN Tematik Desa Wisata ini, kami dari LLDIKTI sangat menyambut baik,” tegas Lukman.

Bahkan bersinggungan lansung kata dia, dengan program MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka) serta Kurikulum Merdeka. Bahwa KKN Tematik Desa Wisata, wadah yang dibuka oleh Disbudpar Sulsel untuk mewujudnyatakan implementasi sebagian dari tuntutan pemenuhan 60 SKS.

Read:  KadisBudPar SulSel: Manfaatkan Dunia Digital Agar Museum Lebih Informatif

Lagi-lagi, angka 71 PTS ini menambah deretan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang telah menjalin kerja sama. KKN Tematik Desa Wisata didorong berkelanjutan dari tahun ke tahun.

Pihak penggagas telah menyiapkan modul program yang akan menjadi dasar pelaksanaan. Sehingga program bisa terarah, terukur, dan tepat sasaran, demikian halnya hal teknis terbuka dibahas lebih lanjut dengan masing-masing perguruan tinggi. (*)