AMBAE.co.id – Makassar. Memasuki awal November 2021, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) lanjut tancap gas meningkatkan upaya promosi pariwisata. Prambors FM yang hadir di frekuensi 105.1 MHz pun tak lepas dari perhatian OPD (Organsiasi Perangkat Daerah) ini.
Memanfaatkan keberadaannya sebagai media promosi pariwisata. Tentu yang disasar kalangan milenial seperti tagline #KawulaMuda radio yang bermarkas di Lantai 4 Mall Ratu Indah, Jalan Dr Ratulangi, Mamajang Luar, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar tersebut.
Muhammad Jufri selaku Kepala Disbudpar Sulsel memenuhi program acara Prambors Ngobrol Spesial yang tayang Rabu siang, 3 November 2021, pukul 12:00 hingga 13:00 WITA. Bersama Host, Desi atau DC tapping dihelat di Gedung Mulo, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kota Makassar pada Selasa (02/11/21).
Jufri memaparkan bahwa pihaknya ingin menggaet lebih banyak kawula muda sebagai ujung tombak untuk memperkenalkan destinasi wisata kepada wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara. Baginya kawula muda penuh energi, semangat, dan kreativitas dalam industri kreatif yang menyokong sektor kepariwisataan.
“Bicara industri kreatif, banyak kawula muda di dalamnya. Milenial gudangnya kreatif, menghadapi kawula muda harus terus semangat, makanya Saya semakin semangat, apalagi kalau semuanya mendukung kepariwisataan kita kembali bangkit, bergairah lagi setelah hampir 2 tahun dihempas Pandemi COVID-19,” kata Jufri.
Direspon DC bahwa kawula muda memang dekat dengan dunia fotografi dan videografi. Faktanya, media sosial cenderung digandrungi usia remaja untuk menuangkan ide dan kreativitasnya, termasuk turut mempopulerkan diri dengan caption menarik saat berkunjung ke destinasi wisata.
“Berarti pak Kadis! Kalau ke (Benteng) Rotterdam jangan foto-foto doang (saja),” ujar DC.
Oleh Jufri ditanggapi dengan senyum manis khasnya. Menurutnya, tidak apa-apa jika swaphoto menjadi kebiasaan kawula muda, itu justru bagus sebagai langkah awal menuju praktek-praktek promosi pariwisata.
“Tidak apa-apa, foto-fotonya boleh tapi latar belakangnya museum. Disnilah kawula muda mengambil peran, itu salah satunya ya, kan tidak cukup kalau Dinas Pariwisata saja yang bekerja. Kawula muda, ayo dong ikut berpartisipasi membangkitkan pariwisata dan budaya kita,” pintanya.
DC lanjut menyimpulkan jika pendapat selama ini yang mengatakan bahwa tanggung jawab pariwisata hanya di tangan Pemerintah, itu malah keliru. Pemuda-pemudi tidak bisa dipisahkan dan diabaikan begitu saja, mesti ambil peran sesuai kompetensinya.
“Rupanya yang diperhatikan bukan dinasnya saja, kita-nya juga. Ini salah satu faktor pendorong dan pendukung untuk memajukan destinasi wisata ya,” ucap DC.
Gerakan demi gerakan ditempuh sang pemimpin yang baru di tubuh Disbudpar Provinsi Sulsel itu. Mulai dari pendalaman terhadap tugas dan fungsi dari OPD sejak awal efektif bekerja sekira 2 pekan lalu.
Hanya butuh 2 hari bagi sang Kepala Dinas, Muhammad Jufri mengumpulkan seluruh Pejabat Eselon III yang menduduki jabatan Kepala Bidang dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis). Berlanjut audiensi dengan sejumlah mitra kerjanya seperti asosiasi pariwisata, duta wisata.
Tanggal 9 bulan dijadwalkan pertemuan besar, Rakor (Rapat Koordinasi) dengan seluruh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. Satu diantaranya yang menjadi agenda Rakor yakni untuk menguatkan sinergitas dan juga kolaborasi.
“Kita jadwalkan itu ada Rakor di tanggal 9, semua Kadis akan menunjukkan apa keunggulan, ikon daerahnya masing-masing. Kita mau ada satu, misalnya kalau ke Maros itu apa yang ikonik,” ungkap Jufri.
Kawula mesti menangkap peluang dan tantangan untuk ikut mempromosian Sulsel pada sektor pariwisatanya maupun kebudayaannya. Industri kreatif terbuka lebar untuk menuangkan ide dan gagasan yang berdampak pada meluasnya dunia kerja dan lapangan kerja yang kian banyak pula.
“Dengan kekuatan tim yang ada akan lebih kuat kuat lagi kalau disupport teman-teman anak muda. Paling kami harapkan jika teman-teman kawula muda ambil bagian, siapa lagi kalau bukan kawula muda, jadi sesuai keahlian masing-masing. Mungkin jadi guide, bikin kaos, kerajinan atau cinderamata,” imbuhnya.
Ayo mainkan! Jufri mengucapkannya dengan nada lumayan menggema di ruang kerjanya. Itu menanggapi permintaan DC yang berharap agar kawula muda diajak berwisata ataupun turut serta dalam kegiatan Disbudpar Sulsel.
Jufri lantas menampiknya, “kapan kita menutup diri, tidaklah”. Dengan kekuatan teknologi seperti ponsel yang seakan melekat pada diri milenial, menjadi senjata ampuh terkait marketing.
“Saya tahu followers-nya saja begitu banyak. Kami ajak ke satu tempat saja pasti menyebar foto-fotonya kemana-mana. Sekarang dibenak Saya, bagaimana menghimpun teman-teman influencer bertemu di sini, Saya ingin duduk bersama influencer, ayo dong bangkitkan Sulawesi Selatan. Sulsel bangkit, Indonesia bangkit,” pungkasnya.
Jufri kemudian menggambarkan ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Ketua Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf/Baparekraf) bertandang ke Sulsel beberapa waktu lalu. Kala itu dia membawa serta Atta Halilintar yang dikenal sebagai salah satu influencer berpengaruh di negeri (+62 Indonesia).
“Mas Sandi ke Rammang-rammang waktu itu, ada Atta Halilintar bersamanya. Saya kira kita juga punya banyak Atta Halilintar di Sulsel, anak-anak Sulsel tidak kalah hebat. Prambors mungkin setelah ini bisa bangun komunikasi dengan bidang-bidang yang ada di Disbudpar Sulsel,” tantang Jufri kepada Prambors FM Makassar.
Kadisbudpar Sulsel punya harapan terbesar, tidak lama lagi media sosial yang ada di lingkungan OPD itu sudah centang biru. Followers-nya semakin banyak, konten-kontennya pun makin kreatif, keren-keren dan tentunya berkesinambungan.
“Setelah ngobrol ini harus centang biru. Ayo teman-teman, kita punya media sosial Instagram, Facebook, ada Twitter, juga website kita, like follow dan jangan lupa comment dan share ya,” tutup Jufri di akhir segmen 4 bersama DC dari Prambors FM Makassar. (*)