AMBAE.co.id – Makassar. Bertempat di Pesonna Hotel di Jalan A Mappanyukki Nomor 49, Kelurahan Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Kota Makassar pada Rabu (27/10/21) berlangsung kegiatan yang diprakarsai Bidang Pengembangan Destinasi. Bertajuk “Workshop Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tata Kelola Destinasi“, kegiatan itu dibuka secara resmi Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Jufri.
Sejumlah Kepala Dinas Pariwisata hadir langsung, yakni dari Kabupaten Maros, Gowa, Sidrap, Soppeng, Bulukumba dan Sinjai, sisanya diwakili pejabat setingkat Eselon III dan/atau Eselon IV. Tampak pula Pelaku Industri Pariwisata yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).
Dalam sambutannya tanpa teks tertulis, Jufri mengajak seluruh unsur terkait kepariwisataan untuk bekerja sesuai tugas dan fungsinya dalam membangkitkan dan terus memajukan kepariwisataan. Betapa tidak, sektor pariwisata saat ini harus memulai lagi start-nya pasca dihempas badai COVID-19.
Membuat wisatawan tidak dapat berkunjung ke destinasi wisata karena terjadi pembatasan sekira 2 tahun lamanya. Dan dalam beberapa pekan terakhir, kondisi kepariwisataan mulai menggeliat, ditandai ramainya kembali destinasi wisata dengan wisatawan domestik.
Adapun pintu masuk bagi wisatawan mancanegara, diperkirakan akan segera dibuka sepenuhnya. Peluang itu ada kata Jufri jika melihat angka penumpang pesawat yang masuk ke Sulsel pekan lalu yang mencapai 12 ribu orang.
“Intinya kebersamaan, mari kita bersama-sama membangkitkan, menggairahkan kepariwisataan kita di Sulawesi Selatan. Kalau pariwisata lebih baik, itu karena kita ada di dalamnya,” kata Jufri.
Lanjutnya, segala perjuangan dan pengorbanan yang tulus ikhlas pastinya akan berbuah kebaikan, Inshaa Allah bernilai ibadah, dan diharapkan bisa memacu orang lain mengikuti gerak langkah dan sikap yang dipertontonkan. Makanya penting untuk selalu berpikir positif, memacu diri dengan semangat berbekal sugesti untuk kemaslahatan orang banyak.
“Mengelola kepariwisataan tidak bisa jalan sendiri, mari kita bekerja lebih optimal lagi. Selalu berpikir dengan pendekatan yang lebih mengundang kehadiran Tuhan, kehadiran Allah SWT di dalam setiap aktivitas yang kita lakukan agar bernilai ibadah,” ujarnya.
Dirinya kemudian mengadopsi tagline dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Ketua Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesi (Kemenparkeraf/Baparekraf RI). “Sulsel Maju, Indonesia Bangkit”, tanpa mengabaikan tagline lainnya yang juga dipopulerkan paguyuban mulai dari pusat hingga daerah.
“Mas Menteri, mas Sandi menyebutnya Indonesia Bangkit, di Sulsel kita tambah lagi. ‘Sulsel Maju, Indonesia Bangkit’, sepakat ya,” tegasnya disambut tepuk riuh peserta workshop.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk membangkitkan kepariwisataan. Dia mengatakan, mulailah dari hal paling kecil dan jangan pernah menunda karena pariwisata merupakan sektor yang tidak mudah pulih layaknya sektor-sektor lain.
“Mulai dari hal kecil, jangan ditunda-tunda. Memang salah satu yang merasakan dampak paling cepat dari adanya COVID-19 adalah sektor pariwisata. Ketika pemulihan, sektor ini yang tidak mudah dipulihkan, karena terkait ekosistem yang melibatkan banyak unsur,” ungkapnya.
Jufri kemudian membeberkan rencananya untuk melaksanakan pertemuan akbar dengan seluruh pemangku kepentingan sektor kepariwisataan dan kebudayaan di 24 Kabupaten dan Kota. Dari pertemuan itu, dia optimis akan lahir formula-formula baru dalam rangka menyusun perencanaan pembangunan maupun strategi membangkitkan sektor tersebut lebih cepat dan lebih efektif.
Rencana itu erat kaitannya dengan keberadaannya sebagai pucuk pimpinan Disbudpar Sulsel sejak dilantik beberapa waktu lalu. Kolaborasi dan sinergitas diharapkan terbangun apik, sebagaimana arahan dan penegasan Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman kepada seluruh jajarannya.
“Kalau semua elemen bergerak sama, Saya percaya industri pariwisata Sulawesi Selatan akan segera bangkit,” pungkasnya.
Melalui workshop selama sehari itu, Jufri mengharapkan lebih banyak saling bertukar pikiran. Membagi pengalaman di daerahnya masing-masing, termasuk menggambarkan kondisi yang menjadi hambatan untuk kemudian mencari solusi yang terbaik menyelesaikannya.
“Inshaa Allah dengan ketiga narasumber kita ini, Saya percaya kita akan mendapatkan banyak sekali hal baru yang bisa menumbuhkan terkait tata kelola industri kepariwisataan dalam berbagai aspek,” harap Jufri.
Narasumber yang dipercayakan Disbudpar Sulsel yakni Darhasyah selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI). Memaparkan materi bertajuk “Daya dukung lingkungan kawasan wisata”.
Dilanjutkan materi “Strategi implementasi pariwisata berkelanjutan di era kenormalan baru” oleh Windra Aini. Dia seorang Pengajar Diploma-4 program studi usaha perjalanan wisata Politeknik Pariwisata Makassar.
Dan narasumber ketiga dari ASITA Sulsel yakni Bambang Haryanto. Menyampaikan materinya yang berjudul “Tata kelola destinasi pariwisata pasca COVID-19 dengan strategi kolaborasi, adaptasi, dan inovasi”.
Sementara itu Kepala Bidang Pengembanhan Destinasi, Hj Djamila Hamid menyampaikan, workshop ditujukan untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman terkait manajemen pengelolaan destinasi wisata. Selain itu dapat terbangun sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan sektor kepariwisataan.
“Workshop ini bertujuan untuk membangun sinergitas yang terlibat dalam pengelolaan destinasi wisata. Kualitas dan kapasitas pengelolaan destinasi wisata kita harapkan lebih baik lagi nantinya,” tutur Djamila.
Karenanya pihaknya juga menghadirkan perwakilan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), Bappelibangda (Badan Perencanaan, Pembangunan Penelitian, dan Pengembangan Daerah), Pengelola Geopark Maros-Pangkep, dan Pengelola destinasi wisata Rammang-rammang Maros. Bahkan moderator pun sengaja dipilih dari pelaku industri pariwisata, adalah Ketua DPD GIPI SulSel, Suhardi Patawari. (*)