AMBAE.co.id – Maros. Hari pertama Virtual Advisory Mission berlangsung sukses. Nyaris tidak ada hambatan besar dialami selama pelaksanaannya pada Selasa (26/10/21).
Kabupaten Maros menjadi obyek untuk melakukan assessment terhadap beberapa geosite yang dimiliki Geopark Nasional Maros-Pangkep (GNMP). Dimana terdapat 3 destinasi wisata di dalamnya.
Pertama, Permandian Alam Air Terjun Bantimurung yang terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang. Tercatat dalam pengawasan Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Maros.
Berikutnya, Taman Prasejarah atau Taman Purbakala Leang-Leang yang terletak di Kelurahan Leang-leang, Kecamatan Bantimurung. Destinasi wisata budaya ini dilelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulsel.
Dan yang ketiga, Kampoeng Karts Rammang-rammang/Salenrang yang ada di Dusun Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa. Di bawah pengawasan dan pengelolaan Disbudpar Maros.
Ketiganya merupakan destinasi wisata yang menyimpan keindahan alam luar biasa. Dijamin mampu memikat dan memesona wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Dalam sehari, beberapa spot geosite GNMP jadi target pengambilan gambar secara LIVE oleh tim lapangan yang digawangi Badan Pengelola (BP) GNMP. Adapun gambar video itu ditransmisikan kepada Tim Asesor The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yang berkedudukan di Paris, Perancis.
Mengingat Pandemi COVID-19 yang membuat masih terjadinya pembatasan akses masuk ke Indonesia, maka Tim Asesor melakukan assessment secara virtual. Meski begitu, utusan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) turun langsung ke lokasi menyaksikan dan mengawasi rangkaian aseessment, sekaligus memberikan testimoni.
Dedy Irfan selaku General Manager (GM) GNMP mengungkapkan, keberhasilan virtual assessment hari ini tidak terlepas dari peran aktif seluruh stakeholder berkolaborasi dengan pihaknya. Diantaranya Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) dan beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya, Pemerintah Kabupaten Maros, PT Telkomsel, PT Semen Bosowa, PT PLN dan Tokoh Masyarakat.
“Alhamdulillah lancar, mulai dari geosite Bantimurung sampai di geosite Karst Rammang-rammang hari ini sukses karena semua stakeholder bersama Badan Pengelola Geopark Nasional Maros-Pangkep ikut andil dan peran,” bebernya.
Virtual Assessment akan berlanjut Rabu, 27 Oktober 2021 besok. Lokasinya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) berupa geosite-geosite yang ada di Spermonde.
“Besok dengan isu kurang lebih sama, kita akan bercerita bagaimana Kawasan Geopark Maros-Pangkep khususnya spermonde. Kita juga akan bercerita bagaimana hubungan industrial antara kawasan industrial PT Semen Tonasa dengan lukisan gua Bulu Sipong menjadi lukisan tertunia di dunia,” jelas Dedy.
Tim Asesor yang dikomandoi Guy Martini selaku GGN International Expert UNESCO sangat aktif melakukan assessment. Tampak dari pantauan AMBAE melalui media Zoom Cloud Meeting yang juga disiarkan langsung melalui channel YouTube Geopark Bappenas.
Guy Martini tak hanya menjadi penyimak LIVE Show maupun tapping dari beberapa video yang direkam sebelumnya. Sesi LIVE diwarnai Question and Answer (Q&A) kepada beberapa Narasumber yang dipandu dan ditranslate oleh Ilham Alimuddin selaku Lektor dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar yang juga hadir daring dari Pusat Informasi Geopark di Kabupaten Pangkep.
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir dan terjawab untuk memberikan gambaran mengenai Geopark Maros-Pangkep. Selain testimoni dari pihak Pemerintah, praktisi dan akademisi, juga melibatkan Tokoh Masyarakat setempat.
Sementara Kepala Disbudpar Sulsel, Muhammad Jufri menyampaikan terima kasih kepada GM BP-GNMP beserta jajarannya yang bekerja keras selama 7 tahun untuk menggaungkan Geopark Maros-Pangkep. Saat ini telah berstatus National Geopark dan jika mampu melalui assessment dengan baik, pada akhirnya naik status menjadi UNESCO Global Geopark.
“Kemarin di hari Minggu ya, kita lakukan simulasi bersama tim di lapangan. Dan Alhamdulillah, kita patut bersyukur bahwa Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kemudahan dan mencurahkan kesuksesan atas terselenggaranya Virtual Assessment di hari pertama ini. Untuk semua stakeholder, Saya ucapkan terima kasih dan tetap semangat untuk hari kedua besok di Pangkep,” kata Jufri kepada AMBAE.
Lanjut dia, Virtual Advisory Mission barulah awal dari rangkaian besar assessment UNESCO. November mendatang, Tim Asesor akan bertandang ke Maros dan Pangkep untuk melihat lebih dekat sebagaimana virtual dan dokumen-dokumen, serta foto maupun video yang telah dikirimkan sebelumnya.
“Offline-nya nanti di bulan November. Tim Asesor ini akan datang langsung ke Indonesia, datang kesini. Mudah-mudahan Geopark Nasional Maros-Pangkep masuk dan tercatat sebagai warisan dunia, istilahnya ya UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep,” ujarnya.
Kembali Jufri mengajak semua pihak bahu-membahu memberikan dukungan melalui kolaborasi dan sinergitas yang apik. Hari ini menurutnya, telah tergambarkan bagaimana kerja sama itu terbangun dengan baik dan mampu diimplementasikan.
Apresiasi pun tak lupa dihaturkan kepada Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sulsel. Dipimpin Ketua Pokja (Kelompok Kerja) II, Tri Aprilianti tampil memukau audiens virtual dengan praktek pembuatan batik shibori di Dermaga II, Karst Rammang-rammang, Maros. (*)