AMBAE.co.id – Makassar. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (DisBudPar SulSel) menggelar “Pelatihan SDM (Sumber Daya Manusia) Sektor Pariwisata Bidang Restoran dan Rumah Makan Tahun 2021″. Bertempat di Maleo Function Room, Lantai 5 Maleo Hotel Makassar pada Rabu (31/03/21).
Kegiatan itu diikuti puluhan Owner maupun Founder, CEO dan sejumlah pimpinan dari berbagai restoran dan rumah makan yang ada di Kota Makassar. Bruno S Rantetana selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (Kabid PSDP) DisBudPar SulSel menerangkan sebanyak 90 peserta terundang.
Mereka sudah menjalani proses screening sebelum memasuki area kegiatan. Pihaknya bekerja sama Satgas Percepatan Penanganan dan Pencegahan COVID-19 Provinsi SulSel untuk melakukan Rapid Test Antigen, berharap dapat memutus mata rantai penyebaran dan penularan Coronavirus Desease 2019.
“Peserta yang kita undang sebanyak 90 orang dan sudah melewati rapid test. Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bisa hadir hari ini dengan para Owner restoran dan rumah makan untuk mengikuti pelatihan sektor pariwisata”, ungkap Bruno saat menyampaikan laporan panitia.
Pelatihan itu ditujukan untuk memberikan pemahaman, menambah pengetahuan dan juga menyegarkan akan pentingnya menyiapkan SDM berkualitas di bisnis yang menjadi bagian dari sub sektor kuliner. SDM di sini memegang peran besar terhadap pemanfaatan sarana, prasarana dan lebih khusus sebagai penyelenggara layanan sekaligus subyek pelayanan kepada konsumen.
Sementara pada sektor pariwisata, konsumen ditautkan dengan Wisatawan, baik itu Wisatawan Nusantara (Wisnus) maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman). Seyogyanya menggunakan jasa kepariwisataan secara optimal, tatkala bertandang ke suatu destinasi yang di dalamya juga terdapat restoran dan rumah makan.
“Perkembangan sektor pariwisata tanpa SDM memadai, Saya kira tidak akan bisa bersaing dengan destinasi lain. Kita tahu bersama, daerah lain di luar Sulawesi Selatan menggenjot hal sama, mereka juga punya destinasi dan sarana prasarana yang bagus, makanya kita perkuat lagi dengan SDM yang hebat-hebat”, imbuhnya.
Di mana pun itu kata Bruno, kuliner selalu disasar wisatawan. Telah menjadi kebutuhan pokok sejak lama bagi tiap orang, karenanya mesti ditunjang pengelola yang memahami cara memanjakan konsumen, termasuk karyawan dan level lainnya di 2 bisnis serupa itu.
“Restoran dan rumah makan tidak terlepas dari kepariwisataan. Hadir di barisan terdepan sebagai ujung tombak untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan”, tuturnya.
Kepala DisBudPar SulSel, Denny Irawan Saardi yang membuka secara resmi pelatihan mengatakan bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (MenparEkRaf RI) telah merumuskan dan menjalankan beberapa kebijakan yang mengarah pada optimalisasi sektor pariwisata. Tak lain agar pariwisata menjadi salah satu sektor yang mampu menumbuhkan perekonomian nasional di tengah keterpurukan yang mendunia akibat Pandemi COVID-19 berkepanjangan.
“Kebijakan-kebijakan mas Menteri (Red: MenparEkRaf RI, H Sandiaga Salahuddin Uno), ingin kita menyambut Wisatawan Nusantara. Ini potensinya luar biasa, apalagi dengan adanya barrier selama Pandemi COVID-19 ini. Wisatawan Mancanegara masih dibatasi masuk ke Indonesia, begitu juga orang Indonesia yang mau keluar negeri”, kata Denny.
Sementara, SulSel dalam pandangannya, bukanlah daerah baru untuk dikenal khalayak. Punya destinasi menarik dan menjanjikan, namun jika tidak didukung SDM, tak kan berarti karena juga menjadi jualan bagi daerah lain di Indonesia.
“Daerah terisolir pun sudah sangat baik dalam waktu 3 tahun terakhir dengan akselerasi percepatan pembangunan yang dilakukan Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur. Tugas Bapak/Ibu sekalian, memberikan pelayanan karena restoran dan rumah makan tidak terlepas dari perkembangan pariwisata. Hari ini sangat tepat, meningkatkan kualitas SDM kita, mudah-mudahan kita betul-betul serius meningkatkan kapasitas”, pintanya.
Sama halnya kata dia, hal yang kerap didengung-dengungkan HM Nurdin Abdullah selaku Gubernur SulSel sejak awal kepemimpinannya, agar menggerakkan dan melibatkan seluruh stakeholder. Bahwa sektor pariwisata akan berjalan maksimal melalui pentahelix collaboration.
“Perkembangan pariwisata bukan cuma domain, tugas Pemerintah, tapi kita bersama-sama dengan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing. Alhamdulillah, hadir di tengah-tengah kita Narasumber dari Poltekpar (Politeknik Pariwisata) Makassar, LSP (Lembaga Setifikasi Profesi) Pariwisata Anging Mammiri dan BPD PHRI (Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) SulSel yang akan membagi ilmunya kepada kita semua”, jelasnya.
Diketahui, 4 Narasumber pada pelatihan itu yakni Pembantu Direktur II Poltekpar Makassar, Nur Salam, Hj Ellya Yulasmini dari LSP Pariwisata Anging Mammiri serta Sekretaris BPD PHRI SulSel, Nusrullah Karim dan Wakil Ketua Bidang Organisasi BPD PHRI SulSel, Andi Aridesa Pakki. Pelatihan berlangsung cukup alot, diwarnai diskusi utamanya terkait proses sertifikasi dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability) dengan output Sertifikat Indonesian Care (SIC). (*)