
AMBAE.co.id – Makassar. Sebanyak 29 orang mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar bertandang ke Gedung MULO pada Selasa (17/05/22). Adalah mahasiswa yang tergabung dalam Kelas 2B Program Studi Destinasi Pariwisata (Prodi DPA).
Mahasiswa secara khusus mengunjungi pusat data dan informasi atau Tourism Information Center (TIC) yang dilabeli South Sulawesi Tourism Information Center (SSTIC). Berada di bawah pengelolaan dan koordinasi Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel).
Rombongan yang dikomandoi Tyas Harnando selaku Ketua Kelas Umum langsung meninjau ruangan yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23 Makassar itu. Termasuk fasilitas yang ada di dalamnya seperti komputer yang dilengkapi aplikasi yang terintegrasi dengan sistem informasi berbasis digital.
“Kunjungan kami ini untuk melihat dan mengetahui bagaimana pelayanannya, bagaimana kita mendapat informasi untuk berkunjung ke Makassar ataupun Sulawesi Selatan. Mungkin butuh ki bantuan kerjasama dengan stakeholder apa,” ungkapnya.
Bersambut dengan penjelasan dari Petugas yang ditempatkan di SSTIC yakni Febriansyah Nusul Ramadhan dan Andi Muhammad Ade Fatria. Tyas akui jika keduanya dapat menyampaikan informasi yang dibutuhkan.
Tyas juga mengaku, dalam kunjungannya bersama mahasiswa yang lainnya, selain sebagai mahasiswa Poltekpar Makassar juga memposisikan diri layaknya sebagai tamu dan calon wisatawan. Sehingga terjadi alih transfer informasi dari penyedia layanan di SSTIC kepada mahasiswa Prodi DPA.
“Tadi Saya dengar, entah itu dari penginapan, entah itu dari transportasi, dari TIC sendiri memberikan jawaban bahwa mereka membuat kolaborasi dengan beberapa stakeholder yang membuat harga penginapan itu agak murah karena ada potongan beberapa persen. Sebagai tamu pasti maunya yang gampang,” terang Tyas.
Sekaligus menjadi dalih kedatangannya ke SSTIC. Diketahui, SSTIC merupakan salah satu TIC yang dimiliki Disbudpar Sulsel.
TIC lainnya ditempatkan di beberapa lokasi strategis, diantaranya di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Kabupaten Maros, Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat di Kota Makassar, Museum La Galigo di Benteng Rotterdam Makassar, dan Benteng Somba Opu di Kabupaten Gowa.
“Jadi kita datang ke TIC, kita berharap bahwa apapun yang kita butuhkan ke obyek wisata, kita bisa dapat disini. Kita datang langsung, apakah memang kita dapat informasi yang jelas di TIC atau masih abu-abu mungkin,” pungkasnya.
Pihak Kampus kata Tyas, memang menjadikan kunjungan tersebut sebagai bagian tugas mahasiswa. Bahwa untuk mendulang informasi sebanyak-banyaknya, maka Disbudpar Sulsel menjadi pilihan utama.
Hanya saja, saat kunjungan, perangkat yang tersaji di SSTIC dalam proses pemeliharaan. Informasi dihimpun, sistem informasi berbasis digital yang diberi nama South Sulawesi Visual Trip (SSVT) itu sedang di-update.
Meski begitu, Tyas menyebut SSTIC luar biasa dengan segala yang ditawarkan. Sudah berstandar kata dia dan layak sebagai salah satu media promosi efektif dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Kalau Saya pribadi datang ke TIC disini, Saya rasa memang nyaman karena sudah sesuai dengan fasilitas standar. Tadi disampaikan lagi maintenance, beberapa LCD-nya bermasalah. Tapi kalau memang sudah baik komputernya, mungkin sudah baguslah,” ujarnya.
DPA Poltekpar Makassar sendiri ditunjang dengan sejumlah fasilitas terkait kepariwisataan guna menyokong proses perkuliahan. Dikutip dari website resmi DPA Poltekpar Makassar, seperti halnya laboratorium Informasi Pariwisata (TIC), laboratorium design simulasi pariwisata, laboratorium outdoor, observasi daya tarik wisata regional hingga nasional, laboratorium bahasa, IT, perpustakaan, dan fasilitas ruangan self study. (*)