AMBAE.co.id – Takalar. Memenuhi permintaan Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kabupaten Takalar, Ketua Dekranasda Provinsi SulSel, Hj Liestiaty F Nurdin pada Selasa pagi (27/10/20) mengunjungi daerah itu bersama rombongan. Tiba di Rumah Jabatan Bupati Takalar, Lies diantar menuju Hotel Grand Kalampa.
Di tempat itu dilangsungkan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Industri Kerajinan Gerabah. Dia sekaligus membuka secara resmi, dilanjutkan penyerahan bantuan kepada para Pelaku UMKM.
Dipaparkan bahwa sehari sebelumnya telah dia kirim seorang Pelatih dari Kota Yogyakarta untuk membimbing Pengrajin Gerabah di Takalar. Sukanadi dari Kanza Art Yogyakarta diundang khusus olehnya melatih selama 3 hari berturut-turut dan saat itu sudah memasuki hari kedua.
“Sengaja datang dari Yogyakarta, jauh-jauh. Pak Sukanadi dari Kanza Art Yogyakarta, hebat, terima kasih sudah datang ke Takalar, Sulawesi Selatan”, tutur Lies.
Dirinya berharap agar kesempatan berharga itu dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi Pengrajin untuk menimba ilmu dari sang ahli. Dan jika dirasa masih kurang cukup, Lies mengatakan, Ketua Dekranasda Takalar, Irma Andriani boleh memintanya datang kembali.
Menurutnya, pontesi yang dimiliki Takalar pada kerajinan gerabah sangat mumpuni, tinggal dipoles sedikit. Salah satu caranya, mendatangkan ahli dibidangnya, sehingga akan terbuka wawasan lebih luas yang kemudian membangkitkan semangat dan ide-ide baru Pengrajin untuk lebih kreatif lagi.
Lies juga menyampaikan jika kedatangannya itu sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sebagai Ketua Dekranasda SulSel. Diamanahi tugas membina UMKM, tak hanya memantau dari jauh dan membiarkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) jalan sendiri.
Dekranasda sebagai salah satu mitra Pemerintah, harus bersinergi serta berada di garda terdepan dalam hal pembinaan UMKM. Hal sama dilakukan di daerah lain di SulSel, seperti di Parepare dan Enrekang dalam sepekan terakhir.
“Banyak kesibukan Saya pak, tapi karena Saya bertanggung jawab pada acara ini, Saya harus hadir sendiri bersama pak Kadis (turut serta beberapa Kepala Dinas) dan teman-teman untuk melihat langsung keseriusan Bapak-bapak meningkatkan kualitas kerajinan gerabah”, tegasnya.
Terkait pemasaran, dia menugaskan Kepala Dinas Perdagangan SulSel, Ahmadi bekerja mempertemukan produsen dengan konsumen. Dikatakan bahwa gerabah punya kelas berdasarkan kualitas, jenis, motif dan warnanya, sehingga penting untuk menentukan target sejak awal pemrosesan produk.
“Pak Kadis Perdagangan-lah yang akan menjual, memasarkan nantinya, itu tugas. Pak Kadis tadi bilang, Ibu ini yang disuka orang Eropa, Australia, kalau bagian ini disuka orang Asia”, terang Lies.
Diketahui Plt Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Indrajaya Saputra turut serta dalam kunjungan itu. Dia memberi informasi bahwa kerajinan gerabah yang telah dihasilkan pada hari Senin, 26 Oktober 2020 memiliki pangsa pasar berbeda.
Untuk motif hitam, emas, pink disukai konsumen dari Eropa dan Australia. Sisanya bisa masuk ke pasar Hongkong, China serta pasar negara lainnya. (*)