Intens Tangani Permasalahan Anak, Liestiaty F Nurdin Minta FASS Perkuat FAD

Forum Anak Daerah hingga Dusun dan RW.
Fasilitator FASS (ketiga dari kanan) diterima Liestiaty F Nurdin (kedua dari kanan) di Rumah Jabatan Gubernur SulSel (27/07/20).

AMBAE.co.id – Makassar. Sukses sebagai tuan rumah di peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019, tidak menurunkan upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov SulSel) dalam menangani permasalahan anak yang terjadi, umumnya di seluruh Indonesia termasuk di SulSel.

Melalui TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Provinsi SulSel sebagai mitra Pemerintah, kembali menggagas program kolaboratif. Kali ini menggandeng Forum Anak Sulawesi Selatan (FASS), diharapkan sekaligus menggaungkan peringatan HAN tahun ini yang puncaknya pada 23 Juli 2020 lalu.

Ketua PKK SulSel, Hj Liestiaty F Nurdin meminta FASS lebih proaktif dalam melibatkan diri untuk menangani permasalahan anak di SulSel. Satu diantaranya berkolaborasi dengan PKK SulSel.

“Bersama PKK SulSel, kita berharap anak-anak FASS ini semakin terpacu. Bahu-membahu menangani masalah yang dihadapi anak-anak kita”, jelasnya.

Lies juga meminta agar Forum Anak Daerah (FAD) bisa terbentuk hingga tingkat dusun dan RW. Demikian halnya Forum Anak Kecamatan dan Forum Anak Desa/Kelurahan yang mungkin kata dia, hingga kini masih ada yang belum terbentuk serta berkegiatan.

“Dengan Forum Anak, Inshaa Allah permasalahan-permasalahan anak bisa cepat kita tahu. Nantinya terbangun komunikasi dan jejaring yang lebih kuat antara FASS, Forum Anak Daerah serta Forum Anak di Kecamatan, Desa dan juga Kelurahan serta Dusun dan RW atau RT juga”, ujar Lies.

Diketahui, Lies yang juga menjabat sebagai Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) SulSel, pada Senin (27/07/20) menerima kunjungan Fasilitator FASS, Syam Maulana bersama rombongan di Rumah Jabatan Gubernur SulSel di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar.

Read:  Bonthain Institute, BaKTI dan P3A Bantaeng Gulirkan Ranperda Kabupaten Layak Anak

Lies mengungkapkan, dengan jejaring kuat akan diperoleh data akurat, otentik serta up to date. Masalah anak yang kerap terjadi di antaranya kekerasan, perdagangan serta pemerkosaan.

“Anak harus dilindungi, jadi kita harus mengetahui lebih detail apa yang mereka alami dan hadapi. Begitu juga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), difabel, down syndrome dan juga Anak Berhadapan Hukum (ABH), semua harus mendapat perlindungan”, tutur dia.

Karenanya, Lies yang menggawangi PKK SulSel, Bunda PAUD SulSel dan beberapa organisasi lain, dalam program kerjanya telah sejak awal memasukkan penanganan anak dan perempuan sebagai salah satu hal yang harus ditangani dan diselesaikan. Minimal kata Isteri Gubernur SulSel itu, angka kekerasan yang terjadi bisa ditekan setiap tahunnya.

“Bahkan selama pandemi COVID-19 ini, anak dan perempuan rentan mendapat perlakuan kekerasan. Makanya kita hadir, PKK SulSel juga melibatkan FASS dan Forum Anak Kabupaten/Kota di SulSel”, tegasnya.

Demikian halnya pernikahan anak di bawah umur yang masih terjadi di sejumlah tempat, dirinya berharap edukasi serta sosialisasi dimasifkan lagi. Belum lagi pengaruh dan dampak yang ditimbulkan dari era industri 4.0, jika anak yang tergabung dalam Forum Anak lebih proaktif, niscaya kata Lies akan lebih maksimal, sementara PKK SulSel memfasilitasi FASS.

“Semoga PKK SulSel bisa memfsilitasi upaya kami menekan angka kekerasan dan permasalahan lainnya pada anak. Seperti dikatakan Bunda Lies, PKK SulSel dan Bunda PAUD SulSel siap memfasilitasi”, kata Syam. (*)