AMBAE.co.id – Barru. Muda-mudi hingga kalangan Ibu-ibu, Bapak-bapak maupun anak-anak mesti berkunjung ke Rumah Nenek. Adalah salah satu spot baru yang berlokasi di Kelurahan Tuwung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
Rumah Nenek, tidaklah berarti hanya menerima kunjungan Nenek-nenek. Sang Pemilik, Gatot menunggu kedatangan semua kalangan.
Uniknya, cafe yang berhadapan langsung dengan areal persawahan itu, sama sekali tidak menggunakan peralatan berbahan plastik. Umumnya dari kayu, seperti halnya tudung lampu dari akar kayu yang dibentuk sedemikian rupa.
Sementara alat makan dan minum berbahan enamel seperti canteng, teko, piring. Termasuk penggunaan wadah makanan berupa mangkok dan anyaman bambu.
“Kita gunakan tempat makanan dari anyaman kayu. Kalau untuk minum ini, orang biasa menyebutnya canteng ya, pastinya tidak ada plastik karena kita mau benar-benar alami”, jelas lekaki bernama lengkap Gatot Eriadi.
Gatot mengungkapkan bahwa brand “Rumah Nenek” dipakai, berangkat dari rumah milik neneknya yang berada di samping cafe miliknya. Rumah itu jadi tempat berkumpul bagi Gatot dan seluruh keluarganya sembari menikmati ikan bakar.
Tiba suatu hari, beberapa rekannya datang melakukan pengambilan gambar dari hasil karya kreatif di rumah tersebut. Hingga dibuat trailer dan viral di sejumlah sosial media.
“Jadi, teman-teman ini yang bikin viral. Makanya berdatangan orang-orang minta ada layanan umum untuk makan, minum dan selfi-selfie”, pungkasnya.
Pengunjung yang ingin menikmati hidangan Rumah Nenek, Gatot minta agar reservasi lebih awal. Di samping karena banyaknya pesanan, juga karena pihaknya cenderung menyiapkan menunya sebelum pelanggan tiba.
“The New Normal ini, mengubah cara dan gaya hidup kita. Teman-teman sebelum datang, bisa reservasi via nomor kontak Saya di 08119292555″, ujar dia.
Namun begitu kata Gatot, manajemen Rumah Nenek tetap menyiapkan menu taktis guna menyambut pengunjung yang datang dengan reservasi. Mulai dari ayam panggang hingga seafood seperti kepiting, udang, kerang dan ikan bakar.
“Kita juga siapkan lemon tea pakai mangkok besar. Untuk 10 orang misalnya, cukup mangkok saja”, tutur Gatot.
Sementara air putih, tidak menggunakan air kemasan. Direbus hingga mendidih, air hangat jadi menu spesial yang ditempatkan di wadah gelas berbahan enamel.
Masa pandemi bagi Gatot, bukan penghalang untuk terus berkarya. Dinding cafe Rumah Nenek lebih unik lagi, menyerupai daun raksasa berselimut kain dan rangka kayu.
Karenanya, Gatot menegaskan, sangat rugi jika ke Barru dan tidak mampir ke Rumah Nenek. Berdiri sejak awal Juli 2020, Rumah Nenek kini didolakan pecinta non plastik.
Yusran, salah seorang pengunjung yang ditemui AMBAE pada Selasa malam (21/07/20) menyampaikan jika dia sangat senang berada di Rumah Nenek bersama teman-temannya. Saat itu, Yusran memesan menu seafood.
“Asyiknya pak di sini, suara-suara jangkrik masih terdengar jelas sambil kita makan. Saya sendiri akan datang lagi kesini, kan sudah berkali-kali Saya dan teman ke Rumah Nenek”, tutup Yusran. (*)