AMBAE.co.id – Makassar. Terobosan kembali lahir dari Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) yang saat ini digawangi Hj Liestiaty F Nurdin. Pihaknya berupaya memaksimalkan kepemilikan HaKI terhadap produk-produk lokal SulSel untuk menghindari klaim hak cipta oleh pihak lain.
Hal itu disampaikan Ketua Dekranasda SulSel di hadapan para pengrajin di Jasmine Hall, Claro Hotel Makassar, Senin (07/10/19). Saat itu dilangsungkan penanda tanganan MoU (Memorandum of Ourstanding) dan PKS (Perjanjian Kerja Sama) antara Dekranasda SulSel dengan PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia).
Dimana dihadiri para pelaku industri perhotelan yang ada di Kota Daeng (julukan Kota Makassar) baik Manager maupun Direktur Hotel serta Ketua Dekranasda dari 24 Kabupaten/Kota di SulSel.
Lies menegaskan bahwa target kepemilikan HaKI tahun 2019 ditargetkan mencapai 50 produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Untuk itu dia menginstruksikan kepada Dekranasda tingkat Kabupaten dan Kota agar pro aktif memperhatikan produk UMKM unggulannya masing-masing.
“Tahun ini kita dorong sebanyak 50 produk UMKM memiliki HaKI. Maka dari itu kita terus bekerja, Insya Allah tahun depan HaKI tersebut sudah di tangan”, ujarnya.
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Intellectual Property Right (IPR) menjadi bukti untuk melindungi karya tertentu sekaligus melindungi karya orang lain. Disamping itu, kepemilikan HaKI dapat meningkatkan daya kompetisi serta pangsa pasar terhadap komersialisasi kekayaan intelektual dari sebuah produk, khususnya UMKM yang intens mendapat perhatian Ketua Dekranasda SulSel periode 2018-2023.
Sejalan dengan upaya Dekranasda SulSel untuk memasarkan produk lokal di daerah ini melalui metode Online Shopping. Produk unggulan daerah diinventarisir lalu didokumentasikan dan dipasarkan melaluo website commerce yang dikelola Dekranasda SulSel.
Tentu produk yang memiliki HaKI akan memiliki nilai tertinggi di pasaran atas pe penghargaan yang diberikan konsumen. Diharapkan mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di SulSel di masa mendatang.
Dari data kata Lies, pertumbuhan ekonomi SulSel saat ini di angka 7,2 persen. Menempati posisi teratas dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Menjaga angka tersebut, Lies berharap seluruh stakeholder berkolaborasi dan bersinergi. Mengambil peran sesuai dengan sektor masing-masing agar SulSel tetap terdepan.
Dikesempatan sama, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi SulSel, Hadi Basalamah membeberkan jika Pemerintah Provinsi SulSel akan menaikkan anggaran pembinaan UMKM terhadap 24 Kabupaten/Kota di SulSel.
“Anggaran pembinaan UMKM bagi daerah akan dinaikkan. Sebelumnya hanya 5 Milyar menjadi 25 Milyar”, terang dia.
Dia optimis dengan kenaikan itu, produk UMKM SulSel akan semakin berkualitas. Bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu komoditi ekspor.
Lanjut Basalamah bahwa penanda tanganan MoU dan PKS di tempat itu tidak terlepas dari perwujudan Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur SulSel Periode 2018-2023, HM Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman.
“Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter”. Visi ini dituangkan menjadi 5 Misi serta 34 Program Unggulan, satu diantaranya yakni pengembangan sektor unggulan ekonomi berbasis wilayah. (*)