AMBAE.co.id – Makassar. “Doakan Saya supaya tetap istiqamah dan a’matu-matu bagi rakyat,” kata Hj Sri Rahmi, S.A.P., M.Adm.K.P, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dia sampaikan dalam bahasa Makassar, di depan warga Bontoa, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, pada Minggu, 11 September 2022.
Anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Sulsel itu bertekad mengabdikan diri dan bekerja untuk masyarakat. Perempuan yang akrab disapa Bunda Sri Rahmi itu hadir di Barombong dalam rangka kegiatan Penyebarluasan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023.
Sri Rahmi mengakui dukungan warga Barombong begitu besar baginya. Dia mengenang masa-masa awal maju sebagai Calon Anggota Legislatif (Caleg).
Katanya, sejak 2004, warga Bontoa sudah memenangkan dirinya. Saat masyarakat belum yakin pada dirinya, warga Bontoa sudah memberikan kepercayaan padanya.
“Sudah empat periode Saya di dewan dan warga Bontoa tetap setia,” ujar Sri Rahmi.
Sri Rahmi pertama terpilih sebagai anggota DPRD Kota Makassar, pada periode 2004-2009. Lalu terpilih lagi pada periode kedua, 2009-2014.
Kemudian dia naik kelas, sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulsel, periode 2014-2019. Terpilih kembali untuk kedua kalinya pada Pemilu 2019.
Diungkapkan bahwa, awalnya dia masuk Barombong lewat Panciro, Kabupaten Gowa. Ketika itu jalan belum bagus seperti sekarang.
Bahkan belum ada lampu listrik, saat dia datang mengecek suaranya. Kala itu hanya pakai lampu stormking.
Perjuangan pertamanya sebagai legislatif adalah menyambungkan jembatan di Kaccia. Sebagai anggota DPRD Kota Malassar dia mendorong untuk mengubah jembatan bambu jadi jembatan beton. Dia juga membantu agar warga peroleh bantuan hand traktor untuk petani, sumur tanah dalam, dan masih banyak lagi.
Dia lantas mengeritik kebijakan sektor pertanian dan nelayan sebagai prioritas Pemprov Sulsel, namun dalam beberapa kasus justru tidak tepat sasaran. Terutama terkait dengan bantuan pupuk. Ini yang dia advokasi agar ada pemerataan dan keadilan bagi rakyat.
Ketika dalam sesi tanya jawab ada warga yang mengeluhkan soal drainase, Bunda Sri Rahmi langsung menelepon PUPR Sulsel. Disampaikan bahwa, itu jalan provinsi dan PUPR akan datang lihat titik drainasenya untuk dikerjakan jika ruasnya tidak panjang.
“Kalau ada yang ingin disampaikan, tidak perlu menunggu ada forumnya. Langsung saja telepon. Handphone saya online 24 jam,” jelasnya agar warga tak ragu menyampaikan aspirasinya.
Syamsu Daeng Awing, tokoh masyarakat Barombong, menyebut sudah banyak bantuan Bunda di wilayahnya, baik fisik maupun non fisik. Termasuk salah satunya talud pengerukan sungai untuk penanganan banjir di Timbuseng. Namun, katanya, masih ada PR, yakni Stadion Barombong, dan jalan poros Makassar-Takalar untuk disegerakan guna mengatasi kemacetan.
“Kita sama-sama abbulo sibatang untuk mendukung Bunda ke DPR RI supaya cakupan wilayah kerjanya lebih luas lagi,” ajak Daeng Awing.
Inyo, Fungsional Perencana Bapelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, mengatakan RPJMD merupakan penjabaran visi misi gubernur. Soal Stadion Barombong dan Mattoanging tetap menjadi perhatian Pemprov karena merupakan stadion kebanggaan masyarakat Sulsel.
“Lewat forum seperti ini kita bisa menyerap aspirasi masyarakat, sekalipun ada forum Musrenbang,” kata Inyo.
Kegiatan sosper itu dipandu oleh Rezky Amalia Syafiin sebagai MC sekaligus moderator. Narasumber kegiatan ada dua orang, yakni Rusdin Tompo, Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Sulawesi Selatan, dan Fauzi Ahmad Abdillah, Ketua Umum Ikatan Alumni Pesantren Sultan Hasanuddin (IKAPSH) Kab Gowa, periode 2020-2022.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua DPC PKS Kecamatan Tamalate, tokoh masyarakat, Ketua RW, dan warga Bontoa, Kelurahan Barombong. (*)