AMBAE.co.id – Makassar. Sekolah harus jadi salah satu organisasi yang terus mengembangkan diri. Karena institusi ini banyak berkaitan dengan generasi yang juga sangat cepat perkembangannya. Sehingga, harus menyesuaikan diri, dengan cara melakukan terobosan melalui program-program inovatif.
Itulah yang jadi latar pemikiran, ketika Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Rahmah mengembangkan berbagai program inovasi. Tak hanya satu, tapi ada enam program inovasi dikembangkan oleh SD yang beralamat di Perum Dosen UNHAS Tamalanrea, Makassar itu.
“Program-program inovasi ini mulai dikembangkan sejak tahun 2018 hingga 2022. Ada yang berkaitan dengan perpustakaan digital, majalah online, organisasi serta kepemimpinan bagi murid SD, serta aplikasi untuk mendukung penguatan pendidikan karakter,” terang Kepala SDIT Ar-Rahmah, Jusria Kadir, S.Sos melalui pesan WhatsApp pada Senin, 5 September 2022.
Kepala sekolah yang akrab disapa Bunda Yus itu lantas menjelaskan masing-masing program. Katanya, di tahun 2018 mereka mengembangkan dua program, yakni Pace’a dan Patih.
Pace’a itu akronim dari Pagi Ceria Ar-Rahmah. Program ini lebih mendorong agar ada cara supaya siswa datang ke sekolah lebih cepat dengan perasaan gembira.
Maka, dibuatlah semacam panggung ceria. Ini sesuai semangat Ar-Rahma sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). Sedangkan Patih merupakan akronim dari Presiden Siswa SDIT Ar-Rahmah.
Semacam Ketua OSIS di SMP dan SMA. Program ini merupakan implementasi hak partisipasi anak dan pendidikan demokrasi pada tingkat SD.
Ada lagi program SAVA atau System Aplikasi Virtual Ar-Rahmah, dan Macca Smart Library disingkat MSL. Lewat aplikasi SAVA, memudahkan guru, orang tua, dan siswa meng-input data dan melihat hasilnya dengan cepat.
Sementara MSL merupakan perpustakaan digital, yang memudahkan warga sekolah mengakses bahan bacaan bisa dari mana saja. Solusi ini sangat bermanfaat selama Pandemi COVID-19.
“Visi sekolah itu mengharapkan agar bisa melahirkan pemimpin muda yang religius, smart, kolaboratif dan peduli lingkungan. Salah satunya, bisa dicapai melalui proses pembiasaan. Misalnya, pembiasaan buang sampah di tempatnya, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Lalu bagaimana mendapatkan datanya? Nah, itu bisa lewat aplikasi SAVA ini, yang mudah dilakukan melalui smartphone,” ungkap Bunda Yus.
Alumnus Sekolah Guru Indonesia (SGI) Millenial Leader itu menambahkan, ada lagi program inovasi lainnya, yaitu Boba Ar (Bola Baji’ Ar-Rahmah) dan Malino Ar (Majalah Literasi Online AR-Rahmah). Boba Ar ini merupakan suatu tempat penanganan kasus anak yang ramah anak.
Ada kode etik dibuat untuk menjaga nama dari anak-anak yang butuh pendampingan dan perhatian. Di situ juga mejadi bola atau rumah dalam Bahasa Bugis, bagi unit kesiswaan dan pusat kegiatan.
“Lain-lagi dengan Malino AR, itu merupakan majalah dinding yang dibuat dalam bentuk online atau digital. Supaya masyarakat umum bisa melihat aktivitas dan kreativitas yang dikembangkan di SDIT Ar-Rahmah,” pungkasnya. (*)