
AMBAE.co.id – Bantaeng. Motivasi belajar siswa menjadi satu hal yang cukup mengkhawatirkan selama Pandemi COVID-19 berlangsung. Tatanan kehidupan yang kontras dari masa sebelum dan saat pandemi membuat banyak orang mulai berbenah.
Seperti yang dilakukan oleh Rumah Belajar Bantaeng (RBB), sebuah startup yang bergerak di bidang bimbingan belajar. Mereka mencoba untuk menghadirkan terobosan agar siswa di Kabupaten Bantaeng dapat kembali semangat belajar.
“Kalau kita lihat dari fenomena sekarang, memang sistem pendidikan kita itu, khususnya di Bantaeng sendiri bahkan yang paling nampak agak melandai progress-nya, dimana adik-adik dirumahkan, tidak belajar di sekolah, dan itu tentu mempengaruhi motivasi belajar,” ucap CEO Rumah Belajar Bantaeng, Lona Syafana Pasha saat diskusi daring melalui siaran langsung di akun Instagram @rumahbelajarbantaeng.
Dipandu oleh Sulrifka Tunnisa yang merupakan salah satu tenaga pengajar di RBB, Lona mengatakan budaya atau membiasakan diri belajar selama masa pandemi itu kurang. Siswa seringkali merasa bosan di depan layar dan tidak fokus mengikuti pembelajaran.
Sehingga, banyak siswa yang tidak paham dan tertinggal secara materi pembelajaran.
Selain itu, Lona juga menyoroti beberapa aspek yang selama ini keliru.
Menurutnya sistem pendidikan di sekolah formal masih terkesan mengedepankan sistem rangking. Semestinya mindset tersebut perlu diubah, sehingga siswa mampu lebih mengedepankan inti/manfaat dari sebuah pembelajaran.
“Buru rangking atau cari nilai itu penting, tetapi, di samping itu apakah kita bisa ambil pelajaran atau nilai-nilai yang berharga dari mata pelajaran itu, jadi, harus balance. Di samping kita mengejar nilai, kita harus ambil inti dari pelajaran (yang bisa kita aplikasikan),” imbuh perempuan lulusan S1 Sosiologi Universitas Negeri Makassar itu pada diskusi yang diadakan pada Jum’at sore (25/03/22).
RBB mengusung tema, “Rumah Belajar Bantaeng sebagai Startup Edutech Di Bantaeng”. Diskusi daring yang bertujuan mengenalkan RBB serta mendiskusikan dan menawarkan solusi bagi permasalahan belajar siswa selama pandemi.
Seperti yang dilansir dari rumahbelajarbantaeng.com untuk saat ini mereka menawarkan empat layanan bimbingan. Adalah Course Online, Private Learning, Learning Management System (For School), dan Practical Course Onlne Video (coming soon).
Saat ini layanan yang paling banyak diminati adalah Private Learning. Adapun tenaga pengajar datang ke rumah siswa untuk membantu kesulitan belajar.
Tentu dengan mengutamakan protokol kesehatan yang baik dan berstandar. Melalui program tersebut, Lona berharap dapat membantu siswa untuk meningkatkan kembali motivasi belajar.
“Kami (RBB) harap, kita bisa jadi solusi buat adeik-adik, bagaimana kita bisa menyelamatkan tongkat estafet pendidikan. Jadi kita sediakan jasa tenaga pengajar yang dapat datang ke rumah adik-adik, supaya termotivasi kembali belajar dan tidak tertinggal dari segi pembelajaran,” ujar Lona.
Selama perjalanannya, lembaga bimbingan yang baru berjalan sejak awal Januari 2022 ini, berharap ke depannya semakin banyak lagi siswa yang bisa terjaring. Selain itu, semakin sadar bahwa pendidikan dalam kondisi apapun itu penting.
“Pendidikan ya penting, melalui pendidikan, pola pikir, mindset, bagaimana cara kita berperilaku, menghargai, bahkan modal-modal dalam kehidupan, nilai-nilai dalam kehidupan kita dapat dari pendidikan, bukan hanya hal-hal yang bersifat teoritis, nilai-nilai kehidupan yang lain juga banyak,” ujar Lona Syafana Pasha.
Selama proses bimbingan pun kata Rifka, tenaga pengajar diharapkan dapat memahami metode pembelajaran setiap siswa. Sehingga siswa dapat lebih mudah paham.
“Selain itu penting memahami metode belajar setiap anak. Jadi kita tidak bisa salahkan anaknya karena tidak pahami pembelajaran, karena sifat dan karakter anak-anak itu berbeda-beda,” ujar perempuan lulusan S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar itu.
Sebelum menutup diskusi, Rifka juga memberi semangat kepada tenaga pengajar yang hadir dalam diskusi. Menurutnya, tenaga pengajar harus lebih banyak inovasi dan ikhlas.
Sehingga dapat menguasai kelas, karena siswa yang mayoritas masih usia anak relatif susah untuk diatur. Lona turut menambahkan ucapan Rifka, menurutnya semoga tenaga pengajar RBB dapat menjadikan aktivitas mengajar menjadi ladang mencari pahala.
“Jadi pendidikan itu bukan hanya nilai duniawi yang didapat, tetapi juga bekal kita untuk di akhirat nanti. Sebagai pendidik kita juga harus memberikan yang terbaik karena itu bisa jadi amal jariyah,” tutup Lona pada diskusi yang dimulai sejak pukul 16.30 WITA. (*)