Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2022, Prof Jufri: Sinkronkan Festival Pinisi

 

Event Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2022.
Audiensi Restu Gunawan (keempat dari kanan) bersama Muhammad Jufri (ketiga dari kanan) terkait persiapan Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2022 (31/01/22).

AMBAE.co.idMakassar. Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah kembali akan dilaksanakan di Indonesia untuk tahun 2022. Dan Sulsel (Sulawesi Selatan) tetap dimasukkan sebagai salah satu bagian dari penjelajahan jalur rempah.

Yang mana pada era kolonial Belanda, Sulsel tercatat sebagai salah satu gerbang perniagaan, pintu masuk dan keluar khususnya jalur perdagangan laut atas rempah-rempah Indonesia yang mendunia seperti pala, kopra, dan mete.

Diantara daerah yang akan dilalui yakni Kota Makassar dan Kabupaten Bulukumba. Seperti halnya tahun 2021, KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) Dewa Ruci bakal berlabuh di Sulsel dalam rangkaian event budaya itu.

Festival tersebut sedianya dihelat mulai 1 Juni 2022 mendatang. Karenanya pihak Kemendikbud Ristek RI (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia) mengutus Restu Gunawan selaku Direktur PPK (Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan) untuk menemui Kadisbudpar (Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan) Provinsi Sulsel, Muhammad Jufri guna membangun koordinasi dan mempertegas keikutsertaan sekaligus dukungan terhadap event budaya dimaksud.

“Ini akan dilaksanakan bulan Juni. Ada beberapa daerah yang akan dilalui,” ungkap Restu saat diterima di Ruang SSTIC (South Sulawesi Tourism Information Center) Disbudpar Sulsel, Senin (31/01/22).

Muhammad Jufri saat menerima rombongan, didampingi Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Andi Hasnul Hasanuddin, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Patarai A Burhan GS, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana, dan juga Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional, Muhammad Nur Saleh.

Read:  Toraja International Festival 2021 Berjaya di H+1

Untuk diketahui, tahun lalu Kemendikbud Ristek RI menetapkan 13 daerah yang dilalui. Adalah Banda Neira sebagai titik start, lanjut ke Ternate, Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhouksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Beno hingga finish di Surabaya.

Bruno mendorong agar Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2022 disinergikan dengan Festival Pinisi, salah satu event pariwisata yang akan dihelat Pemerintah Kabupaten Bulukumba pada Oktober mendatang. Sementara Jufri menerangkan, kedua event dapat dengan apik dilaksanakan meskipun waktunya sedikit berbeda.

Paling tidak mesti ada rangkaian dari keduanya yang saling ditautkan. Kadisbudpar Sulsel juga membeberkan bahwa Menparekraf/Kepala Baparekraf RI Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), Sandiaga Salahuddi Uno dalam kunjungannya menilai Desa Wisata Ara, Bulukumba pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, dengan tegas menyatakan kesiapannya memfasilitasi lahirnya Museum Terapung Pinisi.

“Mudah-mudahan ini bisa disinergikan, ada sinkronisasi antara Festival Jalur Rempah dengan Festival Pinisi. Kapal Pinisi ini kan sangat terkenal kemana-mana, punya jasa yang besar kaitannya dengan jalur rempah sampai dengan pelabelan Suku Bugis sebagai pelaut ulung karena Pinisi,” pinta Jufri yang menyandang gelar Professor.

Bersambut dan diharapkan berkaitan erat dengan keberadaan pinisi sebagai kapal terkenal Sulsel dalam kejayaan rempah-rempah di masa lalu hingga kini. Kemendikbud Ristek RI oleh Restu disebutnya juga punya program untuk menjadikan pinisi sebagai museum budaya.

Read:  Housewife Wanted Report: Things Are Incorrect Because Of This Dating Site!

Sebagaimana implementasi dan bentuk keseriusan Pemerintah Republik Indonesia atas ditetapkan Pinisi sebagai Warisan Budaya TakBenda (Intangible Cultural of Humanity) oleh UNESCO. Ditetapkan 7 Desember 2017 lalu pada sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Sejak saat itu, UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity mencatatkan PINISI: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan atau PINISI: Art of Boatbuilding in South Sulawesi sebagai warisan dunia. Karenanya Prof Jufri ingin memasukkan event Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2022 sebagai rangkaian event Festival Pinisi yang juga tercatat dalam Calendar of Event (CoE) ataupun Kharisma Event Nusantara (KEN) melalui Kemenparekraf/Baparekraf RI.

“Saya ingat waktu Mas Menteri (red: Sandiaga Uno) mendengarkan permintaan masyarakat di Pantai Mandala Ria, Bulukumba. Mereka ingin juga memiliki kapal pinisi dan menjadikannya museum. Alhamdulillah, Saya mendengar langsung, Mas Menteri mengabulkannya,” terang Mantan Kadis Pendidikan Provinsi Sulsel itu.

Selain itu, dia optimis dengan event yang disinkronisasikan akan mampu memikat calon wisatawan untuk semakin banyak berkunjung ke destinasi-destinasi wisata yang ada di Sulsel. Festival dan event lainnya kata dia menawarkan ragam atraksi untuk dinikmati wisatawan nantinya.

“Daerah lainnya Saya kira akan menampilkan atraksi yang tak kalah serunya. Misalnya tarian, musik, ataupun pameran, ini akan berkembang melalui pembahasan lebih lanjut dengan panitia,” ujarnya.

Jufri menambahkan, kebangkitan pariwisata seyogyanya ditunjang bangkitnya kebudayaan, kesenian, dan ekonomi kreatif yang teramu ke dalam 17 subsektor. Satu diantaranya yang populer dan menjadi kebutuhan utama saat berwisata yakni kuliner yang menyajikan makanan dan minuman khas daerah setempat. (*)