AMBAE.co.id – Makassar. Malam yang panjang lagi menggetarkan jiwa bagi Kadisbudpar Sulsel (Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan), Muhammad Jufri turut dirasakan para barista yang mengikuti pelatihan di Aerotel Smile Hotel, Jalan Muchtar Lutfi Nomor 38, Kota Makassar.
Sebanyak 30 peserta Pelatihan Barista mendapat nafas baru pasca dijanji akan diberikan peralatan untuk mendukung usahanya. Senafas dan sejiwa dengan nama hotel (smile), tempat bagi Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Jeneponto menghelat acara hingga jelang tengah malam, semua peserta menyambut dengan senyum dan tepukan meriah.
Sebagaimana dinyatakan Elly Isriami Arief selaku Kadispar Jeneponto. Lantas disampailan dengan gamblang oleh Muhammad Jufri kepada peserta yang terdiri dari para Pelaku Coffee Shop, HPMT (Himpunan Pemuda Mahasiswa Turatea), dan Pengelola Obyek Wisata yang tersebar pada 11 kecamatan yang ada di Jeneponto.
“Ibu Kadis tadi bisiki (berbisik ke) Saya bahwa semua peserta ini akan diberi peralatan (mesin kopi, dan aksesorisnya),” ungkap Jufri di tengah paparan materinya yang mengusung tema ekonomi kreatif, Senin malam (13/12/21).
Bahkan Jufri turut menambah janji untuk terjun langsung ke Jeneponto melihat hasil kerja para barista. Tentu berproses dulu, mulai dari pelatihan ini, lanjut dengan penyerahan peralatan, penyertaan modal, hingga supporting lainnya dari pemerintah setempat.
Pemerintah memberi ruang yang luas bagi Pelaku Coffee Shop untuk membuka kafe, warung kopi ataupun ragam jenis dan model coffee shop yang lain. Yang pasti, sudah ada janji kuat yang akan direalisasikan, peralatan dimaksud diantaranya berupa mesin kopi.
“Kalau mau lagi, kalau jadi mi (sudah jadi) nanti 30 kedai kopi, kita datang nanti ke Jeneponto. Kami nanti kesana bersama barista profesional,” tegasnya dengan gaya menantang agar terjadi akselerasi.
Berikutnya, dilakukan sertifikasi atas kompetensinya, sehingga akan benar-benar lahir barista-barista profesional. Dengan begitu kata Professor yang menggawangi Disbudpar Sulsel itu, para barista bakal mendapat kepercayaan yang lebih di mata konsumen dan masyarakat secara umum.
“Cuma Saya sarankan bu Kadis, ada juga namanya itu uji kompetensi. Supaya bisa ki (kita bisa) disertifikasi bahwa ini baristanya sudah tersertifikasi, kalau itu kita punya, sudah mi (selesai sudah/komplit),” imbuh Jufri dengan gaya khas Bahasa Makassar berdialeg Turatea.
Untuk makin menggaungkan produk kopi yang dimiliki Jeneponto berupa arabika, robusta, dan liberika, para barista dan pelaku usaha yang bergelut di dunia usaha kopi dapat berkolaborasi dengan jenis usaha lainnya. Baik berupa kolaboratif produk maupun layanan dan pemasaran.
“Mungkin kita kolaborasi ya dengan teman-teman lain di Jeneponto, berkolaborasi dengan produk lain. Buat strategi pemasaran yang jitu,” harapnya.
Pasalnya olahan minuman berupa kopi dan juga olahan makanan tak lain adalah bagian dari subsektor kuliner yang berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat selama tahun 2020, kuliner menyumbang 17 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia.
“Totalnya 1.100 Trilyun Rupiah PDB kita dari ekonomi kreatif sesuai data Focus Economy Outlook tahun 2020. Itu dari 3 komponen, fesyen, kriya, khusus kuliner sebesar 17 persen,” urai dia.
Itu termasuk racikan kopi dan olahan makanan, lagi-lagi hal tersebut dipertegas kembali Jufri kepada para peserta pelatihan. Harapannya mereka aktif berkegiatan, aktif beraktivitas dan aktif berusaha, sehingga memicu menurunnya konflik sosial di masyarakat.
“Teman-teman mainnya di sini (red: subsektor kuliner) khusus olahan makanan dan racikan kopi. Kalau teman-teman kita ada bisnis, usaha, tidak akan ada konflik. Jadi semua orang minum kopi, nikmat terasa, pulang ke rumah, maka semua tenang,” tuturnya.
Lantas, penyaksian Jufri atas janji Elly itu merupakan jawaban atas tantangan Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir dalam sambutannya di awal acara. Dia sekaligus membuka secara resmi pelatihan yang sedianya akan berlangsung hingga Rabu, 15 Desember 2021.
“Jangan sampai dilatih saja, jangan hanya keterampilan saja, coba berikan contoh bentuk satu kelompok, KSM atau apa namanya. Berikan satu alat, nantinya jadi acuan, ini lho perhatian Ibu Kadis Pariwisata,” ujar Paris.
Dia maksudkan bahwa masyarakat yang bergelut sebagai barista itu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Pada akhirnya bisa membuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha bagi yang lain untuk bersinergi membangkitkan industri kreatif di tengah Pandemi COVID-19 yang masih saja mendera negeri ini.
“Kita pemerintah betul-betul ingin melihat masyarakat kita berkembang. Tapi ingat, kalaupun sukses jangan lupakan Jeneponto,” pintanya.
Paris kemudian mengajak peserta menyimak materi agar menjadi ahli dan profesional meracik kopi. Elly dalam laporannya menyebut narasumber kedua setelah Kadisbudpar adalah Muh Faisal.
Dijadwalkan melakukan pelatihan langsung di hotel yang melekat kata smile itu pada Selasa besok (14/12/21). Adalah seorang barista profesional yang juga seorang mentor dan consultant coffee. (*)