AMBAE.co.id – Makassar. Gubernur Sulawesi Selatan (SulSel), HM Nurdin Abdullah bersama dan Wakil Gubernur SulSel, Andi Sudirman Sulaiman mengikuti kegiatan virtual Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Turut pula Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi SulSel, Hj Liestiaty F Nurdin dari Rumah Jabatan Gubernur SulSel pada Sabtu (30/01/21).
Dalam sambutannya, Nurdin Abdullah mengharapkan FIKP UNHAS terus tumbuh dan berkembang. Mendidik anak-anak bangsa dan membangun masa depan Indonesia dengan karya, kreatifitas dan inovasi dengan semangat kemajuan dan kebersamaan.
“25 tahun sebuah usia cukup dewasa dan mapan sebagai modal untuk meraih harapan lebih baik untuk mencapai dan menjadi FIKP terkemuka di Indonesia. Untuk itu saya mengajak civitas akademika untuk lebih berkontribusi terhadap daya saing Sumber Daya Manusia di SulSel khususnya dan Indonesia pada umunya dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia”, ujarnya.
Provinsi SulSel yang terdiri dari 24 Kabupaten/Kota serta memiliki 332 pulau. 5 kabupaten di antaranya tidak berbatasan wilayah pesisir.
75 persen wilayahnya merupakan wilayah pesisir dan laut. Sementara luas perairan sekitar 266.877 Km2 dengan panjang garis pantai mencapai 1.937 Km yang diyakini Nurdin Abdullah sebagai potensi luar biasa.
“Ini cukup memadai untuk kita kelola dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat”, kata dia.
SulSel juga punya komoditi potensial yakni udang sitto (windu) yang sebelumnya adalah ikon kebangaaan daerah ini. Bahkan menjadi bagian budaya, Gubernur SulSel kemudian berharap komoditi itu lebih berdaya saing ke depan.
Karenanya, dia mengajak semua pihak mengembalikan kejayaan udang sitto, kini dan selanjutnya. Baginya merupakan tugas banyak pihak, siapa kerja apa.
“Ini pernah menjadi peringkat kedua setelah minyak untuk penerimaan devisa negara kita”, jelasnya.
Dirinya mendorong riset dilakukan UNHAS sesuai kebutuhan. Alumni FIKP mesti mengaplikasikan ilmunya agar terintegrasi hilirasi industri perikanan yang lebih berjaya di SulSel.
Pada kegiatan itu, mengemuka kebutuhan alat tangkap yang lebih moderen dari sejumlah nelayan yang menyampaikan komentarnya. Nurdin Abdullah menanggapi dengan memaparkan kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) SulSel dalam penyediaan prasarana dimaksud.
Pihaknya telah berkolaborasi dengan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI). Kapal nelayan dengan teknologi moderen dibuat untuk digunakan nelayan.
Secara umum digambarkan, kapal tersebut memiliki kecepatan tinggi. Sedangkan biaya pembuatannya cukup rendah, namun didukung tempat penyimpanan hasil tangkap yang mumpuni.
“Kita harus pastikan para nelayan harus melek teknologi agar hasil tangkap lebih optimal. Nelayan ini terus kita bina sembari me-regenerasi kapal-kapal nelayan dan beberapa pelabuhan perikanan”, terang Gubernur SulSel yang juga Guru Besar UNHAS itu.
Pelabuhan Perikanan Beba yang juga telah diserahkan kepada Pemprov SulSel juga telah dilakukan pemetaan untuk penyediaan fasilitas pendukung bagi nelayan. Dan juga menyediakan sarana dan prasarana transportasi, air bersih dan jaringan listrik bagi warga pulau.
“Saya harap FIKP UNHAS berkontribusi terhadap pendidikan. Memberikan pula pemikiran untuk sektor kelautan dan perikanan kita”, imbuh dia yang akrab disapa NA.
Pada tatanan Pemerintahan, dirinya mengajak jajaran di UNHAS ikut ambil bagian untuk mengisi posisi jabatan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi SulSel. Dengan begitu akan semakin optimal implementasi keilmuan dan ruang untuk menuangkan buah pikiran terhadap peningkatan sektor perikanan dan kelautan.
“Mudah-mudahan ada salah satu tim kita di UNHAS yang berminat. Tentu ini peluang untuk membangkitkan kejayaan kita di SulSel”, tuturnya.
Senada harapan Rektor UNHAS, Dwia Aries Tina Pulubuhu. Menurutnya alumni FKIP bisa ambil peran strategis terhadap pembangunan di SulSel.
“FIKP harus terdepan mencapai Visi Misi UNHAS”, tegasnya.
Problematika masyarakat pesisir kata dia, tugas yang harus di selesaikan. Terutama untuk mengentaskan kemiskinan.
Karenanya, dia sepakat jika potensi di UNHAS bisa dioptimalkan. UNHAS juga membuka kelas vokasi, seperti wisata bahari di Kabupaten Barru, menyusul Kabupaten Selayar.
Dikesempatan sama, St Aisjah Farhum selaku Dekan FKIP menyebutkan bahwa selama ini telah banyak sumbangsih FIKP di tengah masyarakat. Sementara di sisi akademika, terus meningkatkan kualitas sistem dan juga kurikulum pembelajaran. (*)