AMBAE.co.id – Bantaeng. Gubernur Sulawesi Selatan (SulSel), HM Nurdin Abdullah pada Sabtu pagi (07/12/19) di Kabupaten Bantaeng terlihat berjalan kaki sejauh kurang lebih seperlima Kilometer atau sekitar 200 Meter.
Start dari Rumah Jabatan Bupati Bantaeng di Jalan Gagak Nomor 3, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, dia mengakhiri perjalanannya di Gedung Balai Kartini Bantaeng di Jalan Kartini.
Mantan Bupati Bantaeng 2 periode (2008-2013 dan 2013-2018) itu secara khusus mengunjungi Kabupaten Bantaeng guna menghadiri kegiatan puncak peringatan Hari Jadi Bantaeng (HJB) ke-765 tahun, tepatnya 7 Desember 2019 yang digelar sederhana dengan mengedepankan budaya dan kearifan lokal.
“Jadi Bapak Gubernur SulSel ke Bantaeng untuk menghadiri acara Hari Jadi Bantaeng yang ke-765 tahun”, jelas Staf Khusus Gubernur SulSel, Bunyamin Arsyad kepada AMBAE sehari sebelumnya, Jum’at malam (06/12/19).
Senada dengan kegiatan dimaksud, Gubernur mengenakan pakaian adat khas SulSel yakni Baju Labbu (Baju Panjang) untuk sisi atas dan Lipa’ Sabbe (Sarung Sabbe) di sisi bawah. Sedikit menyerupai sarung yang dikenakan masyarakat Suku Melayu, bedanya untuk adat Makassar pada khususnya, sarung dikenakan menutupi seluruh bagian kaki.
Baju Labbu dan Lipa’ Sabbe yang dikenakan Gubernur yang karib disapa “NA” berwarna dasar biru laut. Ditambah tutup kepala yang disebut Songko’ Guru yang kental dengan warna emas serta payung kerajaan berwarna merah yang menandakan jika NA benar seorang Karaeng (Raja).
NA yang bergelar Raja Bantaeng ke-XXXVII pada pagi itu jalan bersama Pangdam XIV Hasanuddin, Surawahadi, Bupati Bantaeng, H Ilham Azikin, Wakil Bupati Bantaeng, H Sahabuddin dan sejumlah pejabat daerah berjuluk Butta Toa (Tanah Tua) yang sebagian besar berseragam jas berwarna putih.
Termasuk Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodam XIV Hasanuddin, Hj Endang Surawahadi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Hj Sri Dewi Yanti dan Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bantaeng, Hj Rahmah Arsyad yang juga mengenakan pakaian berwarna biru khas perempuan berupa Baju Bodo (Baju Pendek) dan Lipa’ Sabbe. (*)