AMBAE.co.id – Bantaeng. Seakan wajib bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Bantaeng, sebuah ritual untuk mengawali bulan suci Ramadhan. Seperti halnya sebelum memasuki puasa Ramadhan tahun 1440 Hijriyah, tepatnya Minggu (05/05/19).
Sejak Minggu pagi Rahman yang karib disapa Om Mang disibukkan dengan panggilan ke rumah-rumah warga. Dirinya dimandat untuk memanjatkan do’a kepada Sang Khalik Allah Swt.
Harapannya dapat memasuki, menjalani dan melaluo bulan suci Ramadhan dengan penuh keberkahan. Dan kembali dapat dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.
Dimudahkan menunaikan beragam ibadah baik wajib maupun sunnah khususnya ibadah Puasa, Shalat dan Zakat yang diwajibkan. Untuk itu di rumah warga telah disiapkan makanan dan minuman yang siap diberkati sang Guru Mang.
Masyarakat Kabupaten Bantaeng pada khususnya menyebutnya dengan “Ammuntuli Bulang” atau “Menyambut Bulan”. Tentunya yang disambut bulan suci Ramadhan.
Tak hanya satu rumah, Guru Mang benar-benar sibuk hingga menjelang Shalat Tarwih pertama dilaksanakan, sebagian warga malah Ammuntuli Bulang sehari, 2 hari atau 3 hari sebelumnya. Di Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng warga mengenal guru lainnya bernama Daeng Maing atau Palara.
Tradisi ini turun temurun dilaksanakan dan telah membudaya di kalangan Suku Makassar termasuk Bantaeng. Ammuntuli Bulang juga dijadikan ajang bertemunya sanak keluarga, handai taulan dan tetangga pada satu kesempatan sama.
Silaturahmi dirajut dan diperkuat melalui tradisi ini. Seluruh yang hadir senantiasa menikmati hidangan makanan maupun minuman yang disajikan pasca diberkati dengan do’a-do’a bernuansa Islami.
Salah satu makanan favorit adalah Palopo’ terbuat dari beras ketan dimasak dengan santan lalu disajikan dengan gula merah cair yamg sudah dicampur dengan telur kocok.
Disamping itu ada baje’, pisang panjang, onde-onde, ka’do’ massingkulu’, cucuru’ dan banyak lagi makanan yang menjadi ciri khas Ammuntuli Bulang. Kesemua itu mengandung makna mendalam, secara umum menjadi harapan agar perjalanan hidup selama Ramadhan yang bernilai ibadah senantiasa sejuk, aman, nyaman dan penuh kegembiraan.
Di daerah lain mungkin saja tradisi serupa masih dapat dijumpai meski dengan suasana, kondisi dan ciri berbeda. Namun masih kental diaplikasikan di tengah hiruk pikuk modernisasi serta kemajuan zaman yang serba digital.
Saban hari, kawan-kawan ingin merasakan suasana menjelang Ramadhan seperti itu dapat mengunjungi Bantaeng. Sebuah daerah administrasi Kabupaten di bagian Selatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Jika dilirik di peta Pulau Sulawesi, maka Bantaeng tepat berada di telapak kaki pulau ini yang menyerupai huruf “K” dan lebih mirip salah satu kaki manusia yang sedang berpijak ke bumi. (*)