AMBAE.co.id – Makassar. Salah satu operator perjalanan (travel operator) menyambangi Gedung MULO di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 23, Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar pada Rabu, 20 Juli 2022. Menemui Professor Priskologi kenamaan yang kini menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) yakni Prof Muhammad Jufri.
Adalah DMC (Destination Management Companies) and Tour Operators, diwakilkan oleh Sales Director Touch Down DMC Asia Pacific, Mrs Shelly Smith. Dia didampingi Ketua DPD ASTINDO (Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Travel Agent Indonesia) Sulsel, Nurhayat dan Ketua DPD GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Sulsel, Suhardi.
Kedatangannya dijelaskan Nurhayat dalam rangka menyampaikan gagasan untuk membangun kerjasama terkait kepariwisataan. Dua daerah yakni Sulsel dan Afsel (Afrika Selatan) layak disinergikan untuk meningkatkan kunjungan wisata.
“Harapan kita terjalin kerjasama pariwisata antara Sulawesi Selatan dengan Afrika Selatan,” singkat Nurhayat di awal audiensi di Ruang Kerja Prof Jufri.
Betapa tidak, di Cape Town, Afsel terdapat pusara Syekh Yusuf, yang disebut dengan Kramat Of Sheikh Yusuf Al-Makassari, sebagai salah satu destinasi wisata. Mengingat Pahlawan sekaligus Ulama tersebut meninggal dunia di Zandvliet (kini Macassar), Afsel.
Sementara, makamnya kini diketahui berada di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel. Syekh Yusuf Tuanta Salamaka meninggal pada 23 Mei 1699.
“Ada keterikatan yang kuat antara Sulsel dan Afsel. Syech Yusuf yang berasal dari Sulsel adalah penyebar agama Islam di Afsel,” terangnya.
Malah lanjut Nurhayat, ribuan keturunan Sulsel menempati negeri Nelson Mandela itu. Lantas, pertemuan bersama Kadisbudpar Sulsel ini akan berlanjut dengan mendudukkan sekira 30 travel agent yang ada di Sulsel guna membahas teknis kerjasama kepariwisataan.
“Semoga dengan adanya komunikasi dan pertemuan dengan sejumlah travel agent, industri pariwisata khususnya antara Sulsel dan Afsel bisa berjalan,” kunci dia.
Ditambahkan Mrs Shelly Smith, bahasa Makassar masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Makin memperkuat peluang kerjasama kedua daerah, sehingga wisatawan yang berkunjung ke dua daerah ini dapat menggali lebih dalam sejarah yang saling tertaut sejak lama.
“Sebagian di Afrika Selatan masih memakai bahasa Makassar,” kata Shelly melalui penerjemahnya.
Jufri dalam pernyataannya, menyambut baik kedatangan utusan DMC Asia Pacific. Kebangkitan pariwisata menurutnya membutuhkan kolaborasi dan sinergitas dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk asosiasi pariwisata.
“Kenapa tidak, ini penting sekali kita dukung demi bangkit dan berkembangnya pariwisata Indonesia, utamanya pariwisata Sulawesi Selatan. Mudah-mudahan, kunjungan wisatawan mancanegara semakin meningkat, seiring pandemi yang terus melandai menuju endemi dan masa normal ya,” harap Prof Jufri.
Diketahui, organisasi yang mewadahi Shelly ini didirikan tahun 2015. Secara global bernama 1 DMC World, merupakan perusahaan manajemen destinasi dan operator tur profesional, sejauh ini tersebar di lebih dari 100 negara. (*)