AMBAE.co.id – Makassar. Andi Etty Cahyani, S.Pd, sejak 2 Juni 2022, resmi menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) UPT SPF SD Negeri Parinring, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Kepala sekolah kelahiran Sinjai, 19 Maret 1973 itu, menggantikan Sukaerah Raba, S.Pd, yang telah purnabakti.
Serah terima jabatan (Sertijab) dari Sukaerah Raba sebagai kepala sekolah lama kepada Andi Etty Cahyani sebagai kepala sekolah baru, berlangsung sederhana namun unik. Acara sertijab di sekolah yang beralamat di Jalan Tamangapa Raya 5 Nomor 40 C itu, ditandai dengan penyerahan stempel sekolah.
“Penyerahan stempel sekolah itu sebagai simbol saja,” jelas guru yang akrab disapa Bu Andi Etty itu.
Acara sertijab ini dihadiri oleh Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Manggala, Dra Hj Singara, M.Pd, pendidik, dan tenaga kependidikan SD Negeri Parinring. Pada kesempatan itu dilakukan perkenalan termasuk membicarakan penilaian akhir tahun (PAT) untuk melihat prestasi siswa di pengujung semester.
Sebelum diberi amanah sebagai Plh SD Negeri Parinring, Andi Etty Cahyani, merupakan guru kelas di SD Negeri Borong, yang juga berada di Kecamatan Manggala. Dia mulai mengajar di sini sejak tahun 2017. Selain menjalankan rutinitas sebagai guru, dia juga diberi kepercayaan oleh Kepala SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, sebagai bendahara sekolah.
Bu guru yang hobi bernyanyi dan memasak ini, sebelumnya pernah mengajar di SD Inpres Gunung Sari Baru. Sekolahnya itu berada di Kompleks Gubernur Jalan Letjen Hertasning, Makassar.
Alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, mulai mengabdi sebagai guru pada tahun 1996. Dia pertama kali mengajar di SD Negeri 209 di Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
“Dari rumah ke sekolah untuk mengajar, Saya mesti menyambung angkot dua kali,” kisah Andi Etty mengenang.
Kala itu, diantara semua guru yang mengajar di SD Negeri 209, rumahnya yang paling jauh. Bagaimana tidak, sekolahnya berada di Sinjai Selatan, sedangkan rumahnya di Sinjai Timur.
Pengalaman mengajar di sekolah pertamanya itu dia bagikan dalam buku “Kabar dari Sekolahku”, Praktik Jurnalisme Sekolah di SD Negeri Borong, terbitan tahun 2020. Buku ini ditulis oleh Hendriati Sabir dan Rusdin Tompo, seorang penggiat literasi.
Dari sekolah pertamanya, yang menurutnya serba terbatas itu, dia mendapat banyak pengalaman. Kadang, dia mesti mengajar mulai kelas 1 sampai 6. Kalau musim panen, murid lebih memilih bekerja daripada belajar di kelas.
“Mau tidak mau, sebagai guru, kami mencari murid-murid sampai ke rumahnya,” cerita Andi Etty.
Lumayan, katanya, kalau pada saat-saat begitu, ada 3 anak yang hadir di kelas. Namun, apapun kondisinya proses belajar mengajar harus tetap berjalan. Begitulah komitmennya sebagai guru, yang hendak memajukan pendidikan dan melihat keberhasilan anak-anak didiknya.
Dari SD Negeri 209 di Kabupaten Sinjai, Andi Etty pindah ke SD Inpres Gunung Sari Baru, lalu pindah lagi ke SD Negeri Borong. Dia kemudian mengikuti seleksi Calon Kepala Sekolah (CKS) yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Bersama CKS yang lain, dia ikut kegiatan pendidikan dan latihan (diklat), yang diadakan tahun lalu. Sebagai CKS, pada tahapan akhir, mereka membuat 3 rencana tindak lanjut (RTL). Yakni, Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK), Kajian Manajemen (KM), dan Peningkatan Kompetensi (PK). Materi tentang RTL ini sudah ditayangkan di channel YouTube Andi Etty Cahyani.
Begitulah karier yang dirintis Andi Etty sebagai seorang guru yang kemudian mendapat amanah sebagai Plh SD Negeri Parinring. Sebagai kepala sekolah, dia melihat ada banyak aspek yang mesti dibenahi dari sekolahnya. Bukan cuma fisik dan fasilitas sekolah, tapi juga terkait kinerja dan soliditas guru.
“Untuk membenahi dan memajukan sekolah ini, hanya bisa dilakukan jika ada kebersamaan antara semua warga sekolah,” imbuhnya. (*)