Ditemui Unit Museum, Kadisbudpar Sulsel: “Kasi Tau” Mas Menteri Untuk Kita Support 24 Kabupaten/Kota

 

Permintaan Jufri ke Nadiem Makarim.
Muhammad Jufri (kiri) menyimak pra presentasi ke Kemendikbud Ristek (19/11/21).

AMBAE.co.idMakassar. Usai Shalat Jum’at, Muhammad Jufri kembali menerima jajarannya di ruang kerjanya untuk membahas sejumlah agenda kedinasan. Tampak Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Andi Hasnul Hasanuddin didampingi Kepala Seksi Museum dan Cagar Budaya, Purmawati dan seorang Juru Pelestari Cagar Budaya, Dhanty Nugra Hardianti.

Bersama itu, hadir Zainal Arifin Abidin selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya Benteng Somba Opu (BSO). Dia didampingi Kepala Seksi Pengkajian dan Penyajian Seni, Dewati dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Al Azhar.

Jufri saat itu menitipkan pesan melalui jajarannya untuk menyampaikan permintaan kepada Mendikbud Ristek RI (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia), Nadiem Makarim. Sekaligus masukan untuk Pemerintah Pusat agar dalam perencanaan pembangunan melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) memperhatikan 24 Kabupaten/Kota yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Susel).

“Mohon sampaikan masukan Saya, mudah-mudahan nanti sampai ke Mas Menteri (red: Mendikbud Ristek). Kasi tau (beritahu) supaya ada perhatian lebih ke Kabupaten dan Kota, memberikan supporting-nya, kita juga bisa melibatkan daerah dalam kegiatan kita,” tegas Kadis bergelar Professor itu pada Jum’at (19/11/21).

Serentak dijawab “iya pak” oleh keenam bawahannya. Yang mana dalam waktu dekat akan terbang ke Jakarta untuk mempresentasekan usulan program dan kegiatan Disbudpar Sulsel utamanya 2 unit kerja tersebut.

Read:  Siapa Bilang Sulit Magang Pariwisata?

Adalah Bidang Sejarah dan Cagar Budaya dan UPT Taman Budaya BSO. Keduanya berkaitan erat dengan pengembangan, pemeliharaan, dan pelestarian Museum Karaeng Pattingalloang beserta koleksi di dalamnya.

Termasuk Sumber Daya Manusia (SDM), dalam uraian perencanaannya kembali akan menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih mengenal museum dan benda-benda bersejarah yang tersimpan di museum. Jufri berharap dari tahun ke tahun ada peningkatan kualitas serta cakupan sasaran yang lebih kompleks.

“Misalnya untuk kegiatan sosialisasi, kalau bisa pesertanya jangan itu-itu terus. Maksud Saya, libatkan juga pelajar dan milenial dari 24 Kabupaten/Kota kalau memang targetnya anak sekolah,” pinta Jufri.

Begitu pun untuk kegiatan lain, dia berharap tidak berhenti dengan menargetkan warga masyarakat Kota Makassar semata sebagai peserta. Sulsel kata Jufri saat diwawancarai AMBAE, adalah pendelegasian dari 24 daerah yang ada sekaligus koordinator untuk memberikan rasa adil dan merata terhadap daerah yang ada.

Read:  Kapal Pesiar Sun Princess Antar 2.107 Wisman Masuki SulSel

Dia mengutip pernyataan HM Nurdin Abdullah sebagai Gubernur Sulsel di tahun 2018 lalu, bahwa Sulsel tidak boleh menjadi Kabupaten ke-25. Sehingga peran Disbudpar Sulsel sebagai leading sector dari kebudayaan dan kepariwisataan benar-benar mewujud layaknya orang tua kepada anak-anaknya.

Permintaan itu menurutnya sebagai masukan atas kegundahan dan kegelisahan hatinya. Berharap dapat memajukan Sulsel lebih jaya lagi ke depan dengan inovasi yang kiranya dapat direspon Pemerintah Pusat melalui kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Tadi Saya disampaikan, sejauh ini kita belum bisa hadirkan pelajar dari daerah sebagai peserta sosialisasi, ini salah satu contoh kegiatan kita. Jadi, teman-teman wajib mengikuti Juknis (Petunjuk Teknis) yang ada,” pungkasnya.

Masukannya itu pun tertuju pada revisi Juknis yang menyertai serapan anggaran nantinya. Meski begitu, Jufri tetap menyerahkan kewenangan kepada Pemerintah Pusat.

“Tentu kita tetap tunduk dengan aturan yang ada. Nah, ini momentnya Saya kira, teman-teman diminta presentasi di pusat nanti, Saya minta teman-teman menyampaikan ini supaya diteruskan ke Mas Menteri yang terhormat di Jakarta,” tutur dia di Gedung MULO, Kota Makassar.

Hal lain dibahas dalam pertemuan itu terkait supporting terhadap museum yang ada di daerah. Demikian pula koleksi-koleksi museum yang sudah seharusnya didokumentasi dan diarsipkan ke dalam media digital.

“Kita fokus, bagaimana agar museum di-digitalisasi. Pengunjung bisa melihat koleksi yang ada sebelum ke museum. Tapi kita juga tetap aktif memperkenalkan lalu mengajak dan memberi pemahaman bahwa ke museum itu sensasinya beda dibanding cuma melihat dari gadget yang kita punya ya,” kata Jufri.

Pada kesempatan sama, Purmawati melaporkan kegiatan yang sementara dijalankan unit kerjanya sejak tanggal 15 hingga 25 November mendatang yakni “Belajar Bersama di Museum Karaeng Pattingalloang” yang ditempatkan di kawasan BSO di Kabupaten Gowa. Sedangkan Zainal melaporkan bahwa timnya baru saja mendarat, kembali dalam perjalanan mengikuti event Temu Karya Taman Budaya (TKTB) se-Indonesia ke-XX (16-18 November) di Kota Bandar Lampung. (*)