AMBAE.co.id – Bantaeng. Semakin bergulir, Kemah Buku Kebangsaan (KBK) menghadirkan Narasumber dari Kabupaten Bulukumba. Adalah Fina Irmawati Syam, Pemuda Pelopor Bidang Teknologi Nasional yang berhasil mengembangkan robot bersama komunitasnya.
Di KBK Jilid III, dia berbagi ilmu dan pengetahuan kepada peserta selama kurang lebih 1 jam. Dia banyak menginspirasi peserta bahwa membuat dan mengembangkan robot tidaklah harus berangkat dengan basic pendidikan menguasai bahasa program.
“Saya harusnya menjadi Guru Matematika karena latar belakang Saya dari jurusan Matematika. Saya resign dari tempat kerja di Jakarta, kembali ke kampung dan Alhamdulillah berhasil mengembangkan robot”, ungkapnya, Sabtu siang (26/10/19).
Dikesempatan itu, seorang peserta bertanya kepada Fina. Dengan nada cukup serius, dia yang tidak gamblang mengungkapkan identitasnya mendahului pernyataannya dengan himbauan agar Fina mereplikasi komunitasnya dan ilmunya ke daerah lain termasuk Bantaeng.
“Semoga bisa, komunitas dan ilmunya direplikasi ke daerah lainnya termasuk Bantaeng. Pertanyaan Saya, adakah alat untuk mendeteksi jodoh?”, tanya dia disambut gelak tawa dan tepuk meriah peserta KBK lainnya.
Mengusung tema “Kelas Kerajinan Tangan” dalam pemaparannya, Fina menegaskan agar generasi saat ini tidak sekedar menjadi pengguna saja. Lebih penting kata dia, pemuda pada khususnya menjadi maker atau pembuat dan pencetus.
“Di era industri 4.0 kita tidak hanya dituntut menjadi pengguna tetapi jadilah maker. Gilalah, segila-gilanya sampai gilamu tidak terbatas”, imbuhnya.
Tahun 2016 silam, Fina berhasil mengembangkan alat pendeteksi ikan. Hingga saat ini masih digunakan para nelayan.
Hebatnya lagi, sudah terkoneksi dengan ponsel. Sehingga nelayan tidak harus bolak balik dari laut ke darat.
“Yang penting mau gila, kolaborasi itu penting. Hidup ini cuma sekali dan sekali itu harus berarti”, ujarnya.
Tagline tersebut menguatkan Fina dan komunitasnya untuk semakin kreatif berkarya mencipta dan mengembangkan robot. Salah satu sekolah di Bantaeng yang dibimbingnya adalah SMA Negeri 4 Bantaeng.
Asdar selaku Pembina SMA Negeri 2 Bantaeng bangkit dari peraduannya sebagai salah seorang peserta KBK. Dari dalam tenda dia menuju Panggung Merdeka dengan sebuah pertanyaan.
“Apa langkah untuk mengaplikasikan itu di lingkungan kami. Sekedar informasi, waktu kuliah kami diajari program tentang bagaimana rumus segitiga, kami tinggal memasukkan alas dan tinggi saja sudah ketahuan hasilnya”, urai Asdar.
Fina kemudian mengajak Asdar dan seluruh peserta KBK untuk membuka ruang kepadanya agar bisa kembali datang ke Bantaeng dikesempatan berbeda. Termasuk kata Fina, dia akan terus berada di SMA Negeri 4 Bantaeng sampai dihelatnya Pekan Ilmiah. (*)