Jadi Narasumber Urutan Kedua, Atte: Jangan Mau Dipecundangi Teknologi

Technical Assistance SLRT paparkan materinya di Kemah Buku Kebangsaan Jilid III.
Andi Shernylia Maladevi memaparkan materinya dihadapan peserta KBK III (26/10/19).

AMBAE.co.id – Bantaeng. Kemajuan teknologi dewasa ini patut disadari telah merambah hingga ke dalam wilayah paling privat. Dulu kita hanya melihat teknologi sebagai sebuah kemustahilan.

Beda halnya kini, sesama penghuni kamar yang sama pun dapat dibutakan dengan teknologi. Sebut saja ponsel pintar dengan sejuta aplikasi tertanam didalamnya.

Atte menghimbau agar teknologi tidak sampai mempecundangi para penggunanya. Lebih parah lagi ketika mereka yang tidak bersentuhan langsung perangkat teknologi ikut dipecundangi.

“Jangan mau dipecundangi kemajuan teknologi. Kita seharusnya mampu menjadikan perangkat teknologi sebesar-besarnya untuk hal positif dan menguntungkan diri kita”, tegasnya pada Sabtu siang (26/10/19).

Perempuan bernama lengkap Andi Shernylia Maladevi itu mengajak peserta KBK (Kemah Buku Kebangsaan) Jilid III di Trans Muntea, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere untuk menjadi teladan bagi keluarganya. Lebih khusus kepada para anaknya agar keturunannya menjadi generasi hebat menuju generasi emas Indonesia.

“Sebagai orang tua yang baik, metode pembelajaran yang baik adalah keteladanan. Buatlah diri kita lebih peduli, ketahanan keluarga itu penting”, imbuhnya.

Atte mendapat kesempatan berbicara sebagai Narasumber di urutan kedua untuk materi bertema “Kepedulian Sosial dan Revolusi Industri 4.0”. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Satker TKPKD dan juga Technical Asistance SLRT (Sistem Layanan Rujukan Terpadu) Kabupaten Bantaeng.

Read:  Roti Labu Digandrungi Peserta KBK III 2019

Baginya teknologi adalah media untuk lebih maju lagi tanpa meninggalkan kehidupan sosial budaya yang menjadikan manusia lebih beradab dan penuh kebersamaan.

Di akhir pemaparannya, Atte membagikan novel hasil karyanya kepada peserta KBK yang sanggup merespon dengan benar pertanyaan demi pertanyaan darinya.

Atte juga dikenal sebagai seorang Novelis yang telah menerbitkan 3 buah novel yakni Titisan Cinta Leluhur, Djarina dan Surat Cinta Untuk Djarina. (*)