AMBAE.co.id – Makassar. Ajang Pemilihan Puteri Anak Indonesia (PAI) dan juga Puteri Remaja Indonesia (PRI) untuk tahun 2022 kembali bergulir. Para finalis mendapatkan pembekalan dari sejumlah mentor profesional di bidangnya.
Satu diantaranya, Muhammad Jufri selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel). Professor kenamaan Sulsel itu membekali finalis dengan ilmu pengetahuan kepariwisataan.
Termasuk kebudayaan, ekonomi kreatif, serta subsektor yang melingkupi ketiga sektor tersebut. Dikatakan bahwa puteri anak dan remaja ini sepatutnya memahami potensi budaya, pariwisata, ekonomi kreatif sebagai modal untuk mengenalkan lebih populer lagi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Sulsel kepada khalayak.
Terlebih kepada wisatawan, yang mana peran milenial itu diharapkan membantu Disbudpar Sulsel dan stakeholder lain. Milenial kata Jufri, punya kans tersendiri, punya strategi jitu di tengah dasyatnya teknologi, karena mampu menerjemahkan kondisi kekinian yang cenderung tidak kaku dan tidak formal.
“Atta Halilintar, sekarang mungkin barulah banyak usahanya. Tapi ketahuilah, Atta ini besar karena dia YouTuber, follower-nya banyak. Apa saja yang di-posting, langsung dilihat jutaan bahkan ratusan juta orang-orang yang follow, yang belum follow pun bisa (melihat postingan-nya) karena kepopulerannya,” terang Jufri.
Dalam materinya yang dipaparkan tanpa slide presentasi, tanpa narasi tertulis sedikit pun, Jufri menjelaskan program prooritas dan strategia yang dijalankan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf/Baparekraf RI, yakni desa wisata. Program itu saling tertaut dengan sektor budaya dan sektor ekonomi kreatif.
Mereka yang sebentar lagi akan menyandang gelar sebagai Puteri Anak Indonesia dan Puteri Remaja Indonesia sejak dini mesti memahami pariwisata Sulsel. Bukan hanya potensi di daerah Kabupaten/Kota asalnya.
“Pembekalan hari ini bukanlah paling lengkap. Nanti akan kita tambahkan lagi, sembari adik-adik memperdalam pengetahuan dari internet dan sumber-sumber lain,” imbuh sang Professor.
Dia yang juga didampingi Plh (Pelaksana Harian) Kepala Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif, Bruno S Rantetana, sekaligus Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, mengajak para finalis bertandang ke Gedung MULO, induk dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang dipimpinnya. Sejumlah informasi menanti untuk dicerna dan dipahami, mulai dari alur penyediaan, pengembangan, dukungan, sinergitas, kolaborasi, hingga promosi dan pemasaran.
“Kalau ada waktu, adik-adik puteri dibawa, diantar ke kantor (red: Gedung MULO). Kita punya informasi 24 Kabupaten dan Kota,” kata dia.
Pembekalan yang berlangsung sehari di Museum La Galigo, Benteng Rotterdam, Kota Makassar pada Sabtu, 23 Juli 2022 itu diawali dengan materi Psikologi. Disampaikan oleh Eva Meizara Puspita, dilanjutkan materi Beauty Class dari Maia Arifin Dewang dan Emina.
Tak lupa mengarahkan mereka mengunjungi Museum La Galigo untuk mempelajari koleksi di dalamya. Sehari sebelumnya (22/07/22), panitia menantang finalis menunjukkan kemampuannya dalam olah seni, bakat, dan olah raga.
Sementara Grand Final PAI/PRI 2022 bakal digelar di The Liquid Claro Hotel Makassar pada Minggu, 24 Juli 2022. Berikutnya menyiapkan Puteri Anak dan Puteri Remaja untuk berkompetisi di tingkat nasional. (*)