AMBAE.co.id – Makassar. Memasuki pekan kedua usai Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Badan Pengelola Geopark Nasional Maros-Pangkep (BP GNMP) kembali menderapkan langkahnya guna meraih predikat UNESCO Global Geopark (UGG). Yang mana telah menyandang predikat National Geopark sejak 2015.
Dedi Irfan selaku General Manager (GM) GNMP membeberkan, di hari ke-35 berikutnya akan dilangsungkan assessment (penilaian) terhadap Geopark Maros-Pangkep. Dua Asesor UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) bakal berkunjung melihat dari dekat kondisi di lapangan.
Tindak lanjut dari dokumen-dokumen dossier yang telah dikirimkan sebelumnya. Untuk kemudian, melalui assessment itu diharapkan bertambah lagi UGG di Indonesia.
“Brief Summary Assessment Geopark di Indonesia mulai tanggal 8 juni dan berakhir tanggal 18 juni 2022. Assessment Geopark Maros-Pangkep tanggal 14 sampai 18 Juni. Asesor yang akan datang, Ms Martina Paskova dan Mr Jakob Walløe Hansen,” ungkap Dedi di Ruang Rapat Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel), Selasa (10/05/22).
Ms Martina Paskova merupakan senior evaluator UNSECO, sementara Jakob Walløe Hansen adalah General Manager Geopark Odsherred yang berlokasi di Denmark.
Lanjut diterangkan, UNESCO menerjunkan Asesor ke Indonesia tahun ini dalam 3 gelombang. Dua gelombang untuk melakukan revalidasi setelah 4 tahun UGG bagi beberapa geopark dan 1 gelombang untuk assessment.
“3 gelombang Asesor. Pertama, assessment (Geopark) Maros-Pangkep dan (Geopark) Ijen. Kedua, revalidasi setelah masa 4 tahun untuk (Geopark) Rinjani dan (Geopark) Batur. Ketiga, revalidasi (Geopark) Ciletuh Pelabuhanratu,” jelasnya.
Untuk assessment sendiri, Dedi menyebutkan besar kemungkinannya dilakukan di sesi kedua terhadap Geopark Maros-Pangkep. Sebagaimana itinerary yang dipaparkan di hadapan Kepala Disbudpar Sulsel, Muhammad Jufri bahwa assessment lebih awal di Geopark Ijen pada tanggal 9 hingga 13 Juni 2022.
Persiapan demi persiapan terus dilakukan. Termasuk berkoordinasi dengan banyak pihak mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten, serta stakeholder terkait. Hari ini kata Dedi, momen tepat berkoordinasi dengan Disbudpar Sulsel yang dihadiri langsung Kepala Dinas.
Tampak pula Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Andi Hasnul Hasanuddin, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Patarai A Burhan GS, Kepala UPT Museum Mandala dan Societeit de Harmonie, Takdir H Wata, dan Kepala Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata (PDTW) pada Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Muhammad Fikri Janhari.
“Seyogyanya pasca Idul Fitri ini kita gaspol. Saya berharap paling lambat minggu depan bisa bertemu kembali bersama Bappeda untuk mempertemukan semua OPD yang lain serta Pemerintah Kabupaten Maros, Pemerintah Kabupaten Pangkep oleh Bappeda Provinsi,” kunci Dedi.
Waktu terus berjalan kata dia, pertemuan hari ini mempertegas kesiapan menyambut kedatangan Asesor. Lebih penting lagi kesiapan pada saat penilaian yang sedianya efektif berlangsung 3 hari di kawasan karst Maros dan Pangkep.
Muhammad Jufri yang meminpin rapat bertajuk Brief Summary “The Assessment of UNESCO Geopark Assessor in Indonesia” itu mengatakan, kaborasi semua pihak sangat dibutuhkan. Assessment ini bukanlah semata tanggung jawab Badan Pengelola maupun Disbudpar Sulsel, sehingga tiap unsur mengambil peran dan tanggung jawab sesuai porsinya.
“Ini kesempatan yang baik kita berdiskusi dalam rangka mempersiapkan kedatangan Asesor UNESCO. Mudah-mudahan sudah ada pembagian tugas, kemudian ditindaklanjuti lagi dengan pertemuan intens bersama Pemkab Maros, Pangkep, supaya kita bisa bergerak bersama untuk penyambutan dan proses penilaian nanti,” tegas Jufri.
Kadis bergelar Professor itu menginstruksikan agar memperhatikan dengan seksama tiap detail proses assessment mulai penjemputan hingga Asesor selesai melakukan assessment. Dirinya juga mendukung Dedi yang akan menyiapkan time keeper agar seluruh proses dapat berjalan sesuai initerary yang telah disepakati.
“Kita sangat berharap apa yang dibuat dengan setup waktu sangat ketat itu bisa kita jaga betul. Apa yang kita susun lewat matriks ini bisa kita pahamkan betul kepada semua tim,” imbuhnya.
Menambah adrenalin Asesor dalam menilai nantinya, Jufri menegaskan pentingnya menghadirkan seni dan budaya khas Sulsel selama assessment, seperti tari gandrang bulo. Unsur lain yang minta dilibatkan yakni Duta Wisata agar mewujud perannya dengan gelar yang disandangnya kini. (*)